18. Bertemu di Pasar Malam

288 11 0
                                    

Happy reading :*

Enjoy, typo bertaburan :*

Jangan lupa bernapas ya :*

***

"Kita selalu bertemu di tempat yang sama maupun berbeda. Apakah itu tandanya kita berjodoh?"

***

"Kita ke pasar malam yuk Shafiya!" ajak Tyra.

"Ngapain?"

Tyra berdecak. "Mau sholawatan di sana."

"Gak ah males."

Aku langsung tiduran di ranjang, sedangkan Tyra masih duduk di meja belajar sambil memainkan ponselnya.

"Gue bosen nih. Kita ke sana yuk Fiya! Bahagiain otak lo biar gak stres karena tugas kuliah," jelas Tyra.

"Otak gue masih waras Ra."

Tyra langsung berdiri dan menarik lenganku. "Gue gak mau tahu pokoknya lo harus mau! titik gak pake koma, apalagi tanda tanya, tanda kutip. Ayo, tanda seru titik!"

Tyra terus saja menarik lenganku. Mau tak mau aku langsung terduduk, menatap tajam Tyra.

"Maksa banget sih."

Tyra berkacak pinggang. "Lo ya terus aja di kamar. Mau sampai kapan lo beranak di sini? Kalo beranak ya gak papa, tapi ini gak beranak juga. Diem-diem bae di kamar."

"Beranak, beranak emangnye gue kucing ape?"

Aku melempar bantal ke arah Tyra. "Keluar lo nya! Gue mau siap-siap."

Tyra mendengus. "Galak amat Nyonya Gerald," cibirnya.

"Ngomong sekali lagi gue gak akan kasih makan selama sebulan apalagi uang jajan," ancamku.

"Ya, ya, iya Mak. Adek nurut kok, galak amat sih Emak gue," goda Tyra.

"Tyraaa!"

Tyra langsung keluar dari kamarku. Dia tahu bahwa bom lima detik lagi akan meledak, karena nggak mau jadi sasarannya. Oh ya Tyra memang selalu menitipkan uang bulanannya kepadaku. Katanya kalau dipegang olehnya selalu dipakai belanja yang-nggak bermanfaat. Bahkan kendi juga dia beli sama kembang tujuh rupa. Mungkin dia mau bersemedi di kamar mandi, biar Boni makin klepek-klepek ke dia. Padahal tak perlu bersemedi pun Boni sudah klop sama Tyra.

Bener gak?

🍰🍰🍰

"Lo ke sini cuma muter-muter doang? Mending gue gak terima ajakan lo ke sini," protesku.

Aku dan Tyra berada di Pasar malam. Aku sangat terpaksa sekali ke sini, ditambah lagi Tyra ke sini cuma muter-muter saja. Makin komplit saja aku menolak ajakan darinya. Kalau tahu begini jadinya, lebih baik aku bobo syantik di rumah. Daripada di sini, nggak ada yang bening-bening malah banyaknya Mbak-Mbak berjanggut dan berkumis. Nasib dah. Ini bukan cuci mata, tetapi bikin mata rabun lebih parah.

"Shafiya, kan gue tadi udah ngomong, kita ke sini tuh cari yang bening-bening."

"Bening apaan? Tuh air kolam ikan bening. Lo gak liat apa di sini gak ada yang bening? Yang ada bikin mata gue rabun tahu," dengusku.

"Ya iyalah mata lo udah ke tutup sama seorang Arnold Algavani Ranggara, tapi gue yakin mata batin lo gak ke tutup."

Aku menoyor kepala Tyra. "Mata lo yang katarak Ra, dari tadi gue liat cuma Mbak berkumis dan berjanggut aja. "

Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️Where stories live. Discover now