chapter 26

139 18 4
                                    

Today's meme

Tag yourself, im Sane

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tag yourself, im Sane

~~~~

Hari ini merupakan hari yang sial bagi Misha.

Tadi pagi ia kehilangan ponselnya, dan ia menemukan ponselnya yang ternyata ada di dalam mesin cuci. Jika ia terlambat satu detik saja maka ponselnya akan ikut tercuci di dalam mesin.

Lalu Misha Hampir dikunci oleh Lisa ketika Lisa hendak pergi menuju stadion untuk menonton suaminya bertanding.

Dan sekarang, ia basah kuyup karena disiram ember berisi air dingin oleh Manuel.

"Mishaaa" terdengar sayup-sayup suara seorang pria memanggil dirinya, dan ia hapal sekali suara ini.

Ia memutuskan untuk menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang.

"kenapa?"

Pria itu memegang kedua lututnya, napasnya tersengal-sengal. "kau.. Cepat sekali... Jalannya." ucapnya ngos-ngosan

Ia sadar bahwa Misha hanya diam, menatap sambil melipat kedua lengannya.

"aku benar-benar Minta maaf, aku tidak bermaksud seperti i-"

"iya kau udah aku maafkan." Misha lanjut jalan, meninggalkan Manuel di pinggir lapangan sendirian.

Misha malas melihat wajah Manuel. Ia memutuskan untuk memanggil taksi, dan pulang menuju hotel.

"kau mau kemana Sha?" terdengar suara Ann-Kathrin memanggil dirinya juga.

"pulang."

Ann-Kathrin berhasil menyusuli Misha, lalu menepuk pundaknya. "apa? Yakin kau mau balik? Naik pesawat Gitu?"

Misha berdecak kesal. "ke hotel maksudku, sudah lah aku pergi." Misha kembali berjalan keluar stadion lalu memanggil taksi.

Ann-Kathrin mengusap keringatnya. "ini anak jalannya cepet banget, capek tau."

~~~~

Sesampai di hotel, Misha membaringkan tubuhnya di atas kasur, menyalakan pendingin ruangan, lalu menyalakan televisi.

Ketika ia tengah mencari saluran televisi yang bagus, tiba-tiba ia terasa mual, seakan-akan ada yang memukul perutnya.

Firasat Misha tidak enak, dengan cepat-cepat ia bergegas menuju kamar mandi. Tak lupa ia mengunci pintu kamar agar tidak ada yang menerobos masuk.

Ia segera mengecek.

"astaga." ternyata firasatnya benar.

"tamu bulanan ku sudah datang."

~~~~

Hari pertama datang bulan merupakan hari yang menyakitkan bagi Misha. Dimana perutnya terasa sakit dari biasanya, mood yang mudah berubah-ubah alias mood swing, dan tubuhnya terasa lemah.

Ia sudah membaringkan tubuhnya di kasur dengan heating pad yang sudah tertempel dibadannya.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu. Dan ternyata itu Lisa yang membawa paper bag dan juga ada Manuel.

Melihat Manuel, Misha segera menutup tubuhnya dengan selimut dan memalingkan mukanya dari tatapan Manuel.

"hei." Manuel menepuk paha Misha. "aku minta maaf soal itu. Aku hanya ingin membalas perbuatan Bastia-"

"ya ya ya kan aku udah bilang, kau sudah aku maafkan." Misha mengusir Manuel dengan cara mendorong tubuh Manuel menjauh darinya.

Lisa yang sedari tadi melihat tingkah laku Misha merasa aneh.

Manuel segera keluar dari kamar. "well, bye Misha." lalu menutup pintu. Lisa segera menghampiri Misha dan membuka selimutnya.

"heating pad! Hah! Sudah kuduga." Lisa berseru puas. Menepuk pantat Misha. "kau tengah datang bulan."

Misha mengangguk lemah. Wajahnya mulai pucat. "Ya, kau sudah tau itu."

"pantas saja. Yasudah kau mau coklat? Kebetulan aku barusan beli bersama Cornel." Lisa mengeluarkan dua coklat batangan dari paper bag yang ia bawa tadi lalu menyodorkan kepada Misha.

Misha dengan senang hati menerimanya. Mengucapkan terima kasih kepada Lisa, lalu mulai memakan coklat batangan itu.

Tiba-tiba ia memikirkan Manuel, seharusnya ia tidak seperti itu tadi. Misha tau bahwa ia tak sengaja.

"jadi kau masih memikirkan pacar mu?" tanya Lisa seakan-akan ia bisa membaca pikiran Misha. Ia mengangguk pelan sebagai jawaban "iya"

Misha mengela napasnya. "ini pasti akan menjadi hari yang melelahkan."

~~~~

Disisi lain, Manuel menatap layar ponselnya lamat-lamat. Ia bimbang.

"kalau aku chat Misha, dia terganggu ga ya?"

"tapi kalau gak chat, kangen."

"hmmm" manuel menyalakan ponselnya, hendak menelpon Misha.

"telpon ajade-"

"HAYO MANU!" tiba-tiba Bastian berseru sambil menepuk pundak Manuel dari belakang, ia memang sengaja membuat Manuel Terkejut.

Manuel pun terkejut, ponselnya terjatuh dari genggaman nya. Ia menoleh kebelakang mendapati Bastian tengah tertawa bahagia setelah membuatnya kaget. "Bastian! Galucu tau." ucapnya tidak suka.

Bastian menghapus air matanya, lalu duduk disamping manuel. "kenapa sih kamu tuh? Daritadi bengong mulu"

Tanpa Bastian sadari, ia menduduki ponsel Manuel hingga berbunyi.

Krek

Manuel panik setengah mati.

"BASTIAAAN! KAU MENDUDUKI PONSELKU!!"

Neighbours || neuerWhere stories live. Discover now