- First story of The Derizcon Series -
Book I
Victoria Beverlly Adam--atau yang lebih akrab disapa 'Vic'--adalah seorang gadis yang hidupnya tidak dapat jauh-jauh dari yang namanya 'belanja'. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba saja perusa...
By the way, kalau kalian menemukan yang namanya 'TYPO' boleh comment ya nanti. Biar aku langsung edit. Dan selagi kalian belum nemu tulisan 'TBC', tapi lanjutannya tidak ada, berarti itu terpotong ya.
Ada banyak cara untuk memulihkan chapter yang terpotong. 1. Refresh library kalian. 2. Kalian Hapus Suit and Tie dari library/perpusatakaan kalian dulu, baru nanti di add/tambahkan lagi. 3. Kalian bisa log out dulu, lalu nanti log in lagi.
Tidak ada notifikasi ketika cerita di update???
Aku selalu memberikan pemberitahuan di pesan ketika aku update story apa pun. Jadi, pastikan kalian sudah follow account ini, ya.
Happy Reading...
______________________________________
Sial! Mengingat itu semua kembali membuat hatinya terasa sesak. Elaine mengatur deru napasnya, berusaha menepis jauh-jauh memori buruk itu.
Setelah dia merasa sedikit tenang, dia beranjak dari kursi santainya. Kembali memakai kacamata hitamnya dan memandang matahari yang cukup terik hari ini.
Tidak! Dia tidak bisa lari lagi. Dia sudah terlalu ikut campur dan bagaimana pun caranya Elaine harus memenuhi obsesi ini. HARUS!!!
👔👔👔
OZEN By Atmosphere, Maadhoo Island—Maldives.06:25 PM
Malam ini restoran Peking tidak terlalu ramai. Elaine tengah menikmati makan malamnya sendirian di sudut restoran sambil menatap pemandangan laut. Sebenarnya dia sudah sangat muak berada di tempat yang sama dengan para pasangan yang berlibur kemari. Hal ini membuat Elaine merasa sangat menyedihkan karena sendirian di sini, dikelilingi oleh pasangan yang ingin honeymoon. Dia jadi menyesal karena telah memilih Maldives menjadi tempatnya melarikan diri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baru saja ingin memasukkan sepotong daging lagi ke dalam mulutnya, seseorang sudah dengan lancang duduk di hadapannya, mengganggu makan malamnya tentu saja.
Elaine meletakkan pisau garpunya ke atas piring, berusaha untuk bersikap santai padahal jantungnya berdentum kencang. Tanpa melihat pun Elaine sudah tahu itu siapa. "You found me," ucapnya pelan.
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Gara-gara kamu, aku jadi susah untuk menjangkau Victoria," tanya Eugene dengan nada angkuh.
Elaine tidak langsung menjawab. Dia meraih tissue untuk membersihkan bibirnya terlebih dulu, baru menatap pria itu dengan senyum miring. "Aku melakukannya karena aku ingin melindungi temanku dari iblis sepertimu."