3.2

1.1K 59 1
                                    


Konoha tampak sepi dibawah sinar fajar. Boruto mengenakan baju trainingnya dengan jaket hitam kesangannya. Seperti biasa joging adalah rutinitas di pagi hari. Biasanya dia ditemani Mitsuki atau Inojin. Kadang-kadang Metal lee atau bahkan Iwabe. Kalian pasti tau kenapa Shikadadi tidak ikut. Dia terlalu malas untuk ini. Saat ini Mitsuki sedang pergi misi bersama Sumire. Perihal penelitian atau apalah itu.

Napasnya tersenggal-senggal sekarang pukul 5 pagi hari. Dia sudah berlari selama 4 jam. Dia berhenti di bukit patung Hokage. Baginya tempat ini sangat istimewa. Lagi pula seluruh desa bisa terlihat, sangat indah dibawah sinar matahari terbit. Dia duduk meluruskan kakinya. Sesekali meneguk botol yang dibawanya dari rumah. Melihat pemandangan ganjil di tengah kesibukan kota adalah hal favoritnya. Sunrise.

Seakan muncul untuk membawa harapan baru. Siap untuk membuat cerita hidup masing-masing manusia. Boruto berpikir apa yang akan dia temukan hari ini? Burger special limited edision? Inojin yang memakai gaun? Chouchou dengan tubuh kurusnya? Atau ayahnya yang pulang ke rumah? Yang terbaik dari itu Kepulangan Sarada?

Dia mendengus, menyisakan embun napasnya di udara. Andai saja angan-angan semudah itu untuk terwujud, Sarada sudah pulang dari dulu. Dia tidak akan menghilang selama 3 tahun dan Boruto tidak akan terbelenggu rindu yang kian hari kian besar.

Boruto benar-benar merindukannya. Dia rindu suaranya, senyumnya, kehadirannya, bahkan pukulannya sekalipun. Sampai sekarang dia berusaha keras untuk mengingat suaranya. Tidak bertemu selama 3 tahun membuatnya lupa, tapi perasaannya tidak akan pernah berubah. Perasaan?

Sebenarnya Boruto bingung. Dia kerap berdebar di dekat Sarada, suara lembutnya membuat hati Boruto tenang, kehadirannya membuat hari selalu berwarna, dia ingin membuatnya tersenyum, dan benci ketika melihatnya menangis. Dadanya sesak saat ia pergi, dan rindu yang ia miliki terlalu besar untuk teman biasa. Ada apa denganku ttebassa? Kenapa aku begini? Apa yang kau lakukan padaku Sarada?

Matahari tampak sedikit lebih tinggi. Konoha mulai ramai. Dia beranjak pergi, berniat untuk menemui Sasuke. Latihan pagi sampai siang sudah menjadi rutinitasnya. Lalu, dia berhenti. Benar juga sensei sedang menjalankan misi.

Setelah misi melawan Kouka, tim 7 kembali ke Konoha. Mitsuki dan Konohamaru segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut sedanngkan Boruto lebih memilih menemui ayahnya. Dia mendobrak pintu keras-keras dan meminta penjelasan tentang Sarada. Tentu saja Naruto tidak merespon. Informasi ini sangat rahasia dan berbahaya. Jonin sekalipun belum tentu di beri tahu apa lagi chunin seperti dirinya.

Boruto bersikeras begipula naruto. Dia akhirnya menemui Sasuke dan Sakura. Namun, mereka juga diam. Frustasi, Naruto mencoba menenangkan dan menjelaskan sebisanya. Bahwa ada kemungkinan Sarada masih hidup. Sarada akan segera ditemukan tapi tidak dalam waktu dekat.

Boruto diam ketika Sasuke dan Sakura turun tangan. Mereka berjanji akan melakukan sebisanya. Walau begitu, Boruto tidak puas. Diam-diam dia mencoba kabur dari Konoha. Tapi, tak berlangsung lama karena Naruto menjemput dan menggendongnya. Memalukan. Waktu itu boruto seperti anak kecil yang merengek minta mainan. Berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkannya entah itu dengan menangis, kabur, bahkan mencuri sekali pun.

Terkadang teman-teman ikut membantu mencari. Ketika pulang dari misi, ketika mereka dikirim ke desa lain, selalu saja memanggil nama Sarada. Namun, tiada hasil. Ketika tim 7 mendapat misi ke iwagakure, mereka berkunjung ke markas Toshi. Sebagian besar sudah diperbaiki dan berubah menjadi laborotarium. Toshi bekerja sama dengan tsuchikage untuk membuat pasukan dan melakukan penelitian.

Mereka disambut baik. Toshi bercerita tentang sesaat sebelum Sarada menghilang. Dia meminta maaf tidak bisa menyelamatkannya. Seharusnya dia membantu saat Sarada terluka. Boruto menggeleng,

Janji ShinobiWhere stories live. Discover now