love bie..

5.9K 268 9
                                    

Part 19

Author pov

****

Sinar matahari menyindir Licya untuk segera bangun. Namun matanya seperti tak ingin membuka, kejadian semalam cukup membuatnya takut untuk melihat dunia. Pertama yang dia pikir ketika mendengar jam beker berbunyi, 'apakah aku masih hidup?' Hanya itu.

Usapan lembut di pucuk kepalanya membuatnya sedikit tersentak. Dia berusaha sekuat mungkin membuka matanya, menerawang matahari yang mulai menusuk iris matanya. Silau.

"Chris.." ucap Licya pelan nyaris berbisik.

Chris tersenyum lembut. Berbeda sekali seperti tadi malam, kini wajah mematikannya berubah menjadi wajah dewa yang begitu tenang untuk di tatap. Melelehkan.

Mata lemah itu mulai tertutup kaca bening ketika menyadari Chris berada di sampingnya. Ada dua perasaan yang berkelahi di hatinya, antara takut karna  kejadian semalam dan antara senang karna Chris mengusap pucuk kepalanya dengan sayang.

Kepala berbalut perban itu di usapnya dengan lembut. Jari jari kekarnya menelusuri setiap inci wajah wanita di depannya itu. Tiba tiba tangannya terasa hangat ketika mengelus pipi itu. Dia demam.

Chris mulai membungkukan badanya, menghirup aroma tubuh Licya yang mampu menaikan birahinya.

"Maafkan aku" bisiknya tepat di telinga Licya. Setelah itu dia mengecup telinga hangat itu dengan lembut.

Pecah sudah kaca bening itu, kini mata Licya sudah merah dan mulai mengeluarkan tetes demi tetes air mata hanya karna sebuah kata 'maafkan aku' .

Chris merangkuh tangan hangat itu, mengusapnya dan mengecupnya. Hatinya tiba tiba terasa tertohok karna sebuah fakta. Fakta yang mengatakan bahwa pertemuan Licya kemarin bukanlah pertemuan yang berujung penghianatan untuknya, tapi sebuah pertemuan yang mengakibatkan ratunya itu kecewa dan bersedih.

Chris menyeka air mata Licya. Mencium dahi hidung dan juga bibir yang sudah menghangat itu dengan lembut. Tak ada perlawanan, Licya hanya memejamkan matanya ketika semua perlakuan manis itu di lakukan oleh Chris.

"Bangunlah, kau harus meminum obatmu" Ucap Chris menyeka air matanya.

Ternyata tanpa sadar air mata jatuh ketika Chris mengecup hidung Licya. Hatinya begitu sakit, entah apa yang membuatnya terlihat lemah di depan orang yang begitu ia benci. Ia benar benar menangis, bukan tangis seorang pecundang melainkan tangis seorang pria yang benar benar merasa hancur karna telah menyakiti ratunya.

Licya mengernyit "obat?" Tanyanya dengan suara parau.

Chris tersenyum lembut kemudian mengusap dahi Licya sayang "kau demam dan kau harus meminum obat, sayang."

Chris merangkuh tubuh lemah Licya kemudian mendudukkannya dengan menambah bantalan di belakang agar  menjadi sandaran Licya ketika meminum obat.

"Ini, minumlah" ujar Chris menyodorkan 4 buah obat yang berbeda bentuk serta warna. Entah itu apa tapi melihatnya  saja sudah membuat Licya mual.

Licya menutup mulutnya kemudian menggeleng kecil sambil menatap chris dengan tatapan memohon. Chris hanya tersenyum kemudian mulai menurunkan tangan Licya dan mengecupnya pelan.

The Devil's Angel [MASA REVISI!! + COMPLETED!!]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang