Hilang!

4.7K 650 40
                                    

"Pada kemana, nih?" gumam Dava bingung saat kedua matanya tidak melihat siapapun di dalam ruangan inap Jinara. Ia menutup kembali pintu ruangan itu lalu berjalan masuk dan menyimpan tas hitam miliknya di atas kursi lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Key - menanyakan keberadaan sang kakak.

"Sudah pulang?" Sebuah suara terdengar membuat Dava yang mulanya sedang memainkan ponsel menoleh ke arah kamar mandi, di mana di sana terdapat Wilnan yang sepertinya baru saja menuntaskan panggilan alam.

"Yoi. Eh, Wil, gimana kencan lo? Lancar?" Tanya Dava.

Wilnan berjalan menghampiri sang kembaran lalu mendudukan dirinya di samping Dava. "Ya, gitu. Gak ada yang spesial soalnya gue malah terus kepikiran Jinara. Gue buru-buru pulang tapi, kayaknya Jinara lagi jalan-jalan sama Bang Key."

Sebelah alis Dava terangkat mendengar penjelasan Wilnan. "Maksudnya? Jinara emang gak ada? Lo jam berapa datang ke sini?"

"Jam setengah lima, setengah jam lalu." Jawab Wilnan setelah ia melihat ke arah jam yang menempel di dinding. "Bang Key bawa Jinara ke mana, ya? Sudah mulai sore, waktunya Jinara istirahat. Kalau Bang Shaka atau Ayah tahu, bisa-bisa kena omel karena membawa Jinara di saat kondisi dia masih belum membaik."

"Udah nanya ke Bang Key dia di mana?" Tanya Dava yang dibalas anggukan kecil Wilnan. "Udah, cuman belum di balas. Kayaknya sih lagi di jalan atau gak pegang hp. Kok gue tiba-tiba khawatir ya? Bang Key kan gak bisa lepas dari namanya handphone, kok gak balas? Apa terjadi sesuatu?"

"Berlebihan, tunggu aja, nanti juga pulang kok." Ucap Dava sembari mengangkat bahu acuh dan memilih untuk memainkan ponselnya tanpa berniat membalas ucapan Wilnan yang sirat akan kekhawatiran. Ia bergumam kecil menyanyikan sebuah lagu yang membuat Wilnan seketika menatapnya curiga.

"Dav, kenapa sih?"

"Kenapa, apanya?" Tanya balik Dava tanpa menoleh. Ia tiba-tiba menyunggingkan sebuah seringai saat menatap layar ponselnya yang hal itu tak luput dari perhatian Wilnan.

"Dav, kenapa sih?"

"Apa, sih?" Tanya Dava jengah lalu menatap Wilnan datar. Ia menyimpan ponselnya di atas meja lalu bersidekap dada menghadap ke arah Wilnan.

BRAK

Pintu tiba-tiba dibuka secara kencang yang membuat Dava dan Wilnan yang ada di dalam ruangan langsung terlonjak kaget. Mereka berdua menatap ke arah pintu, di mana ada Key yang terduduk di ambang pintu dengan nafas yang terengah-engah..

"Kenapa sih, bang? Astagfirullan gue kaget." celetuk Wilnan dengan mengusap dadanya yang bergemuruh keras akibat bantingan pintu yang Key lakukan.

"Lo darimana sih bang?" Tanya Dava, "kok line gue gak dibales?"

"Jinara..." Ucap Key dengan nafas yang belum teratur dan membuat si kembar dengan segera menghampiri dan berjongkok di sampingnya. Key dengan susah payah mencoba berbicara, namun yang keluar dari mulutnya hanyalah hembusan udara mengingat ia belum bisa bernafas dengan benar.

"Jinara mana? Bang, lo kenapa?" Tanya Wilnan. Ia mengusap pelan punggung Key dan mencoba membantu sang kakak untuk menormalkan pernafasannya.

"Kenapa, bang? Tenang dulu, minum nih minum." Dava berdiri lalu mengambil sebotol air mineral dari atas meja yang entah milik siapa lalu menyerahkan botol itu pada Key.

Key menerima botol itu dan langsung meminum air sampai habis. Ia terdiam sampai nafasnya kembali teratur lalu menatap Wilnan dan Dava dengan mata berkaca-kaca hampir menangis. "Jinara hilang, dia di culik."

Dava dan Wilnan terdiam lalu saling memandang, tak lama mereka tertawa bersama membuat Key mengeryit bingung, mengapa mereka tertawa di saat darurat seperti ini?

[✓] Kakak + Day6Where stories live. Discover now