chapter 1

1.2K 51 9
                                    

"ini kunci rumahmu, semoga hari anda menyenangkan nona." wanita itu menyerahkan kunci rumah kepada Misha.

Misha tersenyum. "terima kasih Bu."

"kalau ada masalah, anda bisa menghubungi nomor saya." Misha mengangguk paham, lalu wanita itu pergi meninggalkan Misha.

Gadis itu segera memasuki rumah barunya, misha terlihat kagum dengan rumah barunya.

Cat berwarna putih ivory menyelimuti seluruh dinding rumah, dapur indoor yang minimalis, sudah tersedia meja makan beserta 4 kursi, bahkan ada taman kecil dibelakang rumahnya.

"yep, this is perfect."

~~~~

Suara truk yang berisik berhasil membangunkan Manuel dari tidurnya. "suara apasih itu?" gumamnya, ia segera mengintip dari Jendelanya.

Terlihat sebuah truk pengangkut barang berhenti dirumah sebelah. "ternyata ada penghuni baru." ia terlihat tidak tertarik dan hendak melanjutkan tidurnya.

Namun ia urungkan niatnya untuk tidur saat Manuel melihat seorang gadis membawa boks berisi peralatan dapur kedalam rumah sebelah.

Ia segera menuruni anak tangga dan berlari menuju dapur. Lalu membuka kulkas.

"kakak udah bangun toh?" suara anak kecil itu membuat Manuel terkejut.

"astaga Hans, bikin kakak kaget aja." Manuel mengeluarkan 3 buah apel kedalam keranjang kecil.

"oh iya kak, ada tetangga baru. Hans pengen kesana." rengek Hans.

Manuel menggeleng. "jangan Hans, nanti kamu ngerepotin lagi." lalu pergi meninggalkan Hans menuju rumah sebelah.

~~~~

Saat Misha tengah menata piring-piring di rak, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Misha segera membukakan pintu.

Ia terkejut melihat seorang pria yang lumayan tinggi sambil membawa keranjang kecil di depannya.

Ganteng Eh

"oh, eum- hai. Warga baru ya disini?" sapa pria itu.

Misha mengangguk kikuk. "eh iya, aku baru saja pindah."

Pria itu mengulurkan tangannya. "aku Manuel Neuer. you can call me Manuel, or Neuer, or Manu, terserah kau saja. Tapi kebanyakan orang memanggilku Manuel"

"Aku tinggal persis di sebelah rumahmu aka aku tetanggamu." Manuel menunjuk rumahnya.

Misha menjabat tangan Manuel. "ehm- Aku Misha, Misha Ekaterina."

Tiba-tiba Hans memeluk Misha. "Halo Kak Misha, aku Hans."

Manuel menepuk jidatnya. "astaga Hans, kan udah kakak bilang jangan ikut."

Misha segera menggendong Hans dan membawanya kedalam rumah. "eh gapapa kok, ayo masuk aja." ajaknya.

Saat Misha menurunkan Hans dari gendongannya, tiba-tiba Hans memegang celananya. "Hans kenapa?" tanya Misha.

"Hans mau pipis, toliet dimana ya kak Misha?" Manuel menepuk jidatnya sekali lagi.

Misha tertawa. "itu disebelah dapur." sambil menunjuk pintu kamar mandi. Hans segera berlari menuju Kamar mandi.

"maafin Hans ya, dia suka begitu." Manuel merasa malu dengan tingkah laku adik kecilnya.

"Hans gak ngerepotin kok, dia lucu banget malah." ucap Misha gemas.

"kak, itu gak dikasih?" tanya Hans yang sudah keluar dari kamar mandi menunjuk keranjang kecil.

"astaga." seru Manuel.

ia memberikan keranjang kecil berisi apel kepada Misha. "ini aku bawakan Apel untuk kau Misha. Maaf aku cuman bawa sedikit."

"ini lebih dari cukup kok, makasih Manuel." Lalu Misha menaruhnya di meja makan.

"ayo kita pulang Hans." Ajak Manuel. Hans menggeleng. "gak mau, Hans masih mau disini."

"Hans ini udah sore, Kita harus pulang. Besok kita kesini lagi." Hans menurut apa kata kakaknya, ia segera menyalimi Misha. "dadah kak Misha."

"Dah Manuel, Dah Hans."

Saat Manuel membuka pagar rumah Misha, ia teringat sesuatu. "alamak,lupa minta nomer telfon Misha." Ucap Manuel kecewa.

"gapapa lah, besok aja mintanya."

"Kak Mishaaa, kakak minta Nomer telfon kakak." seru Hans tiba-tiba sambil mengangkat ponsel kakaknya tinggi-tinggi.

Manuel segera menutup mulut adiknya. Namun sudah terlambat, Misha sudah keburu menghampiri Manuel dan memberikan nomornya.

"ini ponselnya." Misha memberikan ponsel Manuel yang diambil Hans tadi.

Muka Manuel memerah, malu. "ma- makasih Misha." ia menggendong Hans yang mulai mengantuk, berjalan menuju rumahnya.

~~~~

Sesampainya dirumah, Manuel segera menurunkan Hans yang sudah tertidur di gendongannya

Ia memandang adiknya lamat-lamat. Hans terlihat semakin lucu saat ia tertidur.

Tiba-tiba ponselnya bergetar. "hmm, panggilan dari Hummels."

"Halo?"

"Hai Manuel!"

"hai! tumben malem-malem nelpon?"

"iya, katanya kau sudah keluar dari rumah sakit ya?"

"hooh, 5 hari yg lalu."

"aah, glad to hear that mate. Besok udah mulai bisa training kan?"

"oh pasti dong, ku rindu dengan profesi ku sebagai kiper."

"halah, kiper macam apa itu Kerjaannya keluyuran sampe gawang sendiri gak dijaga."

"hehehe, masih inget aja."

"yasudah, ditunggu besok ya, bye"

"bye."


Hai hai haiii 👋

Hope you like this story :)

Neighbours || neuerNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ