06. Hidup indah yang tak terjamah

1.6K 411 278
                                    

"Segala yang indah hanya mampu terjamah saat bunga tertidur,
Ketika mimpi mendatanginya di alam bawah sadar,
Atau akal pengandaiannya ketika tersadar.
Namun, kenyataan membuatnya tertampar"


*****

Malam yang kian larut, lembut alunan musik membuat hanyut perasaan seorang gadis yang telah berstatus sebagai seorang istri. Ya, Neira dengan pandangan nanar menatap kemewahan acara resepsi itu. Baginya, hal yang sangat buang-buang uang hanya untuk sebuah pernikahan yang bahkan tidak ada kebahagiaan di dalamnya. Memikirkan itu semakin membuatnya lelah dan jengah.

Ia sedang duduk dengan tidak tenang di pelaminan, karena sesekali Reyhan mengunci tatapannya dengan penuh intimidasi seakan siap menguliti.

Neira kembali menelan ludah. Ternyata dia tidak hanya menyebalkan, tidak berperasaan, tetapi juga penuh kemisteriusan yang mengerikan. Oh ya ampun! Resahnya dalam hati.

Neira menggigit bibir bawahnya. Memikirkan apa yang akan terjadi kepadanya saat melalui hari-hari mendatang menjadi Nyonya Reyhan saja sudah membuat bulu kuduknya meremang.

Aura dingin dan datar pula selalu tersemat di wajah tampannya. Mengurungkan niat Neira yang semula ingin bertanya tentang alasan Rey menerima perjodohan itu. Mengingat dari awal pertemuan mereka hingga saat ini laki-laki itu selalu memberikan sirine ketidaksukaannya kepada Neira.

Resepsi itu digelar dengan perpaduan adat Yogyakarta dan Australia. Perpaduan yang unik tentunya. Hal itu nampak dari konsep acara, baju pengantin, jamuan dan suasananya, dengan pembagian kedua adat dibeberapa bagian dengan tepat.

Perbedaan ketika disatukan dengan porsi yang tepat maka akan menghasilkan hal indah bukan? Seperti pelangi dengan warna-warni yang saling mengisi dan melengkapi.

Namun, perumpamaan itu menjadi tidak tepat, jika untuk sepasang pengantin baru itu yang hanya dilingkupi keterpaksaan rasa, terjalin hubungan tanpa adanya kelengkapan cinta.

Sesekali Neira melempar senyum. Ya, senyum getir yang bahkan ia paksakan tampil di wajahnya ketika ia menerima serentetan ucapan selamat yang memuakkan baginya. Resepsi mewah itu digelar di sebuah hotel bintang lima milik keluarga James.

Segala hal diresepsi itu tentu dipersiapkan dengan sangat baik, mewah, elegan, sekaligus dengan suasana yang penuh kehangatan. Warna golf, putih nampak mendominasi ruangan. Terdapat pula beberapa jenis bunga berwarna-warni yang nampak indah.

Ayah Reyhan adalah laki-laki berketurunan Australia, sedang ibunya dari Indonesia tepatnya Yogyakarta sama seperti keluarga Atmajaya. Itulah alasan mereka ingin memadukan kedua budaya itu dalam acara resepsi.

"Kau kenapa Kak? Apakah baik-baik saja? Wajahmu tampak lesu dan sedikit pucat Kak..." Serentetan kekhawatiran diutarakan Arkan ketika ia telah berada di sisi Neira. Matanya tak lepas meneliti wajah sang kakak yang tengah duduk di samping Reyhan.

"Aku sedikit lelah, Ar," gumam Neira lirih. Bagaimana tidak, setelah pagi tadi berlangsung acara sakral, ijab kabul. Malam harinya dilanjutkan dengan acara resepsi dengan banyak tamu undangan.

Arkan menyapukan pandangan kepada para tamu yang telah tampak berkurang. Dirasanya tidak masalah jika Neira meninggalkan pesta itu lebih awal.

Pesta itu dihadiri oleh para rekan pebisnis dari keluarga Atmajaya dan James. Tentu para staf rumah sakit dan dokter yang beberapa di antaranya sahabat Reyhan. Serta kerabat dan rekan sivitas akademik dari universitas tempat Neira mengajar .

Reyhan hampir frustrasi sebab, masih saja gagal membuat sang ayah menuruti permintaannya. Untuk tidak mengundang para staf rumah sakit milik keluarga James. Ia bahkan ingin menggelar resepsi secara tertutup hanya untuk keluarga inti. Rey sangat ingin merahasiakan pernikahannya itu, terlebih untuk menjaga perasaan seseorang yang kini tengah menjadi tambatan hatinya.

BERDETAK (Berakhir dengan Takdir) {TAMAT}Where stories live. Discover now