16. Perubahan Seiring Waktu

1.3K 281 76
                                    

"Perubahan seiring waktu terkadang masih membuat orang terdekat tak percaya,
Karenanya selalu identik dengan hal-hal tak biasa dari citra dirinya."
*****


Belakangan Neira sering merenung sembari menuliskan rangkaian diksi dalam buku catatan puisinya, setelah mendengar penjelasan adik iparnya kala itu tentang alasan Reyhan menerima perjodohan mereka.

Ia semakin merasa hubungan pernikahannya hanya belenggu yang menjerat erat segala geraknya menjadi sangat berat. Terlebih jika mengingat perlakuan Reyhan di awal pernikahan, itu masih menjadi salah satu ingatan yang menyakitkan dan sulit diabaikan.

Tidak bisakah Reyhan cukup berteman baik dengannya? Tidak bisakah Reyhan memperlakukannya layaknya seorang isteri? Jika itu terjadi maka ia akan belajar berperan serupa meski tak menyertakan hatinya.

Pikirannya terlampau jauh. Satu hal yang akhirnya membuatnya tersadar, baginya itu hanya harapan yang tak akan menjadi kenyataan. Dalam hal ini ia tidak bisa berharap banyak akan hubungan pernikahannya itu.

Selain berharap kepada Sang Ilahi agar memberinya kekuatan dan kebesaran hati dalam menjalani situasi yang dan akan terjadi.

Namun, nyatanya segala hal yang selanjutnya terjadi di luar dugaan pemikiran Neira...

Kehidupan rumah tangganya dan Reyhan seiring waktu berjalan telah memasuki usia tiga bulan pernikahan. Banyak kejutan dari perubahan sikap Reyhan yang berangsur seperti orang normal pada umumnya saat menghadapi Neira.

Tidak seperti citra seorang Reyhan yang melekat dalam dirinya di awal pernikahan. Suaminya itu tidak lagi bersikap dingin dengan tatapan mengintimidasinya, meski kesan datar masih menjadi tabiatnya.

Ada beberapa catatan sebelumnya yang telah Neira ketahui tentang sisi lain seorang Reyhan. Kini satu hal baru lagi yang diketahuinya yakni suaminya itu selalu berenang saat merasa tidak baik-baik saja tak peduli saat siang atau malam ia tetap melakukan.

Informasi tambahan yang didapatnya dari adik iparnya itu membuatnya hampir tak percaya dan terheran-heran dengan sisi lain dari suaminya di balik sikap dingin, kasar, arogan, datar dan tidak berperasaan.

Penuturan Elladya, jika Reyhan mengalami kegundahan hati seperti kegagalannya menyelamatkan pasien saat operasi atau hal negatif lain yang terjadi di hidupnya maka ia meluapkan emosionalnya dengan berenang. Entah hal apa yang disembunyikannya di dalam air untuk tidak diketahui dunia luar?

Satu hal yang pasti bahwa setiap orang memiliki cara tersendiri untuk melindungi diri, entah dengan tameng atau topeng.

Neira meyakini hal tersebut.

Hal itu semakin membuat Neira penasaran dengan sisi lain pribadi seorang Reyhan.

Namun, Neira memandang positif apa yang dilakukan Reyhan. Sebab, ternyata laki-laki itu tidak bertindak buruk dan membahayakan kesehatannya seperti orang-orang pada umumnya--yang saat situasi kacau dan emosi tidak terkendali mungkin akan menghabiskan waktu di klub malam, meneguk minuman haram dan melakukan hal sejenis lainnya yang terlarang.

Ternyata dia menggunakan kecerdasannya dengan benar, terlebih profesinya sebagai dokter. Neira dengan terpaksa mengakui pemikirannya tentang hal itu.

Ya, tentu alangkah baiknya jika kita tidak menempatkan diri kita pada hal-hal yang justru dapat merusak atau bahkan membahayakan keselamatan diri sendiri. Maka sepatutnya kita harus menghindari dan mewaspadai apapun bukan?

"Apa yang sedang kau lakukan?" Sebuah suara maskulin membuyarkan lamunan Neira yang sedang memegang sebuah pena di atas sebuah buku yang terbuka. Namun, pandangannya justru menatap kosong sesuatu yang telah selesai ditulisnya itu.

BERDETAK (Berakhir dengan Takdir) {TAMAT}Where stories live. Discover now