Chapter Eighteen - The Mask

766 136 28
                                    

Singto mengikuti bayangan menuju ke ujung lorong.

"Berhenti! Tunjukkan dirimu! "Pintahnya.

Roh tersebut berhenti seketika dan tidak bergerak, Singto menelan ludahnya dengan berat.

"Prea, apakah itu kau?" Singto memecahkan kesunyian. "Kau belum pergi? Di mana saja kau selama ini? "

"Pencuri...." Roh tersebut tampaknya kesal.

"Tolong, tunjukkan dirimu! Apakah kau benar-benar Prea? "

Roh tersebut berbalik perlahan dan menunjukkan wajahnya.

"Ini aku...."

Mata Singto terbelalak kaget, ia seakan melihat dirinya di cermin.

Singto menekan kepalanya mencoba mengingat kembali. "Tidak mungkin...s-siapa kau?"

"Tanyakan pada dirimu sendiri...siapa kau?"

Roh itu tiba-tiba menghilang di udara sebelum Krist dan Kevin tiba.

"Tunggu! Jangan pergi! "

"Singto! P'Sing!" Kedua saudara itu berlari ke arahnya dengan nafas terengah-engah.

"Kenapa larimu begitu cepat?" Komentar Kevin berusaha menarik napas.

"Siapa yang kau kejar? Kau tidak melihat hantu lagi, kan?" Tanya Krist.

"Aku...." Singto hendak memberitahu mereka apa yang ia lihat tetapi kemudian ia berubah pikiran. Ia ingin menyelidik semuanya dengan jelas terlebih dahulu, ia benar-benar bingung dengan apa yang baru saja dilihatnya, ingatannya seperti potongan teka-teki yang berantakan di kepalanya. Ia bahkan tidak tahu lagi mana yang benar dan salah.

"Apa kau baik baik saja?" tanya kedua saudara itu serentak.

"Ya..." SIngto menjawab dengan lesu, pikirannya seakan tidak disana.

"Kau sangat pucat..." komentar Krist. "Ayo makan sesuatu, kebetulan aku sudah lapar..." ajak Krist dan meraih pergelangan tangannya untuk menyeretnya tetapi segera dihentikan oleh Kevin yang juga meraih pergelangan tangannya yang lain.

"Kurasa kau lelah dan butuh istirahat, aku mengantarmu kembali ke rumah..."

Singto menarik kedua tangannya sekaligus untuk melepaskan diri. "Terima kasih atas perhatin kalian, tapi aku masih ada urusan, permisi..." ujarnya dingin kemudian meninggalkan kedua kakak adik tersebut. Ia teringat cincin yang ia jatuhkan beberapa saat lalu, dan berencana untuk mencarinya sebelum meninggalkan kantor.

"Kau masih mencoba keberuntunganmu? Berhentilah bermimpi!" ujar Krist pada Kevin.

"Jika kau ingin menantangku, pastikan kau tidak curang! Bersihkan statusmu terlebih dahulu!"

"Aku tidak ingin bersaing denganmu, karena sudah pasti aku yang akan menang!"

Kevin menatap tajam padanya beberapa saat sebelum meninggalkan tempat itu, dan kembali ke kantornya. Krist tinggal sendirian dan saat ia hendak pergi, tiba-tiba ia mendengar suara yang memanggil namanya.

"Krist...."

Pria itu terkejut dan berbalik seketika.

"Siapa itu?!" dia tidak melihat siapa pun. "Tunjukkan dirimu padaku jika kau berani! Jangan bermain petak umpet!" tukas Krist dan memindai sekitarnya beberapa saat sebelum meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, Singto kembali ke kantor setelah jam pulang kerja dan mengunjungi lantai di mana ia tidak sengaja menjatuhkan cincinnya sore tadi untuk mencarinya kembali. Namun ia tidak dapat menemukannya di manapun, dan mengutuk dirinya sendiri karena ceroboh.

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Where stories live. Discover now