Chapter 8 : His Brother

2.4K 178 11
                                    

[Revisi]

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote maupun komentar kalian sangatlah berharga 😊

Oke, selamat membaca!

🌊 🌊 🌊

Oilien Feyna Aksana POV

"Kenapa kau bisa tahu aku ..." Mulutku membisu tiba-tiba. Namun yang lebih aneh adalah ketika ia malah mengatakan ...

"Bagaimana bisa aku tidak mengenalmu?"

Sungguh, aku benar-benar dibuat bingung oleh tokoh penting sejarah Victorian ini. Ya, itu kalau dia memang Sir Edrick seperti yang dikatakan. Namun jujur saja, aku percaya, sulit untuk berbohong padaku dengan menyerupai leluhur seperti itu tanpa alasan pasti. Jelas ia memiliki alasan untuk muncul di hadapanku.

Mungkin aku memang ditunjuk menjadi pahlawan dunia ini.

Oh, aku dan pikiran kecilku.

"Bagaimana bisa begitu?" tanyaku lagi.

"Karena aku sudah menduga ini akan terjadi." Bulu mata lentiknya menyapu berbagai pandangan. Sempat ia melirik ke arah teman sekelompokku tidur, lalu tersenyum samar.

"Apa kau pernah mendengar perkataan, 'jangan melihat sesuatu dari penampilannya'?"

Refleks aku mengangguk. Bukankah kata-kata itu sangatlah populer?

"Itulah yang terjadi padaku."

Eh?

"Aku selalu diasingkan, dinomorduakan, dan selalu dipandang sebagai pribadi yang buruk di buku sejarah duniamu. Benarkan?" tanyanya dengan senyuman sendu.

Tentu saja aku langsung mengangguk tipis. Memang benar itu terjadi. Aku memang pernah mendengar sejarah bahwa Sir Edrick bertengkar dengan Sir Levion hanya untuk merebut kekuasaan milik Sir Levion. Sayang sekali, beliau dikalahkan oleh Sir Levion dengan kekuatannya yaitu Red Eyes. Akhirnya Sir Edrick membuat kekuatan terlarang itu, bloody control untuk menyerang balik Sir Levion.

Kelanjutannya? Sir Levion sekarat. Beliau hampir tidak bisa bertahan apabila adiknya, Lady Gloretha, tidak mencegah kakaknya sendiri untuk membunuh Sir Levion. Akhirnya, Sir Edrick menyerah dan pergi meninggalkan Victorian tanpa ingin kembali merebut kerajaan lagi.

"Bagaimana bila itu bukanlah kejadian sebenarnya? Apa kau akan percaya?" tanyanya dengan seulas senyum yang ditampakkannya padaku.

Aku mengedikkan bahuku tanda aku tidak mengerti. Lelaki itu berdecak, lalu menghembuskan napas malas. "Benar-benar mirip denganku."

Hah? Maksudnya?

"Levion, adikku itu, dia memang licik. Jujur saja, seribu kali lebih baik aku merendam tubuhku di lahar panas, ketimbang menyakiti saudaraku sendiri akibat ingin merebut kekuasaan miliknya." Lelaki itu terkekeh sendu, matanya menerawang ke udara. "Aku tidak pernah berbuat begitu."

Sebentar, aku rasa aku ingin berpikir lebih normal dari biasanya. Namun semua kejadian ini sama sekali tidak terdengar normal!

"Kekuatanmu, Red Eyes. Itu salahku," ucapnya dilanjutkan kekehan itu lagi. Maksudnya apa sih? Kenapa ia terus mengatakan hal yang random begitu?

"Bagaimana bisa begitu?" tanyaku dengan lirih. Ketika lelaki itu mengayunkan tangannya di udara dengan gerakan memutar, aku mendudukkan diriku di atas rerumputan. Kulihat air danau mulai memperlihatkan keajaiban. Terlihat dua sosok pria dan satu orang wanita muncul dari air yang digerakkan lelaki ini dengan kekuatannya. Salah satu dari mereka kukenali. Ya, dia adalah lelaki di dekatku saat ini, lelaki yang mengaku dirinya Sir Edrick.

El Academy [Proses Revisi]Where stories live. Discover now