Damn!

5.1K 249 19
                                    


Author POV

***

Dewi bulan mulai menampakan wujudnya. Menerangi sebagian bumi dengan keindahannya. Tak ada bintang yang menemani, namun ia masih sanggup untuk menjalankan tugasnya.

Licya mendesah. Pikirannya kalut, mobil yang di kendarai nya pun mulai ugal ugalan. Jam menunjukan pukul setengah sebelas malam, sebelum kembali kerumah orang tuanya ia memutuskan untuk meminum secangkir kopi hitam tanpa gula di salah satu cafe terpencil di new York. Memilih tempat di ujung ruangan dengan secangkir kopi yang masih mengepulkan asap nya. Hujan turun, bagai mengerti perasaan hati licya yang hancur. Kopi hitam tanpa gula menjadi pilihannya, dengan sandingan rainbow cake di depannya. Kue itu masih utuh, belum di sentuh dan tak akan pernah di sentuh oleh licya. Ia memilih untuk hanya meminum kopi itu, menelan semua masalahnya. Rasa pahit kopi tanpa gula ia ibaratkan perasaannya, warna hitam kopi ia ibaratkan seperti kehidupannya, dan panasnya kopi ia ibaratkan dengan hatinya. Semua ia telan, dalam seteguk kenangan pahit yang mulai merayap menutupi kebahagiaan nya.

Cafe mulai sepi, namun ia belum juga berniat untuk beranjak dari situ. Kesendirian mulai membuatnya nyaman, dan bungkam mulai membuatnya mengerti. Bahwa berbicara dengan api kecemburuan hanya akan membuatnya semakin frustasi.

Pikirannya kembali melayang ke sebuah kenangan. Kenangan manis di saat Chris memeluk hangat dirinya, mengecup lembut keningnya, serta mengusap pucuk kepalanya dengan sayang. Ia rindu, namun ia juga benci.

"Arghhh" erangnya tertahan.

Ia mengedarkan pandangannya. Suasana cafe menyindir nya untuk segera pergi. Setelah membayar pesanannya ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju mansion remond. Ponsel yang ia matikan terasa dingin saat ia sentuh, ia melirik ponsel itu. Licya tahu pasti Chris sekarang masih di rumah sakit untuk menemani Brenda.

"Ahh mama.." gumamnya.

Ia melajukan kembali mobilnya. Menembus gumpalan embun yang sudah mulai turun. Pandangannya kabur, jalanan tampak sepi. Masih butuh kiloan meter lagi untuk sampai, tapi rasa kantuk mulai menyerangnya padahal baru saja tadi dia meneguk habis kopi hitam itu. Matanya mulai melemah, ia tak memutuskan untuk berhenti dan meminggir. Licya terus melajukan mobilnya di tengah tengah malam yang mencekam. Berkendara seorang diri di tengah malam bukanlah hal yang wajar dilakukan oleh ibu hamil seperti licya.

Buram.

"Apa itu?!" Teriaknya.

Licya melihat seekor rusa hutan yang melintas cepat di depannya. Membuatnya oleng dan kehilangan kendali. Dia membanting setir ke kanan, tanpa di duga dia malah masuk ke dalam hutan.

"Aaaaa!!!"

DAR!

Dia menghantam pohon besar di dalam hutan. Karena hantaman yang kuat membuat selt belt yang licya kenakan copot. Ia terpental keluar mobil melewati kaca depan mobil hingga pecah. Licya berguling-guling di atas tumpukan daun kering. Dan berhenti di batu besar yang berhasil menghantam perutnya. Licya memejamkan matanya, ia pasrah. Rasa nyeri yang menjalar di sekujur tubuhnya membuatnya tak kuat untuk bergerak, bahkan meminta tolong pun rasanya sulit. Kakinya mulai mengeluarkan darah, kepalanya langsung pening. Dan setelahnya.

Gelap.

***

'the Ferrari F12 Berlinetta Car lost control and hit a tree in a remote forest. The machine will be truned off immediately, immediately seek help. The engine will trun on again when you press this grenn button.'

The Devil's Angel [MASA REVISI!! + COMPLETED!!]✓Where stories live. Discover now