Chapter Twenty Four - The Life Reborn

838 127 14
                                    

Krist tiba di depan gerbang rumahnya menjelang senja, langit tampak mendung, dan akan segera turun hujan, ia menatap lurus bangunan di depannya dan memejamkan matanya mencoba membayangkan pemandangan sebelum terjadi kebakaran.

Jiwanya seakan melangkah masuk ke dalam, ia bisa mencium aroma pine yang berasal dari lantai, musk yang berasal dari gorden, aroma wangi bunga dari vas di setiap sudut ruangan, kayu ivory dari tangga, dan tidak ketinggalan aroma masakan dari dapur.

Seulas senyuman terukir di wajahnya, ia seakan mendengar dentingan piano di ruang tengah, dimana Vee sedang melantunkan lagu favoritnya, suara langkah kaki para pekerja yang mondar-mandir, suara dentingan peralatan makan yang saling beradu dan canda tawa seluruh keluarga dari ruang makan, dan suara tawa adiknya yang paling bungsu berlarian di dalam rumah.

Namun tiba-tiba saja pemandangan di sekitarnya seketika berubah menjadi gelap dan api mulai membakar seluruh ruangan, suara tangisan dan teriakan histeris seisi rumah bergema, sungguh menyayat hati.

Ia juga menyaksikan pemandangan kebakaran di asylum lima puluh tahun lalu dan dua ratus tahun lalu di mansion Ruangroj. Ia seakan menyaksikan pemandangan di neraka.

Krist membuka kelopak matanya seketika dan syok, lalu menatap lurus tempat yang memenjarakan dirinya selama lebih dari dua abad, tempat itu seakan menarik jiwanya untuk kembali.

Krist membuka pagar dan berjalan masuk dengan hati-hati, rintik-rintik hujan mulai turun di sekitarnya, ia bisa merasakan aura yang berbeda dari dalam rumah. Tiba-tiba suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Krist!"

Krist langsung mengenali suara tersebut dan segera berbalik.

"P-P'Sing?!" matanya terbelalak kaget dan tidak percaya saat melihat roh Singto. "A-apa yang terjadi? Kau..." ia syok.

Singto menggelengkan kepalanya pelan dan membalas.

"Aku baik-baik saja, aku tidak sanggup melihat Prea melakukan semua ini, jadi aku memutuskan untuk meninggalkan tubuhnya..." ujar Singto tersenyum getir.

"Apa?! Kenapa kau tidak mengambil alih tubuhmu dan mengusirnya keluar?"

"Aku tidak bisa melawannya, mungkin karena cincinnya, lagipula...tubuh itu...pada dasarnya memang miliknya..."

"A-apa yang kau katakan?!"

"Aku sudah ingat semuanya dan aku juga mengetahui rencanamu..."

"Huh?!" seru Krist terlihat gugup. "A-apa maksudmu?"

"Seharusnya aku sudah mati dalam kebakaran 200 tahun yang lalu, bukan? Aku menyerahkan jiwaku padamu untuk ditukarkan dengan hidup Prea, namun kau menjebakku agar merasuki tubuh Prea..."

"Selanjutnya...kau menyusun rencana lain agar aku bisa hidup kembali sebagai manusia tanpa perlu terlahir kembali dengan menggantikan jiwa Prea denganku..."

"Untuk melakukan itu, kau memberikan separuh roh dewa mu untuk ditukarkan dengan hidupku...dan kau menghabiskan seluruh energimu untuk terlahir menjadi manusia...agar kita bisa bersama..."

"Bagaimana kau mengetahui semua ini?"

"Karena kau pernah memberitahuku bentuk kehidupan yang paling sempurna di dunia ini adalah manusia, hanya manusia yang memiliki mimpi dan bisa merasakan cinta yang sesungguhnya...karena itu kau ingin menjadi manusia..."

"Namun kau melupakan satu hal, roh tidak memiliki memori yang permanen, jadi saat kau menjadi manusia maka seluruh memorimu akan ditulis ulang..."

"Meskipun kita saling melupakan satu sama lain, namun aku percaya pada akhirnya takdir akan tetap mempertemukan kita, bukan?"

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora