Chapter Fourteen - Past's Memory

810 142 29
                                    

Krist dan Singto meninggalkan kantor sekitar tengah malam dan menuju tempat parkir bersama-sama, Krist membantu membuka pintu mobil untuk pri itu dan meletakkan barang bawaannya di kursi belakang. Dia tidak sengaja melihat wajah yang dikenal dari jauh yang bersikap mencurigakan. Krist merasa penasaran dan memutuskan untuk menguntit.

"Hei, mau kemana?!"

"Sshh...."

"N'Wan?!" seru Singto.

Wanita itu diam-diam menuju ke area pabrik sambil membawa beberapa barang dalam kantong plastik, ia terus melihat ke sekeliling untuk memastikan tidak ada orang di sekitar kemudian berhenti di TKP kecelakaan siang tadi. Wan mengeluarkan beberapa sesajen dan menyusunnya di tanah. Setelah itu ia membakar dupa, berlutut dan berdoa.

"P'Mat, beristirahatlah dengan tenang...aku benar-benar tidak tahu jika hal ini akan terjadi padamu..." Bibir Wan gemetaran. "Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku...dan tentang hal yang kujanjikan padamu...aku akan..."

Krist hendak melompat keluar dari tempat persembunyiannya, tetapi security guard muncul terlebih dahulu sebelum dirinya dan mengejutkan wanita itu.

"Apa yang sedang kau lakukan?!"

"Woah!!!" Wan melompat kaget jatuh ke belakang sambil menutupi wajahnya. "Hantu!!"

"Kau takut melihat hantu? Apakah kau melakukan kejahatan?"

"Aku tidak...aku hanya memberikan persembahan kepada yang mati... "dia tergagap. "Ka-karena akhir-akhir ini sering terjadi kecelakaan di gedung ini, aku hanya ingin berdoa untuk roh para korban agar mereka bisa beristirahat dengan tenang dan tidak mengganggu yang masih hidup."

"Siapa yang menyuruhmu melakukan itu? Apakah kau punya hubungan dengan pria malang tersebut? "

"Apa? Tidak! Bagaimana mungkin aku punya hubungan dengan korban?! Permisi!" ia segera bangkit dan meninggalkan tempat itu.

Wan masuk ke mobil, menyalakan mesin dan meninggalkan gedung, namun ketika dia baru saja melewati gerbang tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak sisi depan mobilnya, menyebabkan mobil berputar untuk beberapa saat sebelum berhenti.

Mobil Singto dan Krist baru saja tiba dan menyaksikan apa yang terjadi, mereka dengan cepat keluar dari mobil dan bergegas memeriksa mobil gadis itu. Sisi depan mobil rusak parah, kaca depan retak, namun bagian pengemudi masih utuh, sehingga pengemudi mungkin tidak mengalami cedera yang fatal.

Singto dan security berusaha mengeluarkan Wan dari mobil, sementara Krist memanggil ambulans.

Untungnya, Wan tidak mengalami cedera parah, hanya beberapa goresan di wajahnya oleh potongan kaca depan, beberapa tulang pundaknya retak dan sedikit memar. Ia harus tinggal di rumah sakit menjalani perawatan untuk beberapa minggu ke depan.

Setelah urusan selesai, Krist mengikuti Singto ke rumahnya, saat itu pukul 3.25 pagi. Krist segera melemparkan dirinya ke sofa dan menutup matanya untuk tidur tanpa basa-basi padahal itu adalah kunjungan pertamanya.

"Aku capek!"

"Ya, aku juga." Balas Singto. "Kita mengunjungi rumah sakit dua kali, hari ini... untungnya tidak terjadi apa-apa pada N'Wan, jika tidak perusahaan pasti akan mengalami masalah besar..." Singto menatap perban tangannya yang berantakan dan penuh bekas darah, lalu membuka dan membuang perban tersebut.

Krist membuka matanya dan menatap langit-langit.

Aku penasaran satu hal! Kenapa setiap kali kecelakaan terjadi, kau selalu ada bersamaku? Pertama saat kecelakaan lift, keluarga P'Min, Yoon, orang tua penjaga kuil, office boy dan terakhir ini... "Krist mencoba membuat analisis.

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora