Chapter 23 : Grey Suicide

1.3K 105 4
                                    

"I knew when I meet you, an adventure was going to happen."

- Winnie The Pooh -

🐦 🐦 🐦

"Apa ini?" Aku menganga melihat kamarku yang telah ditutupi oleh sejenis garis polisi dengan kerumunan banyak di depannya.

Banyak orang yang berada di sini, tepat di depan kamarku, kamar 102, dengan berbagai macam ekspresi yang membingungkanku. Ada yang takut, marah, bingung, dan sebagainya. Apalagi saat beberapa dari mereka menatap ke arahku—seolah-olah aku adalah sesuatu yang mereka takutkan.

Seorang gadis menatapku sendu, berlari ke arahku dan langsung memelukku erat. Dia meraung sedikit sesenggukan dengan air mata yang membasahi blazer sekolahku perlahan.

"Oilin, untung kamu selamat," ucapnya membuatku tertegun.

Beberapa orang kembali menatap kami berdua—horor.

"Maksudmu?" Tatapanku melunak saat melihat kondisinya—begitu buruk, pikirku, menyisakan segenap tanda tanya yang ada di dalam benakku.

Ia masih sedikit sesenggukkan. "Oilin, saat kamu pergi--"

"Oilien Feyna Aksana?" Seseorang memotong ucapannya, aku menoleh ke arah suara familier itu.

Aku tersenyum, melepaskan pelukan Eve dengan berat hati. "Ya, Mrs. Ivy?"

"Kita harus berbicara, ini penting. Dan Ms. Anderson, kau juga ikut," jelas wanita itu, Mrs. Ivy, saat berada di hadapan kami berdua. Beberapa siswa berbisik-bisik dengan pelan dengan ketakutan yang tersirat di suaranya. Aku meneguk salivaku kuat.

Sebenarnya, ada apa ini?

Mrs. Ivy membawa kami ke sebuah ruangan paling pojok di asrama putri lantai tiga. Aku baru tahu jika di balik lorong sepi ini ada sebuah pintu kayu yang menyerupai dinding asrama. Yah, itu membuat pintu ini serasa tiada.

"Ini adalah ruanganku dulu sewaktu belum menjadi wakil kepala sekolah."

"Tunggu, Mrs. Ivy dulu--" Ucapan Eve terputus saat Mrs. Ivy tersenyum dan mulai memasukkan kunci perak ke dalam pintu tersebut.

"Ini gudang sebenarnya, tapi kugunakan sebagai ruangan kedua sejak menjabat sebagai wakil kepala sekolah." Kami mengangguk-angguk mengerti.

Akhirnya kami dipersilakan duduk di dalam. Ruangan sederhana dengan interior yang menakjubkan untuk ruangan rahasia—tentu saja.

 Ruangan sederhana dengan interior yang menakjubkan untuk ruangan rahasia—tentu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
El Academy [Proses Revisi]Where stories live. Discover now