chapter 7

254 26 31
                                    

Cornel menatap "tamu tak diundang"  yang ternyata merupakan teman-teman kakaknya. Ingin rasanya Cornel menghampiri mereka dan ikut bercanda bersama.

Masalahnya, ia masih syok. Ternyata kakaknya yang terkenal susah bergaul bisa memiliki teman seperti mereka.

Melihat Cornel yang duduk sendirian di meja makan. Kroos memutuskan untuk menemani gadis itu. Ia bangkit dari sofa dan menghampiri Cornel.

"sendirian aja." ucap Kroos yang membuyarkan lamunan Cornel. Lalu duduk disampingnya.

"oh, maaf. Kau Kroos bukan?" Cornel menyeruput soda nya.

"yep, Toni Kroos." Kroos memperkenalkan dirinya.

"Cornel Ekaterina."

"kenapa kau tidak ikut bergabung dengan kakakmu?" tanya Kroos.

Cornel menggeleng. "nah, aku tidak mau merusak suasana hati kakak ku." lalu menatap kakaknya yang sedang tertawa kencang melihat Hummels meniru gaya kelinci melompat.

"lama aku tidak melihat kakak ku sebahagia itu dengan temannya."

"maksudmu, Misha dulu korban bullying?" lalu menyeruput soda milik Cornel. "btw, aku minta soda mu sedikit ya."

"dia orangnya suka menyendiri. Menurutnya berteman itu tidak terlalu penting."

"jadi dia tidak pernah punya teman?"

"begitulah. Diajak hangout gak mau, kalau ada acara reuni jarang datang." Kroos berooh pelan.

"Ngomong-ngomong apa kau suka dengan kakakku? Sepertinya kau sangat penasaran dengan nya" tanya Cornel.

Kroos menggeleng. "bukan aku, tapi Manuel dan Bastian."

Cornel terkejut. "ternyata ada yang menyukai kakak ku yang sungguh kuper."

Kroos tertawa mendengar ucapan Cornel. "parah banget, kakak mu sendiri padahal."

Melihat Kroos dan Cornel yang asyik berbincang berduaan. Trapp dan Hummels saling tertawa.

"lihatlah Kroos, seorang pria yang membanggakan dirinya sebagai manusia jomblo akhirnya pdkt juga tuh." ledek Trapp dengan suara nya yang kencang, sengaja untuk menyindir Kroos.

"kan aku sudah bilang, dia pasti tidak akan kuat Lama-lama menjomblo." timpal Hummels yang tak kalah kencang dengan Trapp.

"gas terus Kroos, jangan kasih kendor ya." seru Hummels.

"akhirnya si hape cina flirting juga." Trapp ikut meledek

Kroos menatap Hummels dan Trapp dengan tatapan pulang nanti akan ku tebas kepala kalian

"uuu aku atut, Kak Kroos melotot kepadaku. Papa Lahm, tolong lindungi kami." Hummels dan Trapp berlagak seperti anak kecil sambil memeluk Lahm.

"aku bukan ayah kalian, dasar dummkopf." gerutu Lahm, melepaskan pelukan Trapp dan Hummels.

"lagipula, kalian berdua masih jomblo juga kan?" tanya Lahm.

"jomblo ngatain orang Jomblo." sindir Muller.

"enak saja, aku dan Cathy kan bertunangan." elak Hummels lalu menunjuk Trapp.

"heh? Kok aku? Aku juga udah bertunangan tau." ucap Trapp tidak terima.

Lahm mengangkat kedua bahunya. "oh, berarti kalian pantas meledek Kroos seperti itu."

"tunggu sebentar, sebenarnya ada apa dengan Misha kemaren?" tanya Mesut yang kemarin tidak ada di tempat kejadian.

"jadi aku sedang berlatih bicycle kick. bukannya masuk ke gawang, malah kena hidung Misha." Reus menceritakan insiden kemaren. Mesut berooh panjang.

"sekali lagi, aku minta maaf ya." ucap Reus lirih menatap Misha.

Misha mengangguk. "sudahlah Reus, kau kan tidak sengaja. Sekali lagi kau minta maaf, dapat piring gratis untukmu."

Reus bertepuk tangan. senang. "wah boleh tuh, lumayan Dapet piring gratis."

"asal jangan dikasih ke Muller. Bukannya dipake buat alas makan malah dilempar pas festival piring terbang berlangsung." ledek Kimmich.

"ha ha ha lucu sekali Kimmich." sarkas Muller, Lalu menjitak kepala Kimmich.

"oh ya, Hans kemana Manuel? Kok dari kemaren aku gak liat dia?" tanya Draxler.

"dia lagi menginap dirumah sepupunya sampai minggu depan." jawab Manuel.

Draxler cemberut. "yaah, gabisa cubit-cubit Hans deh."

~~~~

Jam 8 malam, saatnya Manuel dan teman-temannya pulang dari rumah Misha.

"lain kali kita datang berkunjung yaaa." ucap Hummels.

Misha mengangguk. "tapi lain kali kabari aku ya."

Hummels mengacungkan jempolnya. "sip sip okey."

"Cornel, jangan lupa ya." ucap Kroos mengingatkan.

"jangan lupa ap- aah i remember now." Cornel menepuk jidatnya lalu tertawa pelan.

"hayo kalian mau ngapain?" tanya Reus curiga.

"wah jangan-jangan kalian, mau kencan ya?!" Seru Draxler.

"wah wah Kroos, Misha apa kau merestui hubungan mereka?" tanya Manuel.

"yaa tentu saja, tapi jika kau melukai perasaan adik ku akan ku cincang selangkangan mu Kroos." ancam Misha seperti Kroos mengancam Manuel waktu itu.

"hey, itu kan kalimatku. Kau telah melanggar hak cipta itu." ucap Kroos tidak terima.

Tiba-tiba Bastian memeluk Misha. "get well soon, Misha." bisiknya.

"thanks Bastian." balas Misha. Lalu Bastian memasuki mobilnya.

Semua sudah pulang, tinggal Manuel yang masih ada di depan rumah Misha.

"hey, kau tidak pulang?" tanya Misha.

"aku menunggu yang lain pulang dulu." jawab Manuel. Ia perlahan medekati Misha. Lalu mencium kening gadis itu sambil memeluknya.

"get well soon, ma bélle."

Manuel suskes membuat Muka Misha memerah. "merci beaucoup Manuel." balas Misha.

"aku tidak tau kalau kau bisa bahasa prancis." ucap Manuel tidak percaya.

Misha tertawa pelan. "aku dulu sempat les bahasa Prancis waktu sd, uhh i guess."

"yasudah, aku pulang dulu ya."

"au revoir ma bélle."

"au revoir, Manuel."

Neighbours || neuerWhere stories live. Discover now