20. Genggaman Tangan

284 12 0
                                    

Happy reading :*

Enjoy, typo bertaburan :*

***

"Sebuah genggaman dapat mengurangi rasa sakit yang sekarang kamu alami. Genggamanlah tanganku dengan erat, jangan pernah dilepas!"

***

Aku dan Boni berada di sebuah perusahaan yang cukup terkenal di Jakarta. Ganendra grup. Aku tahu perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang mendapat peringkat pertama sebelum perusahaan Papa se-Indonesia. Dibelahan dunia pun mendapatkan posisi peringkat kedua setelah Alexander grup dari Amerika Serikat. Boni masuk ke dalam perusahaan itu. Aku mengekorinya di belakang.

"Kenapa kita ke sini?" tanyaku.

"Ini perusahaan Om Daka," ucapnya.

"Lah terus apa hubungannya?" tanyaku heran.

Boni tidak menjawab pertanyaanku, dia tersenyum pada seseorang.

"Ada yang bisa saya bantu Mas?" tanya seorang wanita cantik sebagai repsionis. Aku melihat name tag nya di sana tertulis Elia Elisa.

Boni tersenyum. "Mbak El mau nanya dong, tapi Mbak El harus jawab ya!"

"Mau tanya apa Mas Boni?"

"Alshaf ada di sini kan?" tanya Boni.

Wanita yang bernama Elia tersenyum ramah. "Ada, tapi katanya kalo ada yang nyari gak boleh diganggu. Jadi mohon maaf ya," ucapnya sopan.

"Ayo lah Mbak El, tolongin kita! Mbak El tahu kan kalo Boni ini temannya Alshaf? Malahan dari orok lagi temenan nya juga. Please Mbak El tolongin Boni!" bujuk Boni kayak anak kecil, seperti merajuk pengin membeli mainan.

Mbak Elia melirik ke arahku, beliau tersenyum. "Ini pacar kamu ya?" Sepertinya Mbak Elia mencoba mengalihkan pembicaraannya.

Boni langsung menatapku, lalu dia bergidik ngeri. "Bukan lah Mbak El, ini mah bukan seleranya Boni."

"Lah terus?"

"Ini Shafiya, pacarnya Alshaf," ucapnya tenang.

Aku yang mendengar itu langsung menginjak kakinya dengan keras membuat sang empunya menggaduh kesakitan.

"Aww..." ringisnya.

"Kenapa?" tanya Mbak Elia heran.

Boni menggeleng. "Gak papa kok Mbak El. Please Mbak, ini Shafiya pengin ketemu sama Alshaf. Liat deh Mbak El kasihan banget Shafiya, dia lagi ribut sama Alshaf."

Boni mengedipkan sebelah matanya, seperti sedang memberi isyarat. "Ini cuma bercanda doang. Lo mau kan ketemu si Alshaf?"

Aku mengangguk paham. "Iya Mbak, boleh kan aku ketemu sama Alshaf?"

Nggak papa kali ya cuma satu hari ini aku harus pura-pura jadi pacarnya Alshaf? Mungkin ini cara yang paling ampuh untuk bisa ketemu sama Alshaf.

Mbak Elia menatapku dengan khawatir. Mungkin Mbak Elia melihat ekspresiku-sedih karena bertengkar sama sang kekasih.

Ini cuma drama kali Mbak El.

Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️Where stories live. Discover now