chapter 5

296 28 31
                                    

"ehm Bastian?"

"hmm?"

"aku ingin mengambil dompet ku, bagaimana aku bisa mengambil dompet ku jika kau masih menggandeng tanganku."

Bastian baru sadar bahwa daritadi ia menggandeng tangan Misha. "ups maafkan aku."

Lalu ia melepas gandengannya.

Bastian melihat ada satu roti coklat terselip diantara roti coklat keju "Bukannya semuanya coklat keju ya?"

"aku gak suka keju, jadi aku ambil roti coklat saja."

Ps : authornya juga gasuka keju, beneran deh

"oh, kau lactose intolerant ya?"

Misha menggeleng. "aku hanya tidak suka. Rasanya aneh menurutku."

"ooh ku kira kau lactose intolerant."

"oh iya Bastian, apakah rambut Kyla. blonde?" ternyata rasa penasaran Misha pada Kyla belum hilang.

"kau sudah tau?"

"iy-"

"let me guess, lockscreen Manuel, di depan air mancur?" tebak Bastian.

Gadis itu terkejut. "bagaimana kau tau?"

"dulu dia pernah memamerkan foto dia dengan Kyla di depan air mancur yang dipasang menjadi lockscreen ponselnya sampai sekarang."

"Dasar tukang pamer, giliran putus nanti fotonya juga dihapus." gumam Misha kesal.

"sepertinya aku tau mengapa kau sangat penasaran dengan Kyla."

"kau cemburu padanya."

~~~~

"apa?! Aku cemburu padanya?" seru Manuel.

Lahm mengangguk mantap.

Sejak makan di restoran pasta Muller, ia merasa bahwa ada sesuatu antara Manuel, Bastian, dan Misha.

Dan akhirnya Manuel menceritakan semuanya kepada Lahm.

"iya Manuel sayang, kau cemburu pada Bastian."

"iih, aku jijik Lahm. Jangan panggil aku seperti itu." ucap Manuel.

"tapi bukannya kau masih berpacaran dengan Kyla?" tanya Lahm.

Manuel mengangguk pelan. "tapi entah kenapa aku menyukai Misha. Tapi di sisi lain aku masih sayang sama Kyla."

"walaupun dia menghilang tanpa jejak? Tidak pernah mengabari kau?"

"iya."

Lahm mengelus punggung Manuel. "i feel you bro. Aku juga begitu dulu, sebelum aku menikah."

"makanya cepat-cepat menikahlah, papa mu ini ingin punya cucu." Lahm mencoba untuk menghibur Manuel.

Walaupun sebenarnya ia benci memanggil dirinya "Papa"

"akhirnya kau mengakui dirimu adalah papa, papa." ledek Manuel.

Lahm bisa saja menimpuk Manuel dengan bola yang ia pegang. Tapi demi menghibur Manuel, ia Mengurungkan niat itu.

"yuhuu. Kita mau bagi-bagi sembako nih!" Seru Bastian dari kejauhan sambil menenteng 2 plastik berisi roti dan air putih.

Neighbours || neuerWhere stories live. Discover now