💎Daddy's Little Girl | Part 3

45.9K 883 6
                                    

Kenikmatan dan kesengsaraan itu hanya terpisah benang tipis
-----
"Tubuhku mendamba, tapi logikaku melarang."
-----

Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita

-----

Carramel melangkah perlahan. Membuka pintu kayu di depannya. Sejak masuk, ia tidak tahu dimana keberadaan sang ayah.

Ruangan dengan dominasi warna coklat menyambut saat pintu terbuka. Ruangan yang adalah ruang kerja ayahnya ini masih sama seperti saat terakhir Carramel memasuki tempat ini.

Terdapat satu set meja kerja, sofa kulit coklat di sisi lain ruangan dan rak-rak penuh buku.

Carramel melanjutkan langkah. Menuju salah satu rak buku. Tangannya terulur menarik sebuah buku. Belum sempat buku itu keluar, rak itu berderak, bergerak memutar hingga menampilkan pintu tersembunyi.

Carramel memasuki ruangan yang lebih temaram dari ruangan di belakangnya. Tidak ada ketakukan di wajahnya ketika melangkah.

-----

Xavier memasuki ruang kerja. Sudah sepuluh menit sejak dilihatnya Carramel memasuki ruangan ini.

Dengan kasar dihempaskan tubuhnya ke atas kursi kerja. Matanya yang tajam tidak berpindah mengamati salah satu rak buku seolah tatapannya mampu menembus ke balik benda itu.

Pikiran Xavier melayang, seharusnya malam ini ia masih berada di Paris. Violet istrinya, bahkan masih menikmati liburan mewahnya di London.

Kalau bukan karena Carramel yang harus ia perhatikan, mungkin Xavier hanya akan sibuk mengurus jaringan bisnisnya.

Memikirkan Carramel membuat tubuh Xavier nyeri. Kepalanya semakin penuh dengan gadis cantik itu setiap ia memilih menghindar.

Ya, Xavier sengaja menghindar. Ia memilih mengambil perjalanan bisnis dengan waktu yang paling lama agar tidak pernah berada di rumah. Bukan karena tidak suka, tetapi karena Xavier sangat suka. Suka dengan apa yang menantinya di rumah.

Xavier membuang nafas kasar. Setelah beberapa menit berkutat dengan pikirannya sendiri. Ia memilih bangkit dari duduk. Melangkah mantap ke rak buku yang menjadi perhatiannya sejak tadi.

-----

Di dalam ruangan itu dingin. Dindingnya di dominasi rak-rak tinggi. Beberapa sudut tampak temaram dengan lemari kayu rendah berada di sana.

Dari tempatnya berdiri, Carramel bisa melihat sebuah sisi redup tetapi menjadi yang paling terang di ruangan itu. Terpisah dengan sekat kayu lipat. Dilangkahkan kakinya kesana.

Tidak ada apa-apa disana. Masih dalam diamnya, Carramel mulai membuka kausnya dan dibiarkan jatuh di lantai. Tangan Carramel bergerak ke perut. Melakukan hal yang sama pada celananya hingga menyisakan pakaian dalamnya.

Dingin ruangan terasa menyentuh kulit, namun tidak membuat Carramel menggigil dan menghentikan kegiatannya. Perlahan ia meraih punggungnya, melepas pengait yang ada di sana hingga benda penyangga bukit kembarnya terlepas.

Sembari berjalan ke arah pintu masuk, tangan Carramel sibuk menjalin rambut panjangnya menjadi kepang satu.

Begitu tiba di sebelah pintu, Carramel bersimpuh, meletakkan tangannya di atas paha dengan telapak tangan menengadah ke atas. Kepalanya menunduk, menunjukkan rasa hormat. Dalam kesunyian ia menunggu. Walaupun udara dingin, tubuhnya terasa panas.

Daddy's little girlWhere stories live. Discover now