#Happy New Year#

1K 52 1
                                    

cuplikan saja. saya lagi mood bikin hehe. maaf kalau jelek.

Boruto dan keluarganya akan mengadakan pesta kecil-kecilan dirumah mereka. Mereka mengundang keluarga Uchiha, Nara, Yamanaka, Akimichi, dan yang lain. tentu saja Boruto mengajak kawan-kawannya. Pesta ini tidak lain untuk merayakan tahun baru. Hinata terlihat sibuk didapur. Padahal ini masih pagi sedangkan acaranya malam. Walau pesta kecil tapi yang hadir banyak. Terutama ada keluarga akimichi. Hidangan satu mejapun tak cukup untuk mereka.

Sakura, Ino, Temari, dan ibu-ibu yang lain akan datang saat siang untuk membantu. Namun, Hinata ingin menyiapkan semuanya duluan. Tidak sopan membiarkan tamu membantu untuk acara yang mereka buat sendiri.

"Boruto bangun! Ini sudah pagi!!" teriak Hinata dari bawah. Jam menunjukkan pukul 09.14 tapi boruto belum bangun juga. Sungguh Hinata benar-benar kerepotan. Dia berharap anak lelakinya itu bisa membantu walau sedikit. Tidak ada respon dari atas. Anak itu! Sebelas dua belas dengan Naruto.

Hinata menaiki tangga berniat membangunkan Boruto. Namun, terhenti ketika suaminya masuk dengan belanjaan yang menggunung,

"Ta-tadaima. Hinata bisa kau membantuku?" Naruto kepayahan membawa barang-barang itu. Benar saja, telur, daging, sayuran, buah, semuanya ada dan tidak hanya satu tapi 3 kotak besar masing-masing. Hinata berlari kecil ke arah Naruto dan membawa kotak yang paling atas. Memeriksanya sebentar dan mengangguk tersenyum.

"Tidak ada yang tertinggal. Arigatou, naruto." Ujarnya seraya membawa kotak satu lagi.

"Apapun untukmu, hime." Mereka berjalan ke dapur. Himawari yang sedari tadi mengaduk adonan tersenyum girang melihat ayahnya sudah kembali.

"Okaeri Otou-chan!!"

"Tadaima! Kerja bagus Hima!" usapan di pucuk kepala dari ayahnya benar-benar yang terbaik. Dia tersenyum girang dan melanjutkan kegiatannya mengaduk adonan.

"Sarada nee-chan belum datang?" Himawari melihat kepintu depan. Tidak ada tanda-tanda Sarada. Dia datang lebih pagi untuk membantu Hinata. Katanya untuk menggantikan Sakura yang tengah sibuk di rumah sakit.

"Kurasa sebentar lagi. Aku melihatnya berjalan kemari tadi-" ucapan naruto terpotong dengan suara ketukan dipintu. Himawari berlari membuka pintu lalu memeluk Sarada. Sontak Sarada terkejut, dia terdorong ke belakang sedikit. Sekian detik ia lalu membalas pelukan Himawari.

"Ohayo Hima."

"Ohayo Sarada nee-chan. Kau terlihat cantik hari ini." Sarada tertawa kecil lalu berterima kasih. Sarada tidak mengenakan seragam misinya sekarang. Pakaiannya lebih simple dan nyaman. Ia memakai atasan lengan pendek yang terbuka dibagian pudak berwarna merah dan celana pendek hitam dengan sandal ninjanya. Rambut hitam sebahu ia ikat pony tail agar tidak menghalangi ketika memasak. Feminim? Tidak juga. Sarada tidak terlalu suka dengan aksesoris atau baju berenda. Bisa dibilang ia agak tomboy dan ia bangga dengan itu.

Himawari menariknya masuk. Sarada mengangguk kecil pada Hinata dan Naruto untuk mengucap salam. Mereka memasak dengan canda tawa. Tak jaranag Himawari menggoda Sarada dengan kakaknya. Bagaimana jika Sarada menikah dengan Boruto atau wajah memerah boruto ketika melihat kecantikan Sarada saat mengenakan celemek. Sarada memerah,

"Itu tidak mungkin, Himawari. Lebih baik kita selesaikan masakan ini." Sarada mendengus mendengar Himawari yang tertawa kecil.

Sarada POV

Himawari dan hinata obaa-chan pergi ke toko kue dekat rumah. Katanya ada sesuatu yang harus diambil. Aku bingung kenapa memesan kue lagi kalau sudah memasak banyak? Ah Akimichi... Sarada teringat sahabatnya yang suka sekali makan. Jika anaknya saja sudah makan sebanyak itu bagaimana dengan ayahnya.

Janji ShinobiWhere stories live. Discover now