Jalan malam

4.5K 630 94
                                    

Ting!!

Jinara yang sedang menonton tv menoleh ke arah handphone-nya yang tiba-tiba menyala dan memunculkan sebuah notifikasi pesan. Bungsu Aksara itu lantas membuka handphone-nya dan pesan dari Sakha langsung tertera dalam kolom percakapan.

Abangggg❣️
Dek,
Kita habis lacak no kamu sama bang Jay
Sudah ketemu sih
Cuman no kamu malah bawa kita ke minimarket
Rumah bunda dimana? Dekat dari sini?

Tinggal lurus aja bang, terus belok
pas ada gang
Ikutin jalan aja, ntar ketemu rumah yang ada bunga sakura


Bisa jemput gak? Takutnya kita nyasar
Tapi jangan kamu yang jemput,
Bang Jay saja

Jinara melirik jam yang ada di layar handphonenya. Pukul 11.02 malam. Ia sedikit bingung karena semua orang di rumah ini sudah tertidur dan Jay adalah orang yang pertama tidur. Jadi siapa yang harus menjemput? Tidak mungkin kan ia membangunkan Yuta untuk mengantarkan kesana?

Setelah lama mempertimbangkan ditambah Sakha yang terus melakukan spam, membuat Jinara akhirnya terpaksa memutuskan untuk menjemput mereka sendirian. Lagipula Jepang kalau malam kan masih ramai, tidak terlalu sepi seperti di rumahnya ditambah ia masih hafal betul jalan menuju rumah Yuta jika patokan utamanya adalah minimarket yang menjadi tempatnya berteduh tadi.

Jinara bangkit dan mempersiapkan diri, ia menggeraikan rambutnya dan menutup tubuhnya dengan mantel yang tadi Minara beri sebagai teman menonton dan penghangat.

"Jinara? Mau kemana?"

Gerakan Jinara mengambil sepatu di rak terhenti saat ia mendengar suara. Itu Yuko, ia memandang heran Jinara dengan gelas berada di tangannya. Jinara menelan ludahnya kasar dan pandangannya tidak berani untuk memandang Yuko.

Sebenarnya Yuko terbangun karena haus, tapi saat akan kembali ke kamar ia malah mendapati Jinara di pintu menuju keluar dan sedang mencari sepatu. Aneh saja seorang gadis malam-malam akan keluar malam.

"Jinara..?" Yuko mendekat membuat Jinara panik dan refleks mundur. Yuko memandang curiga pada si bungsu Aksara itu.

"A-aku.. aku mau ke minimarket kak..-" jawab Jinara sembari menunduk. Semenjak kejadian tadi, Jinara masih malu jika bertemu dengan Yuko. Dan mengingat hal itu membuat Jinara ingin terbang pulang saja karena ia sudah tidak punya wajah lagi di hadapan Yuko.

"Ahhh, untuk apa?"

"Menjemput yang lain..- maksudku menjemput para kakakku yang lain..-"

"Baiklah, tapi aku akan mengantarmu."

Jinara mendongak dan menggeleng ribut, "tidak kak tidak, ini sudah malam da-"

"Justru karena sudah malam itulah aku mengantar mu, tunggu aku akan membawa jaket dulu." ucap Yuko memotong omongan Jinara. Ia menyimpan gelasnya di atas meja kemudian masuk ke dalam kamar.

Kedua pipi Jinara otomatis memerah, tapi kemudian ia langsung menggeleng untuk menghilangkan perasaannya yang menghangat. Ditepuknya kedua pipinya itu sembari membayangkan wajah menyeramkan Shaka saat marah, dan rupanya berhasil, karena kedua pipi Jinara sudah mulai normal kembali.

 Ditepuknya kedua pipinya itu sembari membayangkan wajah menyeramkan Shaka saat marah, dan rupanya berhasil, karena kedua pipi Jinara sudah mulai normal kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Kakak + Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang