💎Daddy's Little Girl | Part 2

44.5K 964 19
                                    

Satu kali bertemu, tidak sengaja.
Dua kali bertemu, kebetulan.
Tiga kali bertemu, takdir?
Empat kali bertemu, suka?
.
.
.
(....) Kali bertemu, doyan?

⚠🚫{21+}🚫⚠

-----

"Meski hitam tak selamanya gelap"

-----

Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita

-----

Musik menghentak-hentak, memenuhi seisi ruangan hingga orang kesulitan saling bertegur sapa.

Lagi pula, siapa yang ingin saling bicara, bila gerakan tubuh mereka sudah mampu menarik perhatian satu sama lain.

Seorang gadis, memakai celana jeans sebatas paha, kaus hitam longgar yang memperlihatkan perut rata dan bahu putih bersih dengan tali bra berwarna hitam tengah sibuk menggerakkan tubuh menikmati hentakan musik.

Tidak jauh dari tempatnya menari, beberapa pasang mata, sesekali mencuri lirik mengagumi keindahan tubuh gadis itu. Sayang mereka tidak bisa mendekat karena beberapa orang dengan pakaian formal lengkap berdiri melingkar menghadap keluar membentuk pagar pengaman disekitarnya.

Lingkaran yang terbentuk tidak besar sampai mengganggu kenyamanan orang lain, hanya seperti orang yang kebetulan berdiri di dekat situ namun sangat kokoh hingga dorongan dari sekitar tidak mengenai pusat dari penjagaan mereka.

Gadis itu mendengus. Merasa kesal karena kesenangannya terganggu. Bagaimana bisa ia menikmati malam ini bila tujuan kedatangannya tidak bisa dilakukan.

"Minggir!"

Musik yang keras membuatnya berteriak.

"Tapi, nona!"

Salah seorang penjaga yang bergerak melindungi menahan langkahnya.

"Gue bilang minggir!"

Sekali lagi usaha berbuah kegagalan. Perbedaan jenis kelamin, tenaga dan tingkat kesadaran membuat tubuhnya tidak bisa mendorong si penjaga.

"Gue mau duduk, sialan!"

Kesal dan kepala yang mulai berdenyut karena pengaruh alkohol membuat umpatan keluar dengan lancar dari bibir merah alaminya.

"Biarkan dia lewat, Andre!"

Suara berat dari arah belakang pria bernama Andre menghentikan apapun yang tengah dua orang itu lakukan.

Andre menoleh, mengambil gerakan menyamping dengan kepala menunduk hormat menyisakan tersangka utama keributan sibuk menyipitkan mata mencoba fokus dengan penglihatannya.

"Shit! Gue jadi halusinasi saking kangennya. Alkohol sialan!"

Memijat dahi yang kembali berdenyut, ia melanjutkan jalan tanpa mempedulikan sekita dengan sedikit sempoyongan.

Cekalan di lengan kiri menghentikan langkah. Menyebabkan raut tidak senang karena perjalannya kembali terganggu.

"Berengsek! Gue bilang minggir, sialan!"

"Carramella!"

Panggilan berat itu tidak keras. Namun entah mengapa bisa sampai di telinga Carramel lebih keras dari suara musik yang masih menghentak.

Daddy's little girlWhere stories live. Discover now