31. Just Friend

298 10 2
                                    

Happy reading :*

Enjoy, typo bertaburan :*

***

"Suatu saat nanti kamu bakalan tahu apa arti itu kebersamaan kita. Kamu akan menyadari semuanya setelah aku sudah tak ada di sini lagi. Bukan, bukan aku yang akan meninggalkanmu, tapi karena takdir lah yang menantang kita untuk tak bersama. Jangan pernah membenci pada takdir. Karena takdir itu pasti memberikan yang terbaik untuk kita."

***

Hari weekend itu merupakan hari yang ditunggu-tunggu untuk para pelajar. Karena apa? Karena hari weekend itu kita bisa santai-santai di rumah atau bahkan mengurung di kamar berhari-hari. Sekolah weekend, kuliah weekend, mandi juga ikut weekend, tapi uang jajan nggak akan pernah ada kata weekend nya. Bener nggak?

Aku memutuskan ke rumah Alshaf . Hari ini waktu yang tepat. Aku sudah berjanji pada Tante Rina. Aku akan mencoba membujuk Alshaf. Kalau dia masih nggak mau? Aku akan ikat lehernya secara paksa, menariknya paksa pergi ke rumah Arnold.

EMANGNYE DIA ANIMALS APE?

Emang bener. Eh bit.

Bi Ipah membuka kan pintu lebar-lebar. Aku masuk ke dalam rumah Alshaf. Aku duduk di sofa, sedangkan Bi Ipah memanggil Alshaf di kuburan. Eh maksudnya di kamarnya. Aku mendengar suara derap langkah kaki dari anak tangga. Aku tahu siapa orangnya.

Aku melihat penampilan Alshaf, memakai baju polos lengan pendek berwarna putih, dan celana pendek berwarna hitam sebatas betisnya.

Alshaf duduk tepat di hadapanku. Alshaf mengerut kening karena bingung mungkin, karena aku ada di sini pagi-pagi sekali.

"Kenapa lo gak ngasih tahu kalo Nyokap lo itu Tante Rina? Terus Arnold kakak lo?" ucapku to the point.

GAK ADA KATA SAPAAN KEK, APA GITU?

Gak ada.

"Kakak TI-RI," sahut Alshaf dengan sengaja menekankan kata TIRI.

"Ya gimana pun juga itu Kakak lo."

"Lo udah tahu kan? Jangan dibahas lagi tentang mereka!"

"Kenapa?" tanyaku heran.

Alshaf hanya mengangkat bahunya.

"Kenapa lo gak kasih kesempatan ke Tante Rina, alesan kenapa mereka cerai?"

"Gue udah tahu alesannya."

"Apa?" tanyaku heran.

"Nyokap gue gak cinta lagi," sahut Alshaf yang masih dengan tatapan datarnya.

"Siapa yang ngomong begitu?"

"Nyokap," ucap Alshaf tanpa beban.

"Semua orang tua gak mau anaknya benci sama salah satu dari mereka. Mereka gak mau anaknya membenci orang yang dia sayang," jelasku.

"Maksudnya?" tanya Alshaf.

Aku menatap Alshaf. "Kalo lo pengin tahu, lo harus kasih kesempatan Nyokap lo buat jelasin semuanya!"

Alshaf menggelengkan kepala. "Gue gak mau."

"Kenapa?"

"Sekarang gue mau tanya sama lo! Gimana kalo lo jadi gue. Orang tua lo sama-sama selingkuh?"

Aku mengangguk paham. Sekarang aku tahu Alshaf masih belum bisa menerima semuanya. Dan sepertinya Alshaf-masih belum terima Tante Rina menikah dengan Papanya Arnold. Mungkin?

Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang