- First story of The Derizcon Series -
Book I
Victoria Beverlly Adam--atau yang lebih akrab disapa 'Vic'--adalah seorang gadis yang hidupnya tidak dapat jauh-jauh dari yang namanya 'belanja'. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba saja perusa...
Sebelum kalian pada baca, aku mau memberitahukan satu info terlebih dahulu.
Karena aku akan mulai UAS tanggal 16, jadi sebelum tanggal itu aku akan update 3 chapter. Doakan saja ide ini mengalir dengan lancar. Tapi, kalau semisalnya tidak sempat, aku akan update 2 chapter saja.
Apakah chapter ini dihitung? Jawabannya ya. Chapter ini masuk dalam hitungan, jadi minggu depan aku akan update 2 chapter lagi.
Oke, itu saja yang ingin aku sampaikan.
Happy Reading...
______________________________________
Tanpa Vic sadari, seseorang yang tertidur disebelahnya mendengar semuanya. Rafael memang sudah terjaga saat pertama kali Vic merubah posisi tidurnya, namun pria itu lebih memilih untuk pura-pura tidur. Dia berusaha untuk tidak memeluk wanita itu.
Di satu sisi dia senang karena ternyata Vic merasakan hal yang sama, namun disisi lain dia juga kecewa karena wanita itu tidak mau memperjuangkannya. Di saat Rafael berusaha mempertahankan Vic disisinya dengan resiko pengkhianatan, Vic justru menyerah diawal perang.
Rafael menatap nanar punggung mulus sekilas sebelum memilih untuk kembali memejamkan matanya.
"Mengapa hanya aku yang berjuang seorang diri?" batin Rafael.
👔👔👔
Derizcon's Mansion. New York—USA. 07:25 AM
Rafael sudah rapi dengan setelan kerjanya. Dia sudah mandi dan bersiap-siap untuk keluar kamar, mencari keberadaan Vic.
Tadi saat dia terbangun, wanita itu sudah tidak ada disampingnya. Rafael pikir mungkin saja Vic berada di dapur. Wanita itu memang terkadang bisa terbangun pagi-pagi sekali dan alhasil membantu para maid di dapur.
Setelah memakai jam tangan dan sedikit merapikan rambutnya, Rafael keluar dari kamar. Menuruni tangga hingga sampai di lantai dasar. Suara kekehan Vic tanpa sadar membuatnya tersenyum. Dia lantas segera berjalan menuju ruang makan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rafael mengernyit saat melihat penampilan Vic yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya. "Kapan kamu bersiap-siap?"
"Oh... Tadi saat kamu mandi, aku sempat kembali ke kamar untuk mengambil pakaian. Aku mandi di kamar mandi lain," jawab Vic sembari sibuk menata makanan di atas meja, dibantu oleh beberapa maid.