SnT | Chapter 9 - One Step Ahead

13.4K 691 8
                                    

Pagi semuanya...

Berhubung SINC sudah tamat, maka author akan kembali fokus pada SnT.

Untuk yang belum baca SINC, boleh mampir ke cerita ke empat-ku itu. Tinggal cek profile author dan lihat di list story author.

Jangan lupa untuk klik bintang kecilnya ya ⭐ dan masukkan ke Reading List kalian ya.

Happy Reading ❤

______________________________________

"Asalkan kamu tinggal di sini bersamaku dan tentunya status kita akan berubah."

Vic mengerutkan keningnya bingung. Dia menoleh ke belakang dan menatap kedua bola mata Rafael dalam. "Status apa maksudmu?"

"No longer two strangers, but partner with benefits."

👔👔👔

"APA?!" Kedua mata Vic terbuka lebar mendengar penawaran dari Rafael. Ini merupakan penawaran yang paling mengerikan yang pernah dia dengar.

Rafael tersenyum miring, kemudian memeluk pinggang Vic erat. "Katanya kau akan bekerja untukku."

Vic menggeleng keras, tentu saja dia tidak akan sudi. "Apapun akan kulakukan, kecuali menyerahkan tubuhku." Vic berusaha untuk berdiri, namun pelukan Rafael dipinggangnya sangat erat, membuatnya sulit untuk bergerak.

Rafael sengaja mengeratkan pelukannya agar Vic tidak pergi kemana-mana. "Kenapa kau harus takut untuk menyerahkan tubuhmu? Padahal aku yang mengambil ciuman pertamamu." Rafael mengucapkannya tanpa pikir panjang dan kelewat santai, membuat Vic yang mendengarnya terkejut.

"A-apa?" kaget Vic dengan mulut terbuka lebar.

Rafael menurunkan Vic dari pangkuannya dan memindahkan gadis itu kesebelahnya dengan mudah, seolah Vic hanyalah sebuah boneka yang ringan. "Saat kamu lahir, aku sudah maju selangkah untuk mendapatkanmu."

"Apa maksudmu sebenarnya?!"

Rafael menghela napas. Jika sudah seperti ini, maka dia tidak dapat mengelak lagi. "Kamu adalah milikku, Victoria. Terserah padamu ingin percaya ataupun tidak, tetapi yang jelas aku sudah mengklaim kepemilikan atas dirimu sejak kamu masih bayi."

Kedua mata Vic membulat sempurna dan dia tanpa sadar menggigit bibirnya terlalu kuat hingga berdarah. "Aku tidak mau," lirihnya membuat Rafael menggeram kesal.

"Baiklah .... Namun, kamu harus melakukan apapun yang kuperintahkan dan tidak ada penolakan."

"Kecuali tubuhku," potong Vic cepat yang membuat Rafael mengepalkan kedua tangannya.

"Baiklah ...," ucap Rafael terdengar putus asa, sebelum akhirnya dia beranjak menuju ruang kerjanya.

Vic mengusap bibir bawahnya yang berdarah. Berdecak pelan saat menyadari kebodohannya. Namun, pikirannya melayang kembali ke percakapan mereka sebelumnya.

Kamu adalah milikku, Victoria. Terserah padamu ingin percaya ataupun tidak, tetapi yang jelas aku sudah mengklaim kepemilikan atas dirimu sejak kamu masih bayi.

"Dari bayi? Apa maksud semua ini? Apakah Rafael mengenal keluargaku?" ucap Victoria ber-monolog sendiri.

👔👔👔

"Ini ...." Rafael menyodorkan ponselnya ke arah Vic, membuat gadis itu mengerutkan kening bingung, tetapi dia tetap melihat apa yang ditunjukkan oleh pria itu. "Aku sudah mengurus semua biaya pengobatan ayahmu hingga beliau pulih. Jadi, sekarang kamu berhutang banyak padaku, Victoria."

Vic menelan ludahnya susah payah. Memang benar jika Rafael sudah mengeluarkan uang banyak untuk Pap-nya jika dilihat dari nominal yang ditransfer pria itu ke rekening rumah sakit tempat Pap-nya dirawat. Tanpa sadar, Vic meneteskan air mata. Akhirnya ayahnya bisa ditangani dan Vic tidak perlu lagi khawatir akan biaya rumah sakit yang mahal.

"Terima kasih banyak." Vic refleks memeluk Rafael dengan erat. Terisak di dalam pelukan pria itu. Tubuh hangat Rafael membuatnya nyaman dan Vic semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria itu.

Sedangkan, tubuh Rafael sendiri membeku mendapat serangan mendadak seperti ini. Perlahan tangannya mulai bergerak membalas pelukan Vic, melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu dan menyandarkan dagunya di puncak kepala Vic.

Ini langkah awal yang bagus untuk mengikatnya, batin Rafael.

👔👔👔

Kedua pipi Vic memerah sangat mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Saat ini Vic berada di dalam kamarnya dan tengah berbaring, menyembunyikan wajahnya dibalik guling. Tadi setelah menyadari perbuatannya, Vic bergegas melepaskan pelukan Rafael dan mendorong pria itu sedikit agar menjauh. Kemudian, berlari memasuki kamarnya dan menguncinya. Vic benar-benar malu jika harus menunjukkan wajahnya di hadapan Rafael. Bisa-bisanya dia kelepasan dan melakukan tindakan konyol tersebut. Bagaimana jika Rafael salah paham nantinya?

Benar-benar memalukan ....

Tok ... tok ....

Suara ketukan pintu mengagetkan dirinya, ditambah lagi panggilan dari luar yang menyuruhnya untuk membuka pintu.

"Victoria .... Buka pintunya!"

Buru-buru Vic beranjak dari ranjangnya dan sedikit merapikan penampilannya sebelum membuka pintu.

Terlihat Rafael menjulang tinggi didepan pintu kamarnya dengan wajah datar.

"Ada apa, Monsieur?" tanya Vic hati-hati.

Rafael menyerahkan sebuah amplop putih kepadanya tanpa mengatakan apa-apa.

Vic menerimanya dengan kening berkerut. "Apa ini?"

"Surat pengunduran dirimu. Aku ingin kamu mengirimnya besok ke restoran tempatmu bekerja," jawab Rafael lalu membalikkan badan.

"Apa?!" kaget Vic. Dia menarik bahu Rafael dari belakang. Menghentikan langkah pria itu dan berdiri didepan Rafael dengan wajah kesal.

"Mengapa aku harus mengundurkan diri dari Le Meurice? Aku betah bekerja di sana. Lagipula aku perlu uang untuk biaya hidup dan melunasi hutangku padamu."

Rafael hanya diam dan berjalan melewati Victoria.

Victoria mendengus kesal dan meremas amplop ditangannya. Lihat saja! Dia tidak akan keluar dari pekerjaannya saat ini. Vic melangkahkan kakinya kembali ke kamar dan menutup pintu dengan kencang. Tidak memedulikan reaksi Rafael bila mendengarnya.

TBC

______________________________________

Bagaimana menurut kalian chapter kali ini? Memuaskan, tidak?

Maaf banget karena kali ini pendek, tetapi tenang saja... Author akan menebusnya di chapter berikutnya. Jadi, jangan bosan-bosan menunggu SnT Comeback ya...

Terima kasih juga untuk yang setia menunggu update-an SnT dan yang terang-terangan menyatakan menyukai cerita SnT lewat kolom komentar. Author senang banget dan itu sukses menambah semangat author untuk mengetik lagi.

Pokoknya author janji akan berusaha yang terbaik.

Love you 😘😘😘

Suit and Tie | ✅Where stories live. Discover now