Chapter Nineteen - Mirror of Life

799 134 29
                                    

Krist datang ke kantor dengan ekspresi pucat, setiap kali melihat dirinya di cermin, dia seakan melihat wajah Stella.

[Flashback]

Stella mendengar suara ponsel berdering dan melihat 37 kali miscall dari Singto, iapun mengirim pesan pada Singto dan memberitahunya bahwa Krist sedang mandi. Setengah jam berlalu namun Krist tidak kunjung keluar. Stella merasa curiga dan memutuskan untuk menggedor pintu kamar mandi.

Setelah pintu terbuka, Krist ditemukan pingsan di lantai kamar mandi, merekapun segera membawanya ke rumah sakit.

Krist siuman sekitar tengah malam di rumah sakit, dan melompat kaget ketika melihat wajah Stella seolah ia melihat hantu. Dia masih mengingat wajah gadis dalam mimpinya dengan jelas, namun pakaian dan gaya rambutnya berbeda.

Ia seolah-olah menjadi Stella dan juga mengingat bagaimana ia berciuman dan bercinta dengan Singto, mengingat bagaimana ia menjalani hari-hari bersama Singto seolah-olah mereka pasangan yang sudah menikah, ia juga mengingat terakhir kali Singto berangkat ke medan perang dan meninggalkannya seorang diri di rumah, saat itu menyadari bahwa dirinya sedang mengandung.

Keesokan harinya, sekelompok orang menyerbu ke rumahnya, mengikatnya ke pilar dan mencoba meng-exorcisenya, setelah itu mereka memasukkannya ke penjara dan mengambil alih rumah. Ia tidak pernah melihat suaminya lagi sejak saat itu, ia melahirkan seorang putra yang mewarisi darah keturunan keluarga Ruangroj tetapi kemudian penjaga membawa bayi itu pergi.

Namun ia tetap menunggu dan berharap bahwa suaminya akan kembali dan mereka akan bersatu kembali sebagai sebuah keluarga, sampai rambutnya memutih, dan ia pun meninggal di penjara.

Air mata megalir keluar dari kelopak mata Krist saat mengingat semua kenangan buruk itu.

"Kau baik-baik saja? Dokter tidak menemukan ada yang salah denganmu, kenapa kau bisa tiba-tiba pingsan? Apa yang terjadi?" Tanya Stella penasaran saat melihat Krist menangis. "Aku juga dengar dari P'Kevin kalau kau merasakan sakit di dadamu saat di kantor...kurasa kau perlu melakukan full medical check up..."

"Aku baik-baik saja, kurasa mood ku tidak begitu baik..." Krist memejamkan matanya berusaha tidak melihat wajah Stella. "Bisakah kau meninggalkanku sendirian? Pulanglah dan beristirahat..." pintanya to the point.

"Ini sudah tengah malam, aku akan beristirahat disini sambil menemanimu!"

"Tidak perlu!" tukas Krist. "Aku akan menelpon P'Kevin untuk menjemputmu..." balas Krist dingin lalu mencari ponselnya.

Gadis itu bungkam seketika melihat sikap Krist yang dingin, lalu mengelurakan ponsel dari tasnya dan menyerahkannya pada Krist.

"Tidak perlu, aku bawa mobil sendiri..." Stella berbohong. "Tadi P'Sing kemari menjengukmu..." ujar Stella tiba-tiba. "Ia mencarimu ke rumah karena kau tidak menjawab teleponnya, ia terlihat sangat khawatir dan ingin tinggal untuk menjagamu, namun P'Kevin menariknya pulang dengan paksa..."

Ekspresi Krist berubah seketika saat mendengar nama Singto dan langsung mengecek call logs di ponselnya.

"Istirahatlah yang baik, sampai jumpa!" Gadis itu tersenyum getir sebelum pamit dan meninggalkan rumah sakit.

[End of Flashback]

Sejak hari itu pula, setiap kali Krist melihat Singto, selalu ada perasaan aneh mengganggu di hatinya seperti jantungnya berdetak lebih cepat dan kadang-kadang wajahnya berubah merah. Kadang-kadang ia benar-benar ingin berlari dan memeluk pria itu, tetapi ia berusaha keras menahan emosi dan perasaannya serta mengingatkan dirinya bahwa ia adalah Krist Perawat, bukan Phra.

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Where stories live. Discover now