Chapter Fifteen - The Answer

798 143 16
                                    


Sudah beberapa hari, Krist berusaha menghindari Singto di kantor sejak malam itu. Dia masih kaget bahwa dia sebenarnya kehilangan akal sehatnya dan melakukan itu dengan gebetan kakaknya. Kevin pasti akan membunuhnya, jika dia tahu.

Sementara Singto hanya bersikap normal seakan tidak terjadi apapun. Ia kembali ke pos lamanya menggantikan Wan karena gadis itu harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Singto tenggelam dalam pikirannya pada siang itu di depan mejanya. Dia sedang memikirkan apa yang Krist katakan padanya terakhir kali. Sebenarnya ia telah mendapatkan kembali setengah ingatannya dari masa lalu, ia bisa mengingat siapa dirinya, mengingat ia pernah tinggal di mansion Sangpotirat.

Ia mengingat seorang wanita yang dibawa pulang olehnya seperti yang diceritakan oleh Krist yang ia yakin adalah Stella dan ia berjanji padanya bahwa ia akan kembali. Gadis itu memberinya sebuah cincin yang ia duga telah menyelamatkan hidupnya dan membawanya kembali dari kematian. Namun terkadang Stella berubah menjadi sosok lain yaitu seorang pria yang ia tebak adalah Krist atau seseorang orang lain, dia tidak yakin.

Namun, dia tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Stella seperti halnya dia terhadap Krist. Dia merasakan perasaan yang kuat, seperti kemarahan, rasa sayang, hasrat dan perasaan bersalah. Ia merasa perlu menyelidiki lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu.

Tentang kenapa Raja mencoba membunuhnya, kenapa Krist mengatakan ia terperangkap di dalam rumah, apa yang terjadi saat itu dalam insiden kebakaran dan siapa sesungguhnya Krist.

Kevin mengejutkannya dengan menaruh nampan makanan di depannya dan secangkir kopi.

"Nikmati makan siangmu, aku memesan makanan favoritmu."

"K-kau tidak perlu melakukan ini... aku bisa makan roti atau cookies..." Singto terenyak dari mimpinya dan perutnya bergemuruh ketika melihat makanan di depannya.

Kevin berjalan ke belakangnya. "Maaf telah memberimu banyak pekerjaan, kau pasti lelah karena sudah lama tidak biasa bekerja keras, aku akan membantumu." Dia mengulurkan tangan memijat bahu Singto, membuat pria itu merasa tidak nyaman.

"Bisakah kau berhenti melakukan itu...." pinta Singto. "Bagaimana aku bisa makan?"

"Nikmati saja makananmu, jangan memikirkan apa pun...aku hanya membantumu relax setelah bekerja keras, toh usiamu sudah tidak muda lagi..."

Mendengar kalimat tidak langsung yang mengatainya 'tua' Singto tiba-tiba kehilangan nafsu makannya, tetapi Kevin benar. Usianya mungkin lebih dari 2 abad. Dia benar-benar mengagumi lelaki itu karena mengetahui banyak informasi tentang dirinya dan masih bersikap seolah-olah itu bukan masalah baginya.

"Katakan yang sebenarnya, apa yang kau pikirkan tentangku?" Singto mengajukan pertanyaan yang sangat mengganggunya.

"Apa yang ada dalam pikiranku tentangmu?" Ulang Kevin. "Itu mudah, aku ingin bercinta dengan mu sekarang dan menjadikanmu milikku selamanya..." dia mengatakannya to the point.

Singto memutar bola matanya dan menyadari bahwa dia menanyakan pertanyaan yang salah, ia lalu mengangkat cangkir kopi untuk minum.

Namun, tiba-tiba melompat kaget dan menjatuhkan cangkir kopinya, sehingga isinya tumpah mengenai celananya, persis di tengah-tengah selangkangan yang juga mengenai tangan Kevin yang sedang menggenggam batangnya. Untungnya Kevin menutupinya, sehingga kopi panas tidak mengenai organ genitalnya.

Kevin segera menarik tangannya yang sakit, Singto juga refleks berdiri karena panas. Pada saat yang sama, seseorang mengetuk pintu dan masuk.

"Phi, aku ingin meminta izin..." kata-kata Krist terputus ketika melihat apa yang terjadi. Ia melihat celana hitam Singto yang jelas terlihat basah persis di area selangkangan, dan Kevin yang mengambil tisu untuk membersihkan tangannya.

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Where stories live. Discover now