tiga

133K 7.7K 71
                                    

Bryant menatap mic dalam genggamannya, lalu kembali melontarkan candaan setelah dirinya siap. "Seperti itulah istri saya, tertutup," Bryant mengeratkan pelukannya dari samping, "Darl, kuharap ketertutupanmu ini membuatku menjadi satu-satunya pria yang mengenalmu paling baik di dunia."

Tepuk tangan dan sorakan pertama datang dari pembawa acara. "Ternyata pengantin wanita bermaksud seperti itu! Beruntung sekali Anda." Pembawa acara kembali membuka bibirnya, "Apa berita keliru mengenai wanita yang akan Anda nikahi serta nama pada kartu undangan adalah keinginan Anda?"

Bryant terkekeh geli, "Sungguh, kekeliruan berita dan kartu undangan benar-benar di luar kehendak kami." Bryant menggantungkan kalimatnya sebelum mengecup pipi Wanda cepat, "Gosip mengenai saya dan Selena menyebar begitu cepat di luar prediksi kami berdua. Keluarga besar saya, begitu juga keluarga Wanda tidak pernah ingin terekspos media massa sehingga kami lebih memilih untuk tidak mengklarifikasi apa pun yang pada akhirnya akan membuat kami mau tidak mau lebih sering terekspos."

Raut Bryant berubah serius, "Tapi, masalah malah semakin rumit, entah bagaimana terjadi sebuah kesalahpahaman yang terlambat disadari. Kedekataan saya dengan Selena yang sempat tersebar di media massa membiaskan ingatan orang lain menyebabkan kartu undangan tercetak atas nama Selena dua minggu sebelum hari ini dan langsung disebar oleh percetakan yang juga bertugas mengurus pengiriman. Kami ingin menarik itu semua, namun pada akhirnya tetap memilih tidak. Terdengar klise, tapi istri saya adalah istri terbaik."

Wanda mendengus. Pria di sampingnya ini ternyata penipu ulung. Jika pria di sampingnya ini penulis naskah, sungguh, dia akan terkenal. Semua cerita palsu yang dia ceritakan beralur runtut dan penuh misteri.

"Bagaimana bisa? Apa Anda tidak cemburu atau kecewa? Kenapa sangat pasrah?" tanya pembawa acara pada Wanda. Hal itu membuat Wanda terpaksa memfokuskan pandangannya ke depan, ke arah tamu-tamu yang hadir.

Sepertinya sekarang adalah saat yang tepat untuk mengeluarkan semua daya imajinasi yang ia miliki. Toh, mereka tidak akan bertemu lagi. "Saya cemburu, kecewa, dan marah. Tidak pasrah sama sekali, saya sempat memberontak kesal," jawab Wanda sambil menatap Bryant dengan pandangan kesal, "tapi saya bisa apa? Lebih baik melewatkan beberapa masalah, agar masalah lain tidak tercipta. Bukankah sekarang kalian sudah tahu bahwa saya adalah istri sah dari...?"

Kalimat Wanda terhenti saat ia tersadar bahwa ia belum tahu nama pria di sampingnya ini. "Pria menyebalkan ini," lanjut Wanda setelah sempat terdiam beberapa detik.

"Apa pria menyebalkan adalah panggilan sayang Anda?" tanya pembawa acara dengan senyum menggoda.

"Tentu," jawab Wanda tanpa ragu. "Panggilan sayang untuk pria yang tidak mengubah nama pengantin wanitanya hanya karena tidak mau berurusan dengan khalayak umum."

"Bagaimana ini? Ternyata Anda marah!"

Setelah itu Wanda memilih untuk duduk kembali di atas sofa di tengah panggung, membiarkan Bryant berpura-pura menyesal dan memainkan satu lagu romantis untuknya. Jari-jari pria itu menari di atas tuts piano, mengeluarkan nada-nada yang merdu, membuat semua orang yakin bahwa satu detik setelah lagu selesai... Wanda dan Bryant akan berbaikan, melupakan masalah yang sempat terjadi sebelum pesta pernikahan.

***

"Sudah. Selesai sudah," kata Wanda sambil melambaikan tangannya pada Bryant yang tengah melepas dasi kupu-kupu hitamnya.

"Iya, sudah selesai." Bryant mengulurkan tangannya pada Wanda. "Terima kasih atas kerja samanya."

"Lupakan bahwa Anda pernah melihat saya menyusup masuk ke pesta orang asing sebagai ungkapan dari rasa terima kasih Anda," balas Wanda cepat sambil menyambut uluran tangan Bryant.

Weddings' SmugglerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang