chapter 17

165 22 14
                                    

Meme of the day

Source : Pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Source : Pinterest

~~~~

Misha mendengar suara gaduh di depan rumahnya dari taman belakangnya. Dan terdengar suara Cornel dan Kroos.

"sepertinya mereka sedang bertengkar hebat." ia segera berlari menuju dapur dan berpura-pura sedang mencuci piring.

"maafkan aku Cornel."

"aku tidak peduli Kroos!"

"Cornel! dengarkan aku dulu."

"mau jelaskan apa lagi hah?! Aku lihat sendiri kau berciuman dengan wanita asing itu!"

"tunggu Cornel.."

"aku butuh waktu sendiri dulu!"

blam!

Cornel membanting pintu, berputar badan sehingga punggungnya menempel pada pintu, menekuk kedua lututnya lalu menangis.

Dengan cepat, Misha menghampiri adiknya yang tengah menangis. Ia menyodorkan 3 lembar tisu. "ada apa Cornel?" tanyanya lembut.

Cornel menerima tisu yang diberikan Misha, mengusap air matanya. "aku.. Be-berte-tengkar dengan Kroos." ucapnya terbata-bata.

"dia tadi ciuman dengan wanita lain. Padahal aku ada tepat didepannya."

Misha segera memeluk adiknya, mengelus punggung Cornel sambil berbisik. "sudah Cornel, pasti Kroos gak sengaja begitu."

Tiba-tiba Manuel yang asik bermain Pes di ponselnya turun dari tangga, menghampiri Misha dan Cornel.

"ada apa dengan mereka?" tanya Manuel sambil menunjuk Cornel. Misha menggeleng.

"tidak apa-apa, lanjutin main pes nya sana. Nanti kalah ngomel-ngomel nya ke aku." Misha mengusir Manuel.

Manuel cemberut. "yaudah deh, kalau begitu. Lagian masih ada Obi yang mau sama aku." ia berjalan menaiki anak tangga satu persatu, menuju kamar tidur Misha yang berada di lantai atas.

Cornel tertawa melihat tingkah laku Misha dan Manuel. "kejam sekali kau kak Misha."

Misha menatap Cornel sejenak, lalu tersenyum. "abis nangis ketawa, makan gula jawa." ledek Misha.

~~~~

Keesokan harinya.

Seperti biasa, Misha selalu ikut ke stadion untuk menemani Manuel latihan. Kali ini Cornel tidak ikut, ia tidak mau bertemu Kroos.

Misha melihat Lisa dan Ann-Kathrin duduk santai di bangku cadangan. Manuel berjalan menuju ruang ganti sedangkan Misha menghampiri teman-temannya.

"hai Misha!" sapa Lisa, berpelukan sejenak dengan Misha, lalu duduk.

"hai juga kalian semua!"

"lihat siapa yang ikut?" tebak Ann-Kathrin sambil menunjuk Ana.

"oh hai Ana!" sapa Misha kepada Ana yang tengah meneriaki Bastian.

Ana menoleh, lalu menyapa balik. "hai Misha!"

"katanya ia penasaran sama latihannya Bastian, makanya dia ikut." ucap Lisa menjelaskan kepada Misha.

Misha berooh pelan. Tak lama ia berooh, Kroos datang menghampiri Misha.

"aku tau mengapa kau menghampiriku, pasti tentang adikku kan?" tebak Misha. Kroos mengangguk pelan.

"bukan aku yang mau, tapi fans ku."

Lisa, Ana dan Ann-Kathrin terkejut. "ada apa ini?"

"Cornel sama Kroos, berantem." ucap Misha.

Lisa berdecak kesal. "Kroos, Kroos, baru punya pacar aja udah berantem."

"seharusnya kau jaga baik-baik hubunganmu dan Cornel, udah tau kau sudah lama menjomblo." timpal Ann-Kathrin.

"tunggu dulu." Kroos menghembus napasnya, bersiap-siap untuk bercerita.

"jadi aku lagi nemenin Cornel beli peralatan lukis buat ia praktek minggu depan. Tiba-tiba ada perempuan nyamperin aku."

"dia tau kan aku Toni Kroos, nah dia minta selfie bareng. Yaudah kan aku kasih tuh. Eh dia tiba-tiba cium aku, di depan Cornel."

Misha terlihat geram mendengar cerita Kroos. "itu perempuan genit banget sih!"

"jadi bukan kau yang cium dia kan?" tanya Ana, Kroos menggeleng.

Misha melipat kedua tangannya di dadanya. "untung saja. Aku hampir ingin mencincang selangkangan mu, Kroos."

"hei! Itu kan kata-kata ku, dasar maling." ucap Kroos tidak terima. Sambil berlari menuju lapangan untuk kembali latihan.

Misha tertawa. "nanti aku tidak akan membantu kalian baikan loh." ancamnya.

"eh jangan dong." seru Kroos dari lapangan, Misha tertawa kencang. Lalu ia melihat ketiga temannya tengah menyemangati pasangannya.

"apa aku harus seperti mereka kah? Tapi aku malu" Misha ragu, ia tidak pernah seperti ini sebelumnya.

"semangati saja dia!" ucap Lisa. Ia mendengar keluhan Misha.

"iya, kasian Manuel tidak pernah dapat perhatian darimu." timpal Ana.

Misha mengangguk. "baiklah..." ia mencari Manuel.

"itu dia!" Misha melihat Manuel tengah latihan bersama Trapp dan Ter Stegen.

Misha menarik napasnya dalam-dalam. Lalu ia berteriak kepada Manuel.

"MANUEL! YANG SEMANGAT LATIHANNYA YA!!"

seluruh orang menoleh kearah Misha. termasuk Manuel.

"eum, apa aku teriaknya terlalu kencang kah?" tanya Misha pada Lisa.

Lisa mengangguk. "yep, sangaaaaaaat kencang." wajah Misha memerah.

"IYA SAYANG! AKU BAKAL SEMANGAT LATIHANNYA DEMI KAMU!" seru Manuel yang tak kalah kencang.

Wajah Misha semakin memerah, karena merasa malu, ia menutup wajahnya dengan jaket milik Manuel yang sedari tadi ia genggam.

Neighbours || neuerWhere stories live. Discover now