SnT | Chapter 8 - Status Change

13.4K 725 14
                                    

Happy Reading...

Belum bosan sama SnT, kan?

Aku udah pernah bilang belum kalo SnT itu anak kesayangan? Kayaknya belum ya? Tapi kok berasa udah ya. 😅
Maaf deh.... Maklum karena aku tuh orangnya pelupa. Jadi harus bolak-balik check. Kayak waktu lagi masa ujian, belajarnya tuh gak bisa sekali, tapi harus berulang kali, supaya meresap gitu. Eseee... gaya banget bahasanya. Hehehe... Iya. Jadi kalo habis ketik SnT nih, aku bakal ngecek ulang, baca ulang. Setelah publish, lalu cek lagi. Ternyata oh ternyata.... ada yang kurang. Jadi ya gitu deh. Jadi bolak-balik edit. Maaf ya untuk spam notif-nya. 🙏

Jangan lupa untuk tekan bintang kecilnya ⭐. Vote kalian adalah vitamin buatku. So, jangan malas-malas vote kalau kalian pengen aku cepat up.

______________________________________

Vic mendekatkan tubuh mereka dan menatap pria itu tempat di manik matanya. Kali ini dia tidak boleh takut dan harus mengutarakan apa yang seharusnya diutarakannya sejak semalam.

"Aku akan kembali ke flat. Tidak peduli apakah kamu akan setuju ataupun tidak. Kamu tidak berhak mengatur hidupku karena tidak ada keterikatan di antara kita. Kita tidak lebih dari dua orang asing yang baru saja bertemu dan tiba-tiba saja kamu memaksaku untuk tinggal di sini. Namun, demi kebebasanku, aku tidak akan tinggal diam. Aku lebih baik hidup di flat yang kamu anggap rendah itu, ketimbang harus menetap di sini dengan batin tertekan."

👔👔👔

Vic mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam koper. Tidak terlalu lama dia membereskannya karena belum semua dia keluarkan dari koper. Vic menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Dengan lesu, dia menarik koper dan berjalan ke arah pintu kamar, namun tiba-tiba suara dering telepon menghentikan langkahnya. Vic merogoh saku celananya dan mengernyit saat melihat ibunya menelepon. Tiba-tiba saja rasa cemas melingkupinya karena selama dia di Prancis belum sekali pun mereka saling mengabari. Dan jika ibunya kini menghubunginya, pastilah ini sesuatu yang mendesak.

Dengan segera, Vic mengangkatnya. "Halo, Mam..."

"Vic! Urgent! Pap drop lagi dan sekarang Pap akan dimasukkan kedalam ICU."

Vic berubah panik. Giginya bergemeretak dan sedari tadi dia berjalan mondar-mandir. "Lalu, bagaimana keadaan Pap sekarang?"

"Mereka meminta agar kita membayar biaya administrasinya terlebih dulu."

Vic memijit pelipisnya yang berdenyut. "Bagaimana bisa rumah sakit meminta bayaran sedangkan pasien dalam keadaan kritis?" tanya Vic tidak percaya. Inilah alasannya mengapa Victoria sangat membenci rumah sakit.

"Vic! Tidak ada waktu untuk berkomentar sekarang. Mam tidak punya uang lagi untuk pengobatan pap. Mam harap kamu segera mengirimkan uangnya."

Vic memejamkan matanya. Dia sudah menduga semua ini akan terjadi. Namun, saat ini uangnya belum cukup untuk pengobatan ayahnya yang tidak sedikit, ditambah lagi dia belum lama bekerja dan pastilah akan sangat sulit untuk meminta pinjaman.

"Berapa biayanya, Mam?"

"Kamu pasti akan terkejut mendengarnya, sweetheart. Sekitar tiga puluh ribu dollar."

Suit and Tie | ✅Where stories live. Discover now