chapter 3

359 37 19
                                    

"loh Hans, kok kamu ada disini?" tanya seorang pria bersama temannya.

"Kak Bastian! Kak Hape cina!" seru Hans riang lalu memeluk kedua pria tersebut.

Bastian tertawa kencang. "kak hape cina? Nama yang keren Kroos."

Ooh ternyata nama aslinya Kroos. Kini Misha paham.

"apakah kakak mu yang mengajari kamu manggil aku kak hape cina?" tanya Kroos, Hans mengangguk.

"kampret, nanti ku tebas kepalanya." gumam Kroos.

"Ngomong-ngomong dia siapa?" tanya Bastian menunjuk Misha.

"oh ini, namanya Kak Misha. Tetangga sekaligus temen baru Hans." Hans memperkenalkan Misha kepada Bastian dan Kroos.

"Misha Ekaterina." Misha memperkenalkan dirinya.

"Toni Kroos. Dan ini Bas-"

"Bastian Schweinsteiger." sela Bastian. Kroos mencubit bahu Bastian.

Bastian meringis. "sakit pea!"

"bukan aku, tapi tanganku yang melakukannya." ledek Kroos.

"terserah kau aja." cibir Bastian.

"kak Bastian, Kak Kroos. Liat kakak gak?" tanya Hans.

"ooh Manuel sama yang lain ada di Restoran Pasta milik Muller. Ini kita mau nyusul kesana. Kalian mau ikut?" ajak Bastian. Hans dan Misha mengangguk.

"well, get in."

~~~~

"sudah sampaiiii. Ayo turun semuanya." Seru Bastian.

Misha, Hans, Kroos dan Bastian tentunya memasuki restoran Pasta.

"hai semuanyaaa." sapa Hans.

"haii juga Hans." sapa yang lainnya.

"waaaah, ternyata boneka kecilku datang." Manuel menghampiri Hans dan menggendongnya. "kamu kesini sama siapa?"

Bastian dan Misha saling berdeham. "apa kau tidak melihat kami huh?" sarkas Misha.

Manuel tertawa kecil. "maaf, aku tidak melihatmu Misha."

"ooh astaga, siapa dia?" tanya Boateng. "cantik sekali."

"ini Misha, tetangga baru ku." Manuel memperkenalkan Misha kepada teman-temannya.

"hai, aku Misha Ekaterina."

Yang lain segera menghampiri Misha untuk saling berkenalan.

"hei, aku Mats Hummels."

"im Kevin Trapp."

"Joshua Kimmich, nice to meet you."

"Mesut Ozil, dan ini Thomas Muller."

"excuse me, aku bisa memperkenalkan diriku sendiri anak muda." cibir Muller.

"halo aku Julian Draxler."

"Reus, Marco Reus."

"Jerome Boateng. Pa-"

"panggil dia si kacamata jengkol." Boateng memukul pundak Trapp.

"hai hai semuanya."

"and dont forget our dad, Philipp Lahm." Manuel meledek Lahm.

Lahm berdecak kesal. "how many times I told you, im not your dad."

"oh iya Manuel, apakah kau yang mengajari adikmu untuk memanggilku kak hape cina?" tanya Kroos, Manuel mengangguk.

"sialan kau, akan ku cincang selangkanganmu."

"Language please, ada anak kecil loh disini." tegur Misha.

Kroos menutup mulutnya. "ups, im sorry."

"sebaiknya kita duduk, makanan sebentar lagi sudah siap." ucap Muller sambil berjalan menuju dapur restoran.

Manuel menunjuk kursi kosong disebelahnya. "duduk disini Misha."

"sepertinya teman kita sudah mulai melakukan pendekatan bung." ledek Kimmich kepada Manuel.

Semuanya tertawa.

"hei Manuel, ingat Kyla." timpal Draxler.

"Kyla? Apakah dia kekasih Manuel?" gumam Misha.

"yep, dia kekasih Manuel." bisik Bastian.

Misha heran, Bagaimana Bastian tau?

"karena tadi kau bergumam agak kencang, jadi aku dengar." jawab Bastian.

"makanan sudah siaap." seru Muller sambil membawa beberapa piring Pasta.

"kita lanjutkan nanti ya, sekarang makan dulu." bisik Bastian.

~~~~

"maaf, sepertinya aku harus pulang duluan." ucap Misha seusai makan.

"apakah kau tidak bisa tinggal sebentar saja?" tanya Trapp. Misha menggeleng.

"aku harus mengurus kucingku."

"sejak kapan kau punya kucing?" tanya Manuel.

"pagi tadi, saat aku ingin menjemput Hans."

"biar ku antar. " Bastian menawarkan dirinya.

"apakah aku tidak merepotkan?" Bastian menggeleng.

"tentu saja tidak. Ayo! Kawan-kawan aku duluan ya." Bastian menggenggam lengan Misha dan berjalan menuju mobilnya.

"byee Basti."

"Hati-hati dijalan."

"pastikan kau antar Misha kerumahnya, jangan kau bawa di ke diskotik loh."

"awas kesandung semut."

"tenang saja, Misha akan selamat sampai tujuan." seru Bastian

Manuel menatap Bastian tidak suka.

"apa-apaan Bastian itu?"



Neighbours || neuerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang