11

8.1K 744 112
                                    

;-Aku sama seperti penaku, aku pun sama seperti kertasku, ada masanya aku tak akan kembali sama seperti dulu

🍁🍁🍁

"Jiminnnnnn" teriak kai
Kai mengira ini semua kenyataan, kai banyak-banyak bersyukur, ya bersyukur karena ini hanya sebuah mimpi

Saat kai tersadar kai melihat Jimin kejang kejang dan menampakan alat pendeteksi jantung nya melemah kai lemas seakan-akan mimpinya akan menjadi kenyataan

"Jimin kau tunggulah disini  " ucap kai yang tak tega melihat Jimin dengan Nafas tersengal-sengal

Dengan terburu-buru kai langsung memanggil dokter karena takut terjadi sesuatu seperti dalam mimpinya

Tak lama dokter pun memeriksa keadaan Jimin

Dalam hati kai tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk temannya 'jimin' agar diselamatkan dari maut dan disembuhkan dari penyakitnya

Setelah cukup lama dokter menangani jimin, dokter keluar dari ruangan pasien

"Dok Jimin tidak apa-apa kan, dia baik-baik saja kan dok"

"Untunglah kau cepat memanggil saya jadi kupikir sejauh ini masih bisa dikontrol tapi ada yang harus saya sampaikan padamu kai, ikutlah keruangan saya sekarang"

"Baiklah dok"

-diruang dokter-

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan padaku dok"

"Mengenai keadaan Jimin dan saya ingin bertanya padamu apakah ada orang yang masuk ruang rawat Jimin?"

"Maksudmu ah aku tak begitu ingat memangnya ada apa dok"

"Begini Jimin hampir saja mengalami kegagalan sistem pernapasan, saat saya periksa sepertinya ada seseorang yang dengan sengaja menyuntikkan racun botulinum pada tubuhnya"

"Hah maksudmu, kejadian ini bukan karena keadaan Jimin tapi ada unsur kesengajaan begitu"

"Iya betul begitu karna saat saya memeriksanya saya  melihat tanda-tanda yang dialami Jimin dia seperti  keracunan dan benar saja saat saya lihat tangan kanannya ada bekas suntikan disana"

"Keparat bajingan siapa yang tega melakukan ini pada jimin, arghhh sialan"

"Sudah tenang untunglah aku cepat mengetahui racun itu sehingga aku bisa menetralisirkannya agar tubuh Jimin bisa bertahan, tapi"

"Tapi apa dok?"

"Racun ini bukan racun sembarang, racun yang dikenal sebagai clostridium botulinum racun dengan zat yang sangat mematikan, botulinum ini mengacaukan komunikasi antara sel saraf dan sel otot, kemudian secara bertahap akan melumpuhkan korban dan terjadi kegagalan sistem pernafasan kemudian yang paling parah bisa menyebabkan kematian secara cepat pada korban"

"Tapi dok apa Jimin tidak apa-apa"

"Pada tubuh korban biasa ini bisa dicegah atau bisa disembuhkan dengan pemberian antitoksin, tapi kau tahu Jimin memiliki penyakit sehingga sulit untuk menerima pengobatan atau pencegahan sekalipun, aku sudah memberikannya ventilator pada Jimin sehingga itu bisa membatu memberikan pasokan oksigen untuk Jimin sekaligus membatu mengeluarkan racun dalam tubuh Jimin"

"Dok apa Jimin masih bisa diselamatkan"

"Saya akan terus berusaha mengupayakan yang terbaik untuk Jimin dan"

Belum sempat dokter melanjutkan pembicaraan tiba tiba ada suster yang mengetuk pintu dan memberi tahu dokter bahwa pasien bernama Jimin menolak pemberian antitoksin sehingga denyut jantung nya mengalami penurunan dan harus segera ditangani

My Last Letter [END]Where stories live. Discover now