chapter 28

138 19 2
                                    

Today's meme

Today's meme

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

How to carry Thomas Muller dengan baik dan benar ala Bastian Schweinsteiger~~~~

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

How to carry Thomas Muller dengan baik dan benar ala Bastian Schweinsteiger
~~~~

Tok tok

"Masuk." titah Manuel tanpa beranjak dari kasurnya. Mood dia benar-benar hancur saat ini mengingat mereka kalah dari prancis kemarin.

Muncul Lisa dari luar kamar, mondar-mandir mencari sesuatu.

"kau kenapa?" tanya Manuel.

"aku mencari sesuatu yang bisa membuat mood Thomas membaik." Manuel tidak sengaja melihat paper bag pemberian Divya yang dititipkan lewat Misha.

Muncul ide dari otaknya.

"ambil saja itu." Manuel menunjuk paper bag yang berada di nakas. Lisa menaikan alisnya sebelah. "ini kan pemberian Divya kan?" Manuel mengangguk. "aku tidak mau menerima nya. Ambil saja. Belum aku sentuh kok."

Lisa segera melihat isi bingkisan nya. "waw banyak sekali keripik kentang dan coklat. Dia benar-benar niat membelikan ini semua untukmu. Kuharap Thomas suka ini."

"hmmm." ucapnya acuh tak acuh. Lalu muncul Misha. "Manu.." panggilnya sambil menatap Lisa dengan tatapan aku ingin berdua saja dengannya.

Lisa memutar kedua bola matanya, paham maksud dari tatapan Misha. "k fine, thanks ya Manuel." lalu ia keluar dari kamar Manuel.

Misha mengunci pintunya, duduk disamping Manuel. "Manu, sudahlah jangan berlarut dalam kesedihan." ucap Misha menenangkan Manuel.

"bagaimana bisa aku melupakan nya begitu saja?! Ini semya salahku." ia mengubah posisinya yang tadinya tiduran menjadi duduk. "seandainya aku tau kemana arah Antoine akan menedang, pasti kita tidak akan kebobolan dan bisa melaju ke babak final." lirihnya dengan penuh penyesalan.

Misha mengelus punggung Manuel dengan lembut. "Manu, kau sudah berusaha semaksimal mungki-"

"maksimal?!" Manuel menepiskan tangan Misha dengan kasar. "Seperti kemarin kau bilang maksimal?!" bentaknya, menatap Misha dengan tatapan amarah.

Gadis itu terkejut, terhenyak mendengar kalimat yang terlontar dari Manuel. Matanya berkaca-kaca ingin menangis. Manuel segera menarik tubuh Misha kedalam pelukannya lalu mencium bibirnya dengan lembut.

"aku minta maaf, karena aku tersulut emosi." lirihnya sambil menghapus air mata Misha.

Tiba-tiba datang Bastian yang mengejutkan Misha dan Manuel. Bastian menutup matanya melihat kedua pasangan itu hendak ciuman lagi.

"astaga ya tuhan kalian berdua kalau mau anu jangan di siang buta begini dong."

"yatuhan Bastian! Kalau mau masuk ketok pintu dulu!" bentak Manuel. Bastian tertawa.

"aku hanya ingin memberitahu kalian berdua kalau kita akan ke bandara 2 hari lagi, jadi puas-puasin disini selagi belum pulang." lalu Bastian keluar dari kamar.

"oh iya kalau lagi mau anu nanti malem, jangan lupa pakai pelindung ya. Ntar kalo ampe hamil kan galucu." Ia lari terbirit-birit menjauh dari kamar Manuel sambil berteriak lari.

Manuel menghelus dadanya, bangkit dari kasur. "Misha tunggu sini ya, aku ingin mencubit ginjal Bastian sampai bocor." lalu berlari menyusuli Bastian.

Neighbours || neuerWo Geschichten leben. Entdecke jetzt