S a t u

495 35 4
                                    

"Alviraaa."

Alvira menutup novel yang sedang ia baca. Ia menatap orang yang berteriak memanggilnya barusan dengan memberengut kesal.

"Apa sih Diana? Kenapa pagi-pagi gini lo udah teriak-teriak."

"Vir, gawat Vir!" Diana berucap dengan napasnya yang terengah-engah, rupanya gadis itu berlari menuju kemari.

"Apaan sih? Lo kalo ngomong yang lengkap dong. Jangan setengah-setengah gitu." Ucap Alvira makin kesal.

Diana mencoba mengatur napasnya sebelum berbicara. "Adrian! Adrian berantem lagi Vir!"

Alvira memutar bola matanya malas. Ini sudah kesekian kalinya ia mendapat kabar Adrian berkelahi di lingkungan sekolah. "Dimana?"

"Tadi dikantin. Tapi, udah diseret sama Pak Bambang dibawa keruang BK. Lo samperin gih."

Alvira berdiri dan berjalan keluar kelas menuju ruang BK.
Dari depan ruang BK, Alvira bisa mendengar jika Adrian dimarahi habis-habisan.

Alvira menunggu di depan ruang BK, menyandarkan badannya di dinding dengan kedua tangannya dilipat di dada.

"Ohh, bagus ya Adrian. Udah berapa kali lo berantem dalam minggu ini?" Alvira berucap tepat ketika Adrian baru saja melangkah keluar dari ruangan BK.

Mampus gue! Gumam Adrian pelan, setelah tahu siapa yang bersuara barusan.

"Eh, ada neng Vira." Adrian nyengir. Lalu mencoba melangkahkan kakinya menjauh dari Alvira.

"Mau kemana Adrian?" Alvira menahan sebelah bahu Adrian dari belakang dengan sebelah tangannya.

Adrian menengok kebelakang, mendapati Alvira sedang tersenyum lebar kepadanya. "Ngga kok. Ngga kemana-mana hehe." Adrian menyengir lagi.

Alvira mengangkat tangannya lalu menjewer sebelah telinga Adrian, membuat Adrian meringis kesakitan. "Ampun Alvira, jangan dijewer dong. Malu nih! Masa cogan dijewer-jewer segala."

Alvira tidak mempedulikan, ia tetap melangkahkan kakinya, dengan sebelah tangannya yang menjewer Adrian.

Ia membawa Adrian keruang UKS. Alvira menyuruhnya duduk di pinggir kasur yang ada di sana, sementara ia mengambil kotak obat.

Setelah mengambil kotak obat, Alvira menarik sebuah kursi dan menempatkannya tepat di hadapan Adrian, kemudian ia duduk di kursi itu.

Adrian senyum-senyum menatap Alvira yang duduk di hadapannya, yang sedang menuangkan sedikit alcohol keatas kapas. "Cie, mau ngobatin ya?" Adrian menaik-turunkan alisnya.

Alvira diam, tidak menyahuti ucapan Adrian. Ia mulai mengusap kapas itu, di sudut bibir Adrian.

"Aww." Adrian meringis. "Aww! Sakit Alvira!"

"Eh kutu. Bisa diem gak sih lo? Udah untung ya gue obatin."

Alvira mengobati luka Adrian lagi, yang lagi-lagi membuat Adrian meringis kesakitan.
"Sakit Alviraa. Lo mau ngobatin luka gue, apa mau bikin parah luka gue sih? Pelan-pelan dong!"

Alvira melempar kapas yang ada di tangannya kearah Adrian. "Nih, obatin luka lo sendiri!" Alvira mulai beranjak dari tempat duduknya, dan langsung berjalan keluar dengan cepat.

ADRIAN | SunwooWhere stories live. Discover now