seharusnya.

6.7K 234 6
                                    

Part 17

Author pov.

5 hari kemudian..

Setelah malam panjang itu, di mana Licya yang di paksa untuk melayani sang suami. Kejadian tak mengenakan namun berujung kenikmatan itu membuat luka di hati Licya, pasalnya saat pelepasan bersama Chris menyebut sebuah nama, nama wanita yang entah siapa. Licya tidak cemburu, hanya saja ia merasa bahwa dia hanya sebagai pemuas nafsu belaka.

Mereka berdua sudah pindah ke manssion Chris, lebih besar dan mewah dari pada manssion remond dan Belvin. Disini banyak sekali pegawai, dari mulai Chef, pelayan, pembersih, tukang kebun, sopir, dan para bodyguard yang berjaga mengelilingi manssion ini. Jika di hitung ada 72 orang yang bekerja di sini, kurang lebih.

Licya sekarang tengah berada di taman belakang, waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Udara sejuk sedikit menenangkan pikirannya setelah beberapa hari ini kalut untuk memikirkan nama wanita yang di sebut oleh Chris malam itu.

Licya menghembuskan nafasnya berat. "Siapa dia sebenarnya? "

Licya menatap langit, tampak gelap dengan awan hitam yang sepertinya akan menumpahkan sesuatu sebentar lagi. Licya masih enggan untuk bangkit, walau dia tau sebentar lagi akan hujan.

"Maaf, nyonya. Sebentar lagi akan turun hujan, jika nyonya tetap di luar maka nyonya akan kehujanan"ucap pelayan itu menundukan kepalanya hormat.

Licya menghela nafas. "Harus berapa kali ku katakan,jangan menunduk seperti itu jika berbicara dengan ku, Meira. "

"Maaf nyonya"kata Meira merasa bersalah.

"Mari masuk, rintikan hujan sudah mulai turun"

Licya melewati Meira yang masih menunduk lalu di susul oleh Meira masuk ke dalam. Benar saja, hujan deras tiba-tiba mengguyur kota new york.

Licya memeluk dirinya sendiri ketika berada di dalam kamar, AC sudah di matikan namun kenapa tubuhnya masih menggigil. Dia juga sudah menyalakan perapian modern tanpa lubang asap untuk menghangatkan tubuhnya, namun dingin tak kunjung reda.

Dia memeluk dirinya di dalam selimut tebal dan turun dari ranjang lalu duduk di depan perapian. Tak terasa matanya mulai tertutup ketika mendapatkan kehangatan dari perapian di depannya. Dia mulai terlelap di kursi panjang dengan tubuh berbalut selimut tebal, wajah yang polos menggambarkan bahwa dia benar benar lelap dan nyaman.

Di lain tempat, suara dentuman musik dan bau menusuk dari alkohol menyeruak seisi tempat ini.

Chris sedang berada di nightclub favoritnya, duduk bersama jalang jalang yang sudah menjadi miliknya. Club yang di beli oleh Chris sejak dia menikah ini menjadi tempat pelampiasan kekesalannya kepada Licya.

Dia sengaja membeli Club ini agar kehadirannya di sini tidak di ketahui awak media, pasti mereka akan berfikir buruk jika Chris menggandeng para jalang untuk bergelut di atas ranjang. Maka dari itu dia tak ingin ambil pusing. Tapi walau pun dia sekarang pemilik Club ini, dia tetap membayar para jalang yang ia pakai. Walau tak semuanya memuaskan. Setelah dia membeli Club ini semua pegawai dia bayar 2 kali lipat untuk tutup mulut, jika tidak maka nyawa mereka sebagai bayarannya. Enteng sekali dia mengancam.

'Awal dari kehancuran mu sudah di mulai, Licya' batin Chris menatap rendah jalang yang berada di depannya.

Jalang itu sedang berpose sexy, mencoba menarik perhatiannya. Chris tersenyum Licik, dia berdecak miris lalu memalingkan wajahnya.

Jalang itu tampak kecewa lantaran Chris tidak jadi memakainya, dia hanya melempar beberapa gepok uang ke depan tubuh bugil jalang itu. Namun senyumnya merekah ketika mendapati uang itu ternyata lebih banyak dari biasanya. Rendah sekali.

The Devil's Angel [MASA REVISI!! + COMPLETED!!]✓Where stories live. Discover now