Chapter Ten - First Kiss

1.1K 149 27
                                    


November 1957

"P'Pee kau harus makan sesuatu ...."

Saudara bungsu tersebut perlahan meletakkan nampan makanan di atas meja dan matanya menangkap sesuatu di lantai. Ia kemudian membungkuk untuk mengambil lukisan berukuran kanvas dari lantai dan melihatnya.

"Ini siapa?"

".........................................."

"Tunggu, apakah ini sosok pria tanpa wajah yang selalu kau gambar selama ini? Apakah kau mengenalnya?"

Saudara tertua akhirnya menunjukkan sedikit respons, ia menoleh perlahan ke arah saudaranya.

"Dia muncul dalam mimpiku tapi aku tidak bisa mengingat wajahnya sampai kemarin...satu-satunya hal yang aku ingat adalah...aku ingin mencarinya...tapi aku tidak bisa meninggalkan rumah ini...jiwaku terperangkap dalam rumah ini....aku tidak bisa keluar..."

"Apakah kau pernah melihatnya? Apa yang kau ingat?"Adik laki-lakinya merasa penasaran. "Kenapa kau mencarinya?"

"Aku tidak bisa memberitahumu alasannya..."

"Lihat, sekarang tinggal kita berdua di rumah ini! Semua orang takut padamu ... mereka mengira kau membawa kutukan... " dia kemudian menggulung lukisan tersebut. "Tapi, ku pikir kau bukan, karena kita adalah keluarga...."

"Aku bukan! Aku tidak pernah menjadi bagian dari keluarga ini... "

"Apa yang kau katakan?"

"Akulah yang membunuh ibumu, dan semua orang-orang itu ...."

"Apa maksudmu?"

"Karena itulah yang aku lakukan."

January 1959

"Aku membawakan obatmu."

"Terima kasih."

Saudara bungsu menaruh obat dan air di atas meja. "Tidurlah lebih awal, dan semoga kau bermimpi indah..." ia hendak meninggalkan ruangan.

Tanpa menunggu lama saudara tertua tersebut langsung meminum obat tanpa meneguk air.

"Selamat untuk putra pertamamu, aku berharap aku bisa melihatnya belajar berjalan atau berbicara...jika kau memberiku kesempatan..." tutur saudara tertua sebelum pintu tertutup. "Terima kasih sudah menerimaku selama ini..."

Adik laki-laki itu terkejut dan membeku di tempatnya sambil menatap lurus ke arah kakaknya.

"Kau mengetahuinya?!" dia berkata terbata-bata. "Te-tetapi...kenapa kau..."

"Aku tidak akan menyalahkanmu..." kakaknya tersenyum pahit. "Berjanjilah satu hal padaku, tolong temukan dia untukku, dan bawa dia kembali ke rumah ini...aku harus melihatnya lagi...sebelum jiwaku menghilang..."

"Phi, maafkan aku...aku tidak bermaksud melakukan ini...tapi aku takut...." Adik laki-laki itu berlutut di lantai dan menyesal.

"Aku tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi pada keluargaku ...aku tidak punya pilihan lain ..."

"Aku mengerti...jangan khawatir, kita akan bertemu lagi..."

------------------------------------------------------------------

Krist duduk di depan laptopnya dan tidak melakukan apa-apa, dia sudah memasukkan semua kata kunci untuk mencari artikel tentang insiden kebakaran Asylum yang terjadi di Nan 50 tahun yang lalu tetapi hasilnya nol, bahkan saksi terakhir pun telah tiada. Dia benar-benar stress dan penasaran tentang penampakan yang dilihatnya di kuil.

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Where stories live. Discover now