41. Kecewa

153 7 0
                                    

Happy reading :*

Enjoy, typo bertaburan :*

***

"Kenapa jadinya seperti ini? Bahkan semua orang pun menyalahkanku atas semua kejadian ini. Padahal aku tak tahu apa-apa. Rasa sakit ini semakin bertambah setelah kejadian ini. Oh hati, bersabarlah! Aku akan mengobatimu, secepatnya."

***

Aku terus saja berlari menelusuri koridor rumah sakit. Ya sekarang aku sudah ada di Jakarta. Fani dan Tyra ikut, menemaniku. Mereka khawatir jika aku pergi sendirian ke Jakarta, apalagi suasana hatiku saat ini-sangatkurang baik.

Tepat di ICU, aku melihat Tante Rina, Om Rian, Oma Ani sedang duduk di kursi tunggu.

"Tante," panggilku pelan.

Tante Rina menoleh, beliau langsung memelukku sangat erat.

"Tante kenapa Arnold bisa masuk ke rumah sakit?"

"Dia kecelakaan."

"Kenapa bisa kecelakaan?" Aku terkejut ada seseorang yang menarikku secara paksa, lalu mendorongku hingga terjatuh ke lantai.

"Shafiya," panggil Om Rian dan Tante Rina kompak.

Tante Rina yang akan menolongku dihadang oleh Oma Ani. "Diam kamu! Jangan ikut campur!"

Oma Ani menatap tajam ke arahku. "Sekarang kamu udah puas hah, cucu saya celaka!"

"Maksud Oma?"

"Kamu masih gak mau ngaku hah! Gara-gara kamu cucu saya begini! Saya udah bilang sama kamu jangan pernah deketin cucu saya lagi! Kamu tuli hah?!"

"Fiya." Fani dan Tyra membantuku untuk bangun.

Aku bisa melihat tatapan Oma Ani padaku, beliau benar-benar benci kepadaku. Entah apa alasannya? "Shafiya gak ngerti maksud Oma, apa?"

"Beraninya kamu sama saya!"

Plak!

"Mama!" ucap Om Rian dengan suara meninggi.

"Cukup Ma! Ini semua bukan salah Shafiya. Shafiya-Nya juga gak tahu apa-apa. Cukup Ma, jangan nyalahin orang lagi! Ini musibah Ma. Musibah nggak ada yang tahu kapan datangnya."

"Kamu selalu bela anak gak sopan santun ini?!" tunjuk Oma Ani ke arahku.

Om Rian menghampiri memijat tulang hidungnya. "Mama lebih baik pulang ya, nanti sopir jemput."

"Kamu ngusir mama, Rian?!"

"Bukan begitu Ma. Rian tahu Mama pasti lelah dari tadi nunggu di sini. Besok Mama bisa ke sini lagi."

"Gak. Mama akan tetap di sini. Lebih baik kamu usir anak gak sopan santun itu!" Oma Ani melirikku sekilas.

"Ma, Rian mohon jangan bikin keributan di sini! Kasihan cucu Mama di sana sedang diperiksa oleh dokter merasa terganggu."

Pintu ICU terbuka. Seorang lelaki paruh baya keluar dari ruangan tersebut.

Om Rian menghampiri sang dokter. "Gimana keadaan anak saya dok?"

"Pasien masih kritis. Pasien mengeluarkan banyak darah sehingga kekurangan darah, untungnya masih ada stok darah di sini. Jika pasien dalam satu jam masih belum sadar, pasien dinyatakan koma."

"Berapa lama dok biasanya?"

"Itu tergantung setiap harinya ada peningkatan, dan pasien bisa melawan dari sakitnya."

Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️Where stories live. Discover now