4.2

1.1K 52 4
                                    

eps kali ini mitsusumi. baru kali ini saya buat tapi 'enjoy the story' dan 'hope you like it' :)


Boruto berjalan menuju rumahnya. Melihat peluh keringat didahinya sudah menunjukan bahwa ia habis berlari dan mungkin sedikit banyak yang tau ia habis mencari Sarada dengan bunshinnya. Siapa yang tau? tentu saja teman-temannya. Mereka sering melihat Boruto di gerbang setiap pagi. Terkadang ikut menemani atau melihatnya dari kejauhan saja. sedikit yang tahu bahwa ia tengah terpuruk atau mungkin patah hati. Untuk mitsuki pilihan kedua lebih relevan. Ia melihat surai kuning diperbatasan tenagh kembali ke rumahnya dengan wajah lesu. Seakan tidak terjadi apa-apa wajahnya kembali berseri ketika bertemu orang lewat. Ia menyapa ramah dan lanjut berlari meneruskan niatnya.

Dari jauh Mitsuki yang memakai hodie tanpa lengan dengan celana panjangnya tentu seprtu ninja tak terlupakan, menatapnya dalam diam. Berpikir lebih keras dari biasanya. Ia khawatir akan Sarad tapi tak lebih khawatir dengan Boruto. Boruto anak yang baik, dia tidak pernah menyerah, penyayang, selalu bekerja keras, dan peduli terhadap sesame. Terutama teman-temannya. Tak salah ia menjadikan boruto mataharinya.

Mitsuki lebih dari mengerti mengapa Boruto seperti ini. tentu saja! dia adalah satu dari sekian teman yang membuatnya seperti ini. yang pertamakali pula. Mitsuki lalu Sarad lalu Kawaki. Apa kali ini akan bertamabah? Mitsuki mendengus menyisakan kepulan asap di udara. Sudah lama ia ingin pergi mencari Sarada. pengalaman di dunia luar membuatnya hapal akan jalan tikus dan mungkin strategi busuk para penjahat. Dia salah satu pasukan elit kau tau. tapi Mitsuki tak bisa. Ia sudah berjanji pada Boruto akan selalu menjadi Konoha. Sedangkan mencari Sarada bisa memakan waktu yang lama. Jika perlu ia harus menerobos data desa lain dan tentu itu menjadi alasan kuat bagi pengkhianat desa.

Mitsuki sudah berjanji dan kali ini akan ia tetapi. Bagaimana pun caranya. Karena Boruto dia bisa tinggal lama disini. tidak digantikan dengan kloningan baru, mendapat teman yang baik, merasakan apa arti kasih sayang, maupun kesedihan. Ia terlalu rela meninggalkan kehidupan ini. Semua ini sudah lebih dari cukup ia tidak bisa membayangkan yang lebih baik dari ini.

"Mitsuki-san?"

Mitsuki menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Surai ungu dengan baju ninja terbarunya.

"Ohayo Sumire." Sopan Mitsuki

"A-ah O-ohayo gozaimasu!" sumire membungkuk sangat dalam melebihi normal. Orang aneh pikir Mitsuki.

Mitsuki POV

"Apa yang kau lalukan disini, Mitsuki-san?" Sumire menatapku dengan wajah gugup. Apa aku semengerikan itu? Tanpa sadar alisku terangkat membuatnya semakin gugup. Mungkin dia takut aku menganggapnya aneh. Yah, sudah terlanjur sih.

"Hanya istirahat sehabis lari pagi." jawabku ringan pikiran akan Boruto dan Sarada membuatku sedikit pusing. Ah tapi aku tidak boleh mengkhawatirkan orang lain. jadi, Senyum.

"ekspresi itu lagi." Sumire menangkup pipiku dan menariknya mendekat (dalam batas wajar). Matanya menyipit menelususri apa ada yang salah denganku. Lalu mundur selangkah agar bisa melihat tubuh jakungku dari atas ke bawah.

"em.. apa ada masalah?" ujarku tak nyaman. Senyum masih terpasang diwajahku.

"harusnya aku yang bertanya seperti itu. Mitsuki-san ada masalah? Kau bisa bercerita padaku. Walau aku bukan ketua kelas lagi, tapi ketika ada teman yang kesusahan aku siap untuk membantu" ujarnya tegas. Aku melihatnya sekilas. Sedikit terkejut kurasa. Sumire yang kukenal cenderung gugup dan pemalu. Ia peduli dengan temannya namun dengan cara halus. Bisa dibilang, bekerja dibalik layar, kurasa. Dia tidak terlalu mencolok dan tidak pernah mencoba untuk mencolok. Berlawanan seperti Boruto.

Janji ShinobiWhere stories live. Discover now