chapter 23

141 18 0
                                    

Meme of the day

Source: @/footballtexts on instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Source: @/footballtexts on instagram

~~~~

Disaat Misha di gymnasium bertemu idolanya. Lain lagi dengan Manuel yang justru sedang mencari sesuatu di ponselnya.

Bastian sedari tadi melihat Manuel sibuk dengan ponselnya.

"Basti Pastie, ada apa?" tanya Ana, ia lupa bahwa ada Ana disampingnya.

"ah tidak, aku hanya melihat Manu sibuk sekali dengan ponselny-aaah aku punya ide." Bastian tersenyum jahil.

Ia Perlahan-lahan mendekati Manuel, lalu menepuk pundaknya sambil berteriak. "hayo! Liat anu ya!"

"eh kodok loncat salto kaget astaga." Manuel berlatah. Terdengar suara Hummels, Lukas dan Shkodran tertawa kencang.

"kerja bagus Bastian!" seru Lukas. Manuel menoleh kebelakang, melihat Bastian tertawa terpingkal.

"kocak kamu Basti." sakras Manuel, menjitak kepala Bastian.

Bastian meringis. "sakit tau."

"hei kalian, apa gak malu apa? Ketawa kencang di pinggir jalan begini?" seru Ana, membuat semua terdiam.

"maaf sayang." Bastian menghapus air matanya, memegang perutnya yang sakit karena tertawa. "tapi ini benar-benar membuatku tertawa."

"lagipula ayolah Manu, kita harusnya bersyukur karena coach membebaskan kita Kemana-mana selama seharian penuh ini." Lukas merangkul Manuel.

"oh iya Misha kemana?" tanya Shkodran.

"nah itu yang aku masalahkan." Manuel mengambil ponselnya yang terjatuh di trotoar untung saja tidak ada kerusakan pada ponselnya.

"pertama, Misha pergi tanpa bilang apa-apa ke aku."

"dan kedua, aku bingung."

"bingung Kenapa?" tanya Shkodran, lagi.

Manuel menghela napasnya sejenak. "iya, dia rindu Obi. Tadi dia sempet nangis."

"aww i miss my baby pumpkin cat." ucap Bastian gemas.

Hummels mengangguk paham. "okey, jadii?"

"jadii, aku ingin memberi dia sesuatu yang bisa mengobati rindunya dengan Obi."

"aku tahu!" seru Lukas. "bagaimana kalau kita ke penampungan hewan, mencari kucing yang mirip seperti Obi? Biar bisa nemenin Misha selama disini."

Manuel menatap Lukas, tidak paham apa yang dimaksudnya.

"bagaimana kalau kita balik ke jerman?" tanya Shkodran.

"ikut bawa pulang ke jerman aja, jadi Obi ada temennya!"

Bastian menjitak kepala Lukas. "duh, kenapa sih? Memangnya salah?" Lukas mengusap kepalanya yang sakit.

"salah lah." celetuk Ana.

"memangnya boleh membawa kucing ke jerman dengan pesawat hah?!" ucap Bastian kesal.

"belum lagi dengan Jonas yang paling anti sama kucing, tau sendiri lah nanti bakal kasih siraman rohani gratis ke kita selama di pesawat nanti." timpal Hummels.

Lukas berooh panjang. "yaudah maap."

"oh aku tau! Bagaimana kalau kita membeli boneka kucing yang Mirip-mirip dikitlah sama Obi?" Ana memberi usul. "tadi aku liat ada toko boneka dekat gymnasium."

"nah boleh tuh!" Hummels berseru, setuju dengan ide Ana.

"gini kek, gak kayak Lukas."

"tunjukkan jalannya Ana." pinta Manuel.

Ana berjalan selangkah di depan Manuel. "follow me, bois."

~~~~

"kau ke prancis untuk menonton pertandingan euro?" tanya Nadia, Misha mengangguk.

"oh iya, Ngomong-ngomong sudah lama kau berpacaran dengan Manuel?"

Misha berpikir sejenak. "sudah 5 bulan." Nadia berooh pelan.

"syukurlah hubungan Manuel dengan Kyla sudah kandas, aku tidak suka sekali dengannya." Misha terdiam.

"Kyla?"

"iya, Kyla Efrain."

"mengapa dengan Kyla?"

"Kyla itu benar-benar sombong, memanfaatkan ketenaran Manuel. Ugh mendengar namanya saja sudah membuatku hampir kejang-kejang." gerutu Nadia. Misha dibuat tertawa olehnya.

"oh iya, apakah kau mau mencoba itu?" Nadia menunjuk balance beam.

Misha terlihat ragu. "sebenarnya aku pernah mencobanya, tapi itu sudah lama sekali."

"tidak apa-apa, aku akan mengajarimu."
Mata Misha berbinar-binar. "benarkah?!"

Nadia mengangguk. "tentu saja."

"terima kasih banyak Nadia!!"

~~~~

"boneka ini lucu sekali." Lukas memeluk boneka kucing yang baru saja dibeli Manuel dengan erat.

Ana merebut boneka dari genggaman Lukas. "nanti rusak Lukas." sergahnya. Lalu memasukkan kedalam paper bag.

"terima kasih Ana." ucap Manuel, Ana mengangguk.

"sama-sama." jawab Bastian.

"kok kamu yang jawab sih Basti." cibir Manuel tidak suka.

Bastian memutar kedua bola matanya."mewakili calon istri, masa gaboleh sih."

"kalau nikahan, undang aku yak." seru Lukas, menepuk pundak Bastian.

Bastian menggeleng. "tidak ada undangan untuk manusia rakus sepertimu."

Hummels tertawa. "yah retak sudah Schweinski kalau begini ceritanya."

Disaat Bastian dan Lukas saling adu mulut, Manuel tengah melamun, menatap paper bag berisi boneka kucing yang ditenteng Ana

"kuharap Misha suka." guman Manuel yang ia lontarkan tanpa disadari

"Misha pasti suka." ucap Shkodran, menyadarkan Manuel dari lamunannya.

Manuel tersenyum kecil. "danke Shkodran."

Neighbours || neuerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang