chapter 14

194 25 12
                                    

Todays meme

Todays meme

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

~~~~

Cornel melihat benda pipih berwarna hitam dengan casing oranye tergeletak di sofa itu bergetar. "kak Misha, sepertinya ada telfon masuk."

Misha yang tengah mencuci piring di dapur menoleh dan melihat ponselnya yang sudah digenggam Cornel. "dari siapa?"

Cornel melihat ponsel kakaknya sejenak. "aku tidak tau, nomor tidak dikenal." Misha segera menghampiri Cornel dan hendak mengangkat telpon tersebut.

"halo? Haloo?"

Beep beep

Panggilan terputus. Ia mengangkat bahunya. "paling orang iseng." ia memasukkan ponselnya kedalam saku celananya lalu berjalan keluar rumah untuk menyiram tanaman.

Saat ia meyiram tanaman, ponselnya bergetar kembali. Misha menaruh watering can di meja lalu mengangkat telpon nya.

"halo?"

"ini Misha Ekaterina?"

"eum, iya ini Misha."

"oh astaga! Aku tidak percaya kalau ini kau Misha?" suara dari seberang sana terdengar amat terkejut.

"maaf, ini siapa?"

"aku Kayra, teman sma mu dulu."

"Kayra yang ikut klub kasti?"

"iya! Aah Misha ternyata masih ingat padaku."

Misha tertawa. "ada apa Kay?"

"begini, besok seluruh angkatan sma kita mau reuni di restoran pasta yang dekat Stadion ituloh. Kau tau kan? "

Misha tertawa. "tentu saja aku tau."

Restoran Lisa dan Muller, duh

"kau bisa datang kan besok?"

Misha kaget. "a-aku tidak tau Kay."

"yaaah Misha, kau tidak pernah datang ke acara reuni. Ayolah sekali saja."

"eum gimana ya Kay."

"ayolah Misha, pleaseee."

Misha menggigit bibir nya. "aku pikir-pikir dulu ya."

"horeey. Kutunggu ya Misha! Bye!"

Beep

Misha menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong. Apakah ia harus datang ke acara reuni atau tidak.

Sebenarnya, Ia rindu dengan teman-teman sma nya. hanya saja Ia tidak bisa akrab dengan teman lamanya.

"sebaiknya kau datang saja." bisik Manuel dari belakang yang membuat Misha terkejut.

"Manuel! Kau menguping pembicaraan ku ya?" Manuel mengangguk pelan. Lalu memeluk Misha dari belakang.

"yep, aku dengar semuanya." ucap Manuel sembari menenggelamkan wajahnya di leher gadisnya.

"datang saja Sha, kau harus bisa akrab dengan mereka." sepertinya Manuel merasa nyaman dengan posisinya Sekarang. Ia mencium rambut Misha yang baru saja keramas. Manuel bisa mencium aroma apel dari rambut gadis itu.

"Manuel.." panggil Misha.

"iya?"

"kita dilihat tetangga yang lain loh." Manuel baru sadar kalau mereka berada di depan rumah sehingga menjadi tontonan bagi orang yang berjalan melewati rumah Misha.

Ia segera melepas pelukannya, lalu menggendong Misha kedalam Rumahnya.

"Manuel, not again." aksi Manuel mengingatkan Misha saat ia melakukan hal yang sama pada Misha ketika berada di klinik.

Dengan cepat Manuel menurunkan Misha di sofa empuknya Lalu duduk disamping Misha. Hans dan Rico yang tengah menonton pun berlari menghampiri Misha.

"Hai kak." sapa Hans dan Rico bersamaan. Misha membalas sapaan mereka. "haloo."

"sooo about your reunion." Manuel membetulkan posisi duduknya.

"kau harus datang kesana. Lagipula reuni di restoran Lisa toh, setidaknya ada Lisa ataupun Muller disana." Misha menggeleng pelan.

"sebenarnya, aku ingin.." Misha menutup mukanya yang mulai memerah.

"aku ingin.."

"ingin apa?" tanya Manuel penasaran.

"aku ingin kau datang juga." pinta Misha Malu-malu. Manuel tertawa mendengar permintaan Misha. "tentu saja! aku akan selalu berada di sampingmu Misha."

"Ngomong-ngomong". Manuel menatap Misha, tersenyum menggoda.

"kau sungguh lucu ketika Malu-malu seperti tadi." godanya.

~~~~

Manuel memarkirkan mobilnya didepan Restoran Pasta. Manuel turun dari mobil, membukakan pintu untuk Misha.

Misha segera turun dari mobil dan menatap Manuel. "apa kau melakukan ini karena ada banyak orang yang melihat kita?" tanya Misha menebak, Manuel menggeleng.

"tidak kok, aku hanya tidak mau kalah dengan Lisa dan Muller yang sungguh romantis." Misha tersenyum malu-malu mendengarnya, ia segera menggandeng tangan Manuel dan berjalan masuk kedalam restoran.

Terdapat banyak orang di dalam, dan hampir tidak ada satu orang pun yang Misha kenali. Ia menatap sekelilingnya, mencari Lisa.

Bukan Lisa yang menghampirinya, melainkan Kayra. Gadis dengan rambut hitam yang dikuncir ponytail menghampiri Misha dengan tatapan tidak percaya. "astaga apa benar ini kau Misha?" ia melihat Misha dari atas sampai bawah.

Misha mengangguk. "iya ini aku, si kutu buku kelas." Kayra tertawa.

"aah julukan itu sudah tidak pantas untuk mu, Sha. Ayo! Yang lain sudah menunggumu, mereka tidak percaya kalau kau akan datang." ajak Kayra. Misha dan Manuel mengikut Kayra dari belakang.

Kayra melambaikan tangannya kepada 5 orang yang tengah duduk menikmati pastanya masing-masing. "Hei kalian semua! Lihat siapa yang datang!" seru Kayra menunjuk Misha.

Mereka segera menghampiri Misha.

"oh astaga Misha kau cantik sekali."

"tidak ku sangka kau berubah 180 derajat!"

"kau masih ingat aku kan?" Misha mengangguk.

"tentu saja! Alicia Grace, Emmet Foster, Lee Connor, Vani Fadila, dan Stace Estrella kan?" kelima orang itu mengangguk lalu memeluk Misha. "aah dia masih ingat kita semua!" Vani melihat Manuel.

"astaga dia tampan sekali, apakah dia kekasihmu, Sha?" tanya Vani terkejut.

Misha mengangguk. "ini Manuel, dia kekasihku." pipinya memerah saat ia mengatakan kekasih. Teman-temannya tertawa melihatnya.

"aku Manuel, Manuel Neuer." Manuel memperkenalkan dirinya. Emmet dan Lee terkejut.

"Manuel Neuer?! Kiper timnas jerman?!" seru Emmet. Manuel mengangguk.

"aku penggemar beratmu Manuel! Bolehkah kita berfoto bersama?" pinta Lee, Manuel mengangguk kembali. "sure"

Lalu Emmet dan Lee berfoto ria dengan Manuel.

Neighbours || neuerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora