Chapter Thirteen - Another Bad Day

799 146 13
                                    


Wan meminta Singto untuk mengantarkan folder yang berisi dokumen penting ke bagian keuangan, ketika ia tiba di depan pintu tiba-tiba seorang office boy yang membawa tumpukan kertas fotokopi berlari terburu-buru dan tidak sengaja menabraknya, dan keduanya jatuh bersamaan dengan kertas yang terbang ke segala penjuru dan berserakan di lantai

Singto menghela nafas dan membantu memungut semua kertas. Setelah office boy itu pergi, ia baru menyadari folder di tangannya kosong dan ia curigai dokumennya terjatuh keluar dan bergabung dengan kertas beberapa saat yang lalu.

Singto panik tetapi dia tidak punya pilihan selain kembali ke kantor dan melapor pada Wan tentang apa yang terjadi.

"Kenapa kau ceroboh sekali? Apakah kau tahu betapa pentingnya dokumen itu? Bagaimana kau bisa menghilangkannya? Itu perjanjian kontrak asli dan cek, karena itu aku memercayakan tugas ini padamu." Gadis itu berteriak padanya. "Aku tidak bisa mempercayai ini! Kau akan membuatku dipecat!"

"Aku akan bertanggung jawab untuk ini dan mmemberitahu Mr. Kevin."

Wanita itu menyeringai. "Oh, aku lupa kalau P'Kevin tidak akan pernah mempermasalahkan apapun kesalahanmu...dia pasti akan mudah memaafkanmu." ia menyindir. "Kau hanya perlu...merayunya sedikit...menyentuhnya di sana-dan di sini...atau mungkin kau bisa menawarkan untuk tidur dengannya..."

Singto melototinya seketika.

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku?" gadis itu menyeringai. "Bukankah aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas?"

"Aku pikir kau salah paham."

Gadis itu tertawa. "Jadi, kenapa kau memilih untuk tinggal di sisi predator, padahal kau jelas tahu ia melihatmu sebagai mangsanya? Seolah-olah kau menawarkan dirimu sebagai cemilan, namun kau sok jual mahal, bukankah itu konyol? "

"Karena aku butuh pekerjaan..." jawab Singto singkat.

"Kau pikir aku percaya?"

Singto malas menanggapinya.

Wan tertawa dan melanjutkan. "Jika kau hanya membutuhkan pekerjaan, aku bisa membantumu mendapatkan pekerjaan lain, dengan gaji yang lebih baik, bagaimana menurutmu?"

"Aku akan mempertimbangkannya..."

Tiba-tiba telepon di mejanya berdering, yaitu telepon dari kantor GM. Singto segera tahu apa yang harus dilakukannya, dia menekan tombol memutuskan line dan menuju ke kantor Kevin. Wan terlihat tidak senang sambil mengamati punggungnya sampai menghilang di balik pintu.

Semenatara di dalam kantor....

"Duduklah, ayo minum teh bersama..." Kevin mempersilahkannya duduk, di kursi depan meja kecil dekat jendela. Ia kemudian menuangkan teh ke dalam dua cangkir di atas meja lalu mengambil secangkir dan menyesapnya.

Singto mematung sejenak dan menghela nafas sebelum mengambil tempat duduk lagipula dia tidak punya pilihan, ia tidak bisa berhenti menggerakkan matanya dan berpikir hendak melaporkan tentang kehilangan dokumen.

Kevin masih sibuk dengan cangkir tehnya, dia meniupnya beberapa kali dan menyesap lagi, lalu perlahan-lahan meletakkan cangkir teh dan berbicara.

"Santailah! Ayo kita ngobrol seperti teman, bagaimana?"

Singto tiba-tiba berhenti dan menatap Kevin lurus.

"Sebelumnya, aku...ingin melaporkan sesuatu..." Singto akhirnya membuka mulut untuk berbicara.

"Baiklah, katakan!"

"Aku menghilangkan perjanjian kontrak dan cek pagi ini, aku siap menerima penalti apa pun."

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Where stories live. Discover now