SnT | Chapter 15 - Who is more appropriate?

12K 544 8
                                    

Double update!!!

Oke, ini pertama kalinya SnT double update. Karena aku lagi excited banget untuk ngetik SnT. So, jangan lupa untuk klik bintang kecilnya ya. ⭐

Happy Reading...

______________________________________

"Rafael..." panggil Vic memberanikan diri, tetapi tidak ada sahutan apapun.

Dia melangkah menuju pintu kamar Rafael dan membukanya sedikit.

Kosong...

Sepertinya pria itu benar-benar pergi. Padahal saat didalam lift, dia telah mempersiapkan kata-kata saat berhadapan dengan pria itu. Namun nyatanya, pria itu tidak ada sekarang. Vic memekik girang dan berlari menuju kamarnya. Sebaiknya dia tidur agar pria itu tidak dapat menginterogasi dirinya.

👔👔👔

"Apa kalian berhasil menangkapnya?" tanya Rafael dengan aura dingin.

Brien—Salah seorang tangan kanan Rafael—menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Rafael membuka pintu kayu berwarna coklat dihadapannya dan seketika cahaya lampu menyilaukan matanya. Rafael melangkah kakinya dengan mantap. Menghampiri seorang pria yang tengah duduk dalam keadaan terikat dan mulut di lakban. Namun, orang itu tidak tampak lemah, justru dia menantang Rafael lewat tatapan mata. Rafael mendengus kesal, kemudian melirik dua anak buahnya yang berdiri dibelakang orang itu.

"Buka lakbannya!"

Salah seorang anak buah Rafael dengan sigap melepas lakban yang menutup mulut orang itu dalam satu tarikan.

"Shit! Bisakah pelan-pelan menariknya?!" maki pria itu. Namun, kedua penjaga yang berdiri dibelakang tubuhnya sama sekali tidak merespon.

"Eugene Roland..."

Eugene menolehkan kepalanya dan menatap Rafael dengan tajam. "Aku sudah menduga hal ini sebelumnya. Cepat atau lambat kau akan bertindak."

Rafael menatap Eugene dengan rahang mengeras. "Dan seharusnya kau segera waspada, Eugene."

Eugene terkekeh sinis, kemudian menggelengkan kepalanya. "Apa maumu sebenarnya hingga repot-repot menculikku? Jika ingin berbicara, kita bisa membuat janji. Tidak perlu dengan cara seperti ini." Eugene tersenyum miring pada Rafael dan pria itu membencinya.

"Jauhi Victoria!" perintah Rafael tegas dengan kedua tangan dilipat ke belakang.

Eugene menatap sinis, kemudian berdecih. Dia sama sekali tidak takut pada pria dihadapannya. "Kalau aku tidak mau, bagaimana?"

Rafael menggertakkan giginya. Dia menyentuh pistol yang tersembunyi dibalik jas mahalnya. Ingin sekali rasanya dia menembak kepala Eugene agar pria itu tidak lagi memainkan rencananya.

"Dengar, Rafael! Pria menjijikkan sepertimu sama sekali tidak pantas untuk Victoria. Bisa kau bayangkan bagaimana reaksi Victoria jika tahu siapa dirimu sebenarnya?"

Rafael tertawa sinis dengan kedua mata menatap penuh pada Eugene. "Jika bukan aku, lantas siapa yang lebih pantas? Dirimu yang bersembunyi dibalik topeng itu?" sindir Rafael telak.

Suit and Tie | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang