chapter 4

356 32 42
                                    

Sepanjang perjalanan, Misha dan Bastian hanya terdiam. Suasananya sungguh Canggung.

"apa kau masih penasaran dengan Kyla?" tanya Bastian yang sedang fokus menyetir mobil.

Misha mengangguk pelan. "entahlah, aku tidak tau mengapa aku masih memikirkan Kyla."

"well, setauku sih mereka sudah berpacaran selama tiga tahun. tapi hubungan mereka sungguh rumit."

"mereka sering bertengkar bahkan sempat putus, tapi sebulan kemudian mereka balikan lagi."

Misha berooh panjang.

"tapi mereka sedang bertengkar sepertinya." lanjut Bastian.

"bagaimana kau tahu?" tanya Misha.

"karena aku tempat curhat Manuel. Jadi kalau dia ada masalah, pasti langsung cerita ke aku." Misha berooh lagi.

"oh iya, bolehkah aku meminta nomor mu?" tanya Bastian.

"tentu saja." lalu Misha dan Bastian saling bertukar nomor.

Tak lama setelah saling bertukar nomor, Bastian memarkirkan mobilnya didepan rumah Misha. "were here."

Misha segera turun dari mobil Bastian. "terimakasih Bastian."

"Ur wellcome. Oh iya Misha."

"hmm?"

"Eum ehm begini, k-kapan-kapan kau mau kan jalan-jalan ber-berdua denga-denganku?" tanya Bastian terbata-bata.

Misha mengangguk. "sure Bastian, anytime."

Pipi Bastian memerah. "oh iya, aku harus segera pulang. Bye Misha."

ia bahkan lupa bilang terima kasih saking senangnya.

"Bye Bastian."

Tak lama setelah mobil Bastian pergi menjauh dari rumah Misha. Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Terpampang nama Manuel di layar ponselnya.

"Halo Manuel?"

"Hai Misha."

"ada apa kau menelepon di malam hari?"

"tidak, aku hanya ingin memastikan bahwa kau sudah pulang dengan selamat."

Misha tertawa. "iya aku baru sampai di rumah."

"glad to hear that. Yasudah tidur sana, besok pagi kau sudah harus siap ya?"

"siap untuk apa?"

"lihat saja besok, okey? Bye"

"okay by-"

Beep.

"Aneh sekali."

~~~~

Pagi harinya

Saat Misha sedang menguncir rambutnya, tiba-tiba ada pesan masuk dari Manuel

Manuel : Kau sudah siap Misha? aku jemput sekarang ya

"padahal rumah kita kan bersebelahan." Misha memasukkan ponsel kedalam tasnya.

Ting tong

Dengan cepat Misha membukakan pintu. "cepat sekali kau Manuel."

Manuel tertawa. "tentu saja, kan rumah kita bersebelahan."

"by the way, you look so beautiful." puji Manuel. Pipi Misha memerah.

Neighbours || neuerWhere stories live. Discover now