Chapter Twenty - Possession

857 137 17
                                    


Stella membukakan pintu untuk Singto dan mempersilahkannya masuk, Singto merasa dejavu juga canggung ketika melihat gadis itu.

"Terima kasih, kuharap aku tidak membuat semua orang menunggu?"

"Tidak, jangan khawatir, pestanya mulai jam 7 malam..." jawab Stella. "Anggap saja di rumah sendiri, P'Kevin sedang menunggumu di kamarnya, kami akan memanggilmu jika sudah ready..." Stella hendak pergi dan kembali lagi. "Oh ya, kamarnya di..."

"Aku tahu..." potong Singto.

"Baiklah, sampai jumpa di pesta nanti, permisi..." gadis itu segera menuju ke arah ruang makan.

Singto mematung seorang diri di aula utama, ada pagar pembatas di atas mengelilingi balkon. Ia mengamati sekeliling ruangan dan melihat banyak roh melayang di seluruh ruangan, dan beberapa roh tampak tidak asing baginya. Mereka adalah Sangpotirat dari generasi ke generasi dan para pekerja yang meninggal di dalam mansion.

Jiwa mereka terjebak dalam lingkaran reinkarnasi antara hidup dan mati, lagi dan lagi, dan setiap kali proses berulang, esensi jiwa mereka akan terkuras sampai bentuknya menghilang dan lenyap.

Kakek Krist adalah salah satu di antaranya dan saat ini sedang menatap lurus ke arahnya dengan ekspresi aneh. Singto menelan ludahnya dengan berat dan berpura-pura tidak melihat apa pun.

"Kau sudah kembali..." tiba-tiba roh kakek Krist muncul di belakang Singto dan mengagetkan pria itu.

Namun Singto tetap diam dan pura-pura tidak mendengarkannya.

"Aku tahu kau bisa melihatku, Tuanku..."

Mata Singto membelalak kaget dan menoleh padanya seketika. "Siapa kau?"

"Aku adalah salah satu penghuni neraka ini..." jawabnya. "Kau mungkin tidak ingat padaku, tapi aku tidak akan melupakan apa yang terjadi pada lady Phra dan putramu setelah kau pergi..."

"Lady Phra dan putraku?" Dia menekankan pada kata 'putra' dan terlihat terkejut.

"Aku pernah bekerja sebagai tukang kebun di rumah ini pada kehidupan ku sebelumnya, tetapi setelah Sangpotirat mengambil alih tempat ini, mereka mengganti pekerjaanku untuk menjaga kamar di mana Lady Phra dipenjara seumur hidup, aku jugalah yang telah mengambil putramu seperti yang diperintahkan oleh tuan Sangpotirat... "

"Bisakah kau memberitahuku apa yang terjadi?" Tanya Singto bingung dan penasaran.

Roh orang tua itu mengubah ekspresinya sebelum memulai kata pertamanya. "Begitu kau pergi berperang, tuan Sangpotirat dan keluarganya mengklaim rumah ini sebagai milik mereka, ia mengira Lady Phra kerasukan sehingga ia mengundang para biksu untuk mengusirnya roh jahat, setelah selesai mereka menguncinya di kamar..."

"Mengusir roh jahat? Bagaimana?"

"Sejenis ritual, aku tidak yakin apa yang kulihat dan dengar, tapi kemudian...aku menulisnya di catatan buku harianku dan menambahkan beberapa dialog serta cerita..."

"Bagian paling sulit dari ceritaku adalah...ketika aku harus menulis tentang Lady Phra mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki, kehidupannya yang sulit di dalam penjara tidak membuatnya menyerah...."

"Awalnya aku berpikir dia sangat bodoh, namun keteguhannya untuk melahirkan seorang putra untuk meneruskan keturunan Ruangroj, aku baru menyadari tidak ada yang bisa menandingi cinta dan kesetiaannya padamu... "

"Lalu putraku?"

"Tuan Sangpotirat diam-diam menyuruh orang mengambilnya dari Lady Phra, ia tidak pernah melihatnya lagi sejak saat itu..."

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang