chapter 24

132 15 5
                                    

Meme of the day

Source : Pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Source : Pinterest

~~~~

Kroos menoleh kearah Cornel.

memeluknya, mengusap rambut gadisnya.

"aku latihan dulu ya." bisiknya ditelinga Cornel. Lalu menepuk kepalanya pelan.

Cornel mengangguk. "iya, latihan yang bener ya, biar gak cedera."

"iya say-"

"kalian masih mau berpacaran?" celetuk Mesut, menghentikan Cornel dan Kroos yang hendak berpelukan lagi.

Kroos mendengus. "merusak suasana saja. bye hun." ia berlari menuju lapangan sambil melambai-lambai kearah Cornel. Lalu menendang pantat Mesut yang berdiri disampingnya.

Cornel tertawa kecil. Ia hendak berjalan menuju tribun, menghampiri kakaknya dan Lisa yang telah menunggunya.

Namun ponselnya bergetar, tertera nama Kayra di layar ponsel.

"halo?"

"Cornel?"

"iya, aku sendiri?"

"kudengar, kau di prancis kan?"

Cornel mengangguk. "bagaimana kau tau?"

"kakak mu, duh"

"ah iya, aku lupa" Cornel tertawa kecil.

"ketemuan yuk!."

Cornel berpikir sejenak. "hmm, ya sudah deh."

"oh iya, ajak kakak mu yaa"

"Kak Misha?"

"ja of course lah"

"okedeh, aku tanya dulu"

"kay, see you"

"bye"

Pip

"telfon dari siapa?" suara Misha dari belakang mengejutkan Cornel.

Cornel mengelus dadanya pelan. "kau ini membuat ku kaget saja."

Misha tertawa puas melihatnya. Cornel menghela napasnya. "Kayra mau ketemuan. Dia ngajak kau juga kak."

"i woul-"

"dia tidak bisa ikut." muncul manuel tiba-tiba, merangkul leher Misha. "nanti malam mau anu."

"heh! Anu apaan?!" Misha refleks memukul bahu Manuel.

"dinner elah, bukan anu yang itu kok." elak Manuel.

Misha mendengus, merasa sedikit jengkel karena Manuel sudah mengerjainya. "Besoknya mau match juga, Sempet-sempetnya makan malam."

"gapapa, kali ini aja." ucap Manuel dengan santainya.

Cornel menggeleng-gelengkan kepalanya, pusing melihat tingkah laku pasangan yang satu ini.

"yasudah, aku saja yang pergi." Cornel menarik tas putih nya yang melorot dari bahunya, lalu berjalan keluar dari training camp dan hendak memanggil taksi.

Bukan taksi yang datang, melainkan Kroos dengan motor vespa warna abu-abu yang entah darimana ia dapat motor tersebut.

"mau ku antar, nona manis?" ledek Kroos, wajah merah semu terpancar dari wajah Cornel.

"heh, motor siapa tuh? Main make aja." ucap Cornel.

Kroos mengibas tangannya. "udah ijin sama yang punya kok, tenang saja."

"let me guess, foto bareng?" tebak Cornel, Kroos mengangguk.

"yang punya aki-aki kok, gausah cemburu."

Cornel menatapnya heran. "aki-aki?"

"iya, kakek-kakek. Kayak Bastian gitu lah cuman ubannya lebih banyak."

Tiba-tiba ia mendengar Bastian berdeham kencang. Kroos menoleh kebelakang.

"lain kali kalau mau ngomongin orang, profesional dikit dong." ucapnya, menyeruput smoothie pisang yang ia beli.

Cornel menggaruk kepalanya, lalu menoyor kepala Kroos. "maafkan Kroos ya, dia emang begitu."

Bastiab berdecak pelan. "ya ya, aku sedang tidak mood untuk adu mulut dengan dia." lalu berjalan masuk kedalam training camp.

"sudah lah, ayo naik. kasian temen-temenmu udah nungguin."

Neighbours || neuerWhere stories live. Discover now