SnT | Chapter 25 - Mother who failed

8.6K 412 15
                                    

Hola semuanya...

Masih ada yang nungguin SnT update, kan???

Karena sempat salah update, aku akhirnya merevisinya sedikit. Yang sudah sempat baca yang lama, semoga suka sama yang baru ini.

Oh, ya! Tulis kota dan jam berapa kalian baca cerita ini, ya.

Happy Reading...

______________________________________

"Aku sudah terbiasa mengucapkannya."

"Tapi, itu membuatku tidak nyaman." Vic mencoba untuk tegas. Dia tidak mau lagi diperdaya oleh pria mana pun.

"Ya, baiklah. Aku tidak akan memanggilmu 'mine' lagi."

"Terima kasih," ucap Vic lalu memutuskan panggilannya dengan sepihak. Dia bersandar pada dinding rumah sakit, berusaha untuk menguatkan diri.

Vic menarik napas panjang, lalu menghembuskannya. Dia sama sekali tidak tahu jika efek Eugene ternyata masih sebesar ini. Vic menggeleng, berusaha menghapus semua kenangan buruk itu. Tidak ada lagi Eugene, tidak lagi ada Rafael, yang ada hanyalah Victoria seorang. Vic berusaha menanamkan hal itu dalam pikirannya hingga tenang kembali.

👔👔👔

Mount Sinai Medical Center, New YorkUSA. 07:35 PM

Lindy tengah memeriksa ponselnya ketika pintu ruangan suaminya dibuka oleh seseorang. Dengan cepat Lindy menyimpan ponsel itu ke dalam saku celana dan mendongak. Kedua matanya berbinar saat melihat siapa yang datang.

"Vic? Kamu datang?" kaget Lindy. Dia lantas berdiri dan segera menghampiri Victoria. Mereka berpelukan beberapa detik, lalu saling berpandangan.

"Mengapa tidak memberitahu Mam jika kamu kembali ke New York?"

Vic tersenyum kecil. "Aku sengaja ingin memberi kejutan."

"Jadi, saat kamu menanyakan tentang kondisi Pap-"

"Yup, aku sudah tiba di New York," potong Vic. Dia kemudian melirik Ayahnya yang terbaring di atas brangkar. Wajahnya berubah murung saat melihat tubuh Adam yang tak berdaya.

"Kamu tidak perlu khawatir. Dokter berkata jika kondisi Pap semakin membaik dan kita tinggal Pap membuka matanya," ucap Lindy berusaha untuk menenangkan putrinya.

Vic menghela napas kasar, lalu melangkah mendekati Ayahnya. Duduk di kursi yang tersedia disamping brangkar dan menggenggam sebelah tangan Ayahnya.

"Pap... Cepat buka mata, ya. Aku sangat merindukan tatapan hangat Pap. Banyak hal yang terjadi selama Pap tidur dan aku sangat ingin menceritakannya padamu," lirih Vic. Air matanya tumpah, membasahi pipinya.

Lindy menghela napas, lalu menepuk pelan pundak kiri Vic. "Pap pasti akan segera sadar, apalagi jika dia tahu putri kesayangannya sudah ada di sini."

Suit and Tie | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang