Chapter 1 Risih✔

1.3K 435 387
                                    

Suasana tegang selalu terjadi di kelas XII IPA 2. Semua anak dikelas itu merasa takut dengan wali kelas mereka yang sudah terkenal killer. Raut wajah Pak Reno sudah berubah menyeramkan karena suatu hal yang selalu terjadi di kelasnya ini.

"Bisakah kamu tidak membuat onar untuk sehari saja MAYRA CASSANDRA?!" bentak sang guru kepada muridnya yang bandel.

"Eh Pak, saya gak ada buat onar Pak. Lagian Riska dulu yang nyari gara-gara sama saya, Pak," bela Mayra untuk dirinya.

Pak Reno yang sudah tidak bisa lagi menahan emosinya langsung saja menyuruh Mayra untuk keluar dari kelasnya. Tapi hukuman itulah yang ditunggu-tunggu oleh Mayra. Langsung saja dia keluar kelas dengan wajah sumringah dan tidak lupa melakukan kiss fly kepada sang pujaan hatinya, yang tak lain adalah Mahendra Regantara.

Tara menatap kepergian Mayra dengan ekspresi lega, karena dia benar-benar tidak menyukai gadis itu. Mayra hanyalah benalu baginya. Tidak ada satu hari pun kehidupannya di sekolah dihadapinya dengan tenang. Selalu saja ada sosok Mayra yang selalu menempel padanya dengan tidak tahu malu. Setidaknya Tara akan merasa tenang ketika gadis itu tidak ada di kelas. Seperti saat ini.

Lain halnya dengan Mayra. Walaupun dia suka dengan hukuman keluar dari kelas, tetapi tak dapat dipungkiri ia juga merasa sedih karena tidak bisa memandangi wajah rupawan dari lelaki yang duduk sebangku dengannya.

Mayra tak ingin menyia-nyiakan waktu luang yang sangat berharga ini. Ia pun berniat untuk mengisi perutnya yang sudah minta diisi sejak pagi tadi. Mayra turun ke lantai dasar dan berbelok ke kanan, ke arah kantin.

Ketika Mayra melirik ke arah kantin, senyuman licik Mayra terukir di wajah cantiknya itu. Di pojok kantin sebelah kiri, Mayra melihat Riska yang sedang duduk santai menikmati bakso. Ia pun langsung berjalan ke pojok kantin dan langsung menggebrak meja yang membuat si penghuni sangat terkejut.

"Masih bisa makan lo, setelah gue kasi pelajaran?"

Riska hanya dapat mematung tak memedulikan Mayra yang tepat berada di depannya. Dalam hatinya, terselip rasa takut kepada Mayra yang sudah terkenal dengan kekejamannya dan sikap nakalnya. Riska sebenarnya tidak tahu apa yang menyebabkan Mayra tadi pagi langsung menamparnya dan menjambak rambutnya. Seingatnya, ia tak melakukan satu pun kesalahan kepada Mayra sehingga ia pun membalas perlakuan Mayra kepadanya. Perkelahian tak bisa dielakkan dan beginilah pada akhirnya. Mereka berdua dihukum untuk keluar dari kelas.

"LO JANGAN DIAM AJA YA, MONYET!! Gue lagi ngomong sama lo." Riska langsung berdiri dan menatap Mayra dengan tajam. Begitu pula dengan Mayra.

"Lo punya masalah apa sama gue? Gue gak ada buat salah apapun sama lo dan tiba-tiba aja lo langsung nyerang gue. Dasar cewek barbar."

"Lo bilang lo gak ada salah? Lo ingat-ingat tadi pagi lo ngapain aja. Lo gak bisa ngehindar ya. Gue ngeliat dengan mata gue sendiri kalo lo ngedeketin Tara. Lo tau 'kan kalo Tara itu hanya milik gue dan kalian para cewek-cewek harus tau diri."

Ya. Riska tau bahwa cewek satu ini memang tergila-gila dengan Hendra. Hanya Mayra yang memanggil Mahendra Regantara dengan panggilan Tara. Perlu diketahui, ia tak bermaksud untuk mendekati Hendra. Tadi pagi Riska hanya terpeleset di tangga terakhir dan di situ ada Hendra yang langsung saja menolongnya. Riska yang merasa tidak salah pun langsung membela diri.

"Gue gak ada niatan untuk dekatin Tara lo itu ya. Dia itu hanya nolongin gue yang kepeleset di tangga. Lagian lo bukan siapa-siapanya Hendra. Sikap lo seolah-olah punya hubungan sama dia. Tapi nyatanya apa? Ditolak selama tiga tahun. Hah, gak punya urat malu ya?"

Kemarahannya sudah mencapai ubun-ubun. Tangannya terkepal kuat dan kejadian tadi pagi pun terulang kembali. Para penjual di kantin berusaha melerai dua siswi itu dan berakhir dengan Riska yang babak belur dan penampilan Mayra yang berantakan namun tak menyisakan luka di wajah ataupun tubuhnya.

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang