Eps. 3

1.6K 80 5
                                    

Ketika Sarada menemui ketua kelompok Akuta, tim kecil Shikadai bergegas kembali ke Konoha. Inojin terbang dengan burung jutsunya sedangkan yang lain berlari menyusuri hutan. Mereka harus cepat jika tidak kedua orang di punggung monster Akuta ini akan mati. Boruto dan Mitsuki. Boruto dibuat pingsan oleh Sarada karena tidak mau melepaskannya pergi.

Sebenanrnya Shikadai juga keberatan. Tapi dia tau diri. Dirinya, Chouchou, dan Inojin tidak punya cukup cakra tersisa. Tubuhnya sudah lemah, luka dimana-mana. Jika mereka memaksa ikut itu akan menjadi beban bagi Sarada. Sarada adalah yang shinobi pengendali cakra terbaik. Mereka semua tau. Walau bertarung seharian, Sarada masih punya cadangan di dalam tubuhnya. Beruntungnya Sarada sudah belatih dari mamanya.

'Tapi, seiring waktu cakra itu akan habis. Dia cukup pintar menyembunyikannya tapi tidak untukku. Aku tau cakranya digunakan untuk menyembuhkan luka kami. Sebagian besar untuk Boruto dan Mitsuki. jika dia bertemu musuh dan bertarung dia tidak akan sempat menyembuhkan ketua keparat itu. Kemungkinan besar dia pingsan atau yang terburuk mat.'

Shikadai sibuk dengan pikirannya. Andai dia belajar lebih banyak dari Shikamaru. Dia tidak akan mengirim Sarada kesana sendirian.

"Tenanglah Shikadai. Sarada akan baik baik saja. aku tau itu." Chouchou tidak lebih khawatir dari Shikadai, "aku tahu" Jawabnya singkat.

Setelah sampai digerbang. Sakura dan ninja medis lainnya sigap merawat mereka. Bahkan naruto dan hinata ada disana. Hinata dan naruto menghampiri boruto yang setengah sadar. Sakura menghampiri Mitsuki dan mengeluarkan cakra hijau ke matanya. Sementara yang lain ditangani oleh Ino dan tim medis lain.

"Mereka kehabisan cakra, kita harus membawanya ke rumah sakit." Ujar Ino terlihat khawatir. Bahkan Chouchou pingsan ditandu medis.

"Aku tau, tolong bawa mereka!" Sakura memerintahkan pada tim medis. Wajahnya tegas tapi tak bisa menyembunyikan kekhawatiran di matanya. Shikadai yang menyadari itu menghampirinya, "Bibi sakura.. Sarada-"

"Aku tau. Sekarang kau harus beristirahat. Cakramu yang paling lemah disini." Ucap Sakura dengan lembut.

"Maafkan aku," Shikadai menunduk. Dia merasa gagal sebagai ketua.

"Hei. Kau sudah melakukan hal yang tepat. Sarada akan kembali, tenanglah," Melihatnya begini membuat Saskura teringat Shikamaru saat pertama kali gagal dalam misi. Mereka sangat mirip. Dia merendahkan tubuhnya sehingga tinggi mereka sejajar. Sakura meletakkan tangannya di leher shikadai. Dia bahkan tidak ingat terkena sayatan disana. Setelah itu Sakura dan yang lain membawa mereka ke rumah sakit. Sakura melihat ke gerbang. Menunggu tanda tanda Sarada. tapi tidak ada. dengan berat hati dia berbalik menuju rumah sakit.

Semoga kau baik-baik saja, Sarada.

Boruto POV.

Saat dibawa ke rumah sakit aku sudah setengah sadar. Tapi Sakura obaa-chan memintaku tidur. Aku melakukannya. Tubuhku sangat berat, kepalaku pusing, tidak sulit untuk memejamkan mata.

Aku terbangun setelah mendengar suara Himawari. Dia benar-benar berisik memintaku untuk bangun. Aku melihat kesekeliling. Kaa-san ada di sana. Hare? Otou-chan juga. Tumben sekali.

"Kau sudah sadar?" Tanya otou-chan

"Sepertinya begitu." Jawabku singkat masih lemah berbicara. Aku tidak bercanda. Badanku terasa lemas. Aku bahkan tidak bisa menggerakkan tanganku.

"Apa ada yang sakit, Boruto? Aku akan memanggil Sakura-chan." Ibu terlalu khawatir. Dia mendekat dan mengelus kepalaku.

"Tanganku tidak bisa digerakkan." Ibu menangguk lalu pergi memanggil Sakura obaa-chan.

"Ne onii chan tidak apa-apa?" Himawari duduk di kasur menatapku penuh khawatir.

"aku baik Hima maaf membuatmu khawatir." Tanganku yang tidak terluka mengelus kepalanya. Dia tersenyum lalu memelukku erat. Oke itu sakit tapi aku tidak tega mendesah. Dia selalu mengkhawatirkanku setiap pergi misi. Kali ini mungkin mimpi buruknya hampir terwujud, melihat kakaknya tidur di rumah sakit bukan hal yang menyenangkan. Begitu pula aku. Aku tidak ingin melihat Himawari sedih. Tak lama kemudian, sakura obaa-chan masuk dan memeriksa tanganku.

Janji ShinobiWhere stories live. Discover now