chapter 15

184 20 25
                                    

Today's meme

From @/wespeakbayern on instagram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

From @/wespeakbayern on instagram

Manuel Neuer si Multifungsi, bisa jadi kiper bisa jadi midfielder

~~~~

Kayra menatap Misha dengan tatapan tidak percaya untuk yang kesekian kalinya. Teman lamanya yang satu ini memang misterius dan pembawa kejutan.

Misha yang dulu terkenal pendiam, kuper, dan tidak stylish tapi lihat sekarang.

Ia terlihat cantik dengan dress peach selutut, flatshoes putih, dan membiarkan rambut coklat gelombangnya terurai.

Tapi ia baru sadar, Kemana Divya? kayra segera menelpon Divya tapi tidak diangkat juga. Akhirnya ia memberitahu Divya

Me: Div, Misha sudah datang nih. Kau harus liat dia benar-benar bukan Misha yang dulu!

Lalu ia memasukkan ponsel kedalam tasnya.

Saat Misha asik berbincang dengan Lee dan Vani, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Misha kaget lalu segera menoleh kebelakang.

"Muller! Tidak lucu tau." ucap Misha sambil memukul lengan Muller. Lee menatap Muller, ia terlihat amat terkejut. "Thomas Muller?!" Muller mengangguk.

"Yeep that's me! Kalian mau berfoto?" tanpa ditanya 2 kali Lee segera mengeluarkan ponselnya lalu berfoto dengan Muller.

Misha tertawa melihatnya. "restoran mu ramai juga ya."

"tunggu ini restoran milik Thomas Muller?" tanya Kayra. Muller mengangguk. "jadi wanita yang aku temui waktu itu-"

"dia istriku, Lisa." sela Muller.

"dan kau berteman dekat dengan semua pemain bola timnas jerman?" tanya Emmet, Misha mengangguk sebagai jawaban "iya"

"see, i told you! Our Misha Ekaterina now isn't like our old Misha!" Seru Kayra.

Manuel menepuk pundak Muller. "hey Mul, aku ke dapur mu ya. Aku ingin masak pasta untukku, Misha kau mau?" tanya Manuel.

Misha mengangguk. "boleh tapi jangan terlalu banyak ya." Manuel mengacungkan jempolnya lalu berjalan menuju Dapur.

~~~~

Divya berada di toilet, sedang membetulkan kunciran rambutnya sambil termenung di depan cermin. Ia masih memikirkan tentang Manuel, Pria yang Divya tabrak saat berada di karnaval.

Rasa penasaran Divya semakin besar, hanya saja ia tidak tau apa-apa tentang pria itu. Ia bahkan tidak tau namanya.

Divya mengecek ponselnya lalu ia melihat pesan masuk dari Kayra. Ia segera membaca pesannya.

"Misha datang? Benar-benar kejutan." Divya memasukkan benda pipih berwarna putih miliknya kedalam tas dan berjalan keluar toilet.

Saat ia keluar dari toilet, seorang pria menabrak bahunya. Divya meringis pelan. "maaf, tidak sengaja." ucap pria itu lalu berjalan menjauh dari Divya.

Hey! Itu kan pria yang ada di karnaval! Divya segera memanggilnya. "hei! Hei! Tunggu sebentar!"

Namun pria itu malah semakin menjauh dari Divya. Gadis itu mendengus kesal.

"dia itu siapa sih?! Bikin aku penasaran saja." Akhirnya Divya membuang jauh rasa penasarannya pada pria itu lalu berjalan mencari Kayra dan Misha.

Tak lama Divya berjalan, ia mendengar suara gadis memanggil namanya. "Divya! Sini sini!"

"Kayra!" Divya berlari menghampiri Kayra lalu ia melihat Misha yang berada disamping Kayra.

Divya mencubit pipi Misha. "astaga Misha! Apa benar ini kau?" Misha mengangguk.

"cantik sekali dirimu Sha." Misha tersipu malu mendengar pujian Divya.

"terima kasih. kau Divya Tasha kan?" Divya mengangguk. Lalu mereka berpelukan sejenak.

"kemana saja kau Div? Ke toilet kok lama banget." cibir Kayra.

"iih Kay, tadi aku ketemu dia lagi!" ucapnya gemas.

Kayra membetulkan letak kacamatanya."oh ya? Tabrakan lagi apa gimana?"

Divya mengangguk kencang. "iya! Dia nabrak bahu aku!" Kayra meledek Divya "ciee ciee." lalu tertawa.

"siapa tuuu Div?" timpal Misha yang ikut tertawa bersama Kayra. Divya memanyunkan bibirnya.

"itu tu gebetan baru Divya." ucap Kayra, lalu celingak-celinguk mencari sesuatu. "oh ya? Pacarmu kemana Sha?" tanyanya.

Misha mengangkat bahunya. "tadi sih ke dapur sama Muller. Katanya mau masak pasta." tiba-tiba Divya memegang perutnya.

"kenapa Div?" tanya Misha. Divya menyengir. "aku lapar, aku pesan makanan dulu ya." Divya segera berjalan menuju kasir.

Sesampai di kasir, Divya segera memesan Fetuchini. "apakah anda tamu dari nona Kayra?" Tanya sang kasir, Divya mengangguk.

"tunggu sebentar Nona." ucap sang kasir dengan ramah. Ia mengangguk pelan lalu duduk menunggu makanannya datang.

"hei Mul, pasta milik Misha jangan pakai keju. Dia kan lactose intolerant." suara itu terdengar sungguh familiar di telinga Divya. Ia menoleh kesamping.

Pria itu! Akhirnya Divya memutuskan untuk menyapa pria itu.

"eum maaf, kau yang tadi menabrak ku bukan?" Tanya Divya, pria itu menoleh lalu mengangguk. "oh kau lagi, maaf karena aku telah menabrakmu berkali-kali." ucap pria itu.

Justru aku malah berterima kasih, aku bisa dekat denganmu Sekarang. Batin Divya.

Divya tertawa pelan. "ah tidak apa-apa. Ngomong-ngomong, aku Divya." ia mengulurkan tangannya.

Pria itu menjabat tangan Divya. "aku Manuel."


A/n

Wayolo, apa yang bakal terjadi.

Jeng

Jeng

Jeng

Jeng....

Tunggu di chapter selanjutnya ya!

Neighbours || neuerWhere stories live. Discover now