Chapter 12 Berhenti Sejenak ✔

445 157 69
                                    

Lelaki yang memiliki tubuh yang tinggi, wajah yang tampan dengan bibir tipis, hidung mancung, alis mata yang tebal dan juga bulu mata yang lentik. Dia mengenakan kemeja bergaris vertikal bewarna biru tua yang dipadukan dengan celana jeans hitam.

Berjalan santai sembari memegangi payung biru dan menyebrangi jalan yang tampak senggang di sore hari yang gerimis itu. Hanya beberapa langkah jaraknya sekarang dengan dua orang yang terdiam memandanginya dengan ekspresi berbeda, yaitu Mayra dengan ekspresi terkejutnya dan Tara dengan ekspresi bingungnya.

Lelaki itu sungguh bahagia karena dapat bertemu lagi dengan sosok gadis yang sudah sangat dirindukannya. Tapi tatapannya sekarang mengarah ke arah tangan mungil yang sedang digenggam oleh lelaki yang tidak dikenalnya.

“Mayra.” ucap lelaki itu dengan senyuman yang tidak pernah berubah dari dulu. Mempesona.

“Kak ...” Mayra masih tidak menyangka lelaki itu muncul kembali setelah sekian lama.

Dengan perlahan ia berjalan dan memeluk erat Mayra dengan tangan kanannya. Tara terkejut dengan adegan drama yang ada dihadapannya sekarang. Dan apalagi ini?! Mayra melepaskan tautan tangan mereka dan membalas pelukan lelaki itu.

Sadar akan hari yang masih meneteskan airnya, lelaki itu pun membawa Mayra ke depan ruko bewarna hijau muda sekadar untuk berteduh.  Begitu pula dengan Tara yang mengikuti mereka berdua untuk berteduh. Lebih tetapnya untuk memastikan sesuatu.

“Mayra, siapa dia?”

Siapa yang mengatakan itu? Tara? Atau lelaki itu? Ah jawaban kalian kurang tepat, karena mereka berdua mengatakan hal tersebut secara bersamaan.
Mayra yang ditanya seperti itu pun melepaskan pelukannya, tetapi tangannya malah asik melingkar di pinggang lelaki itu. Dan tentu saja membuat Tara emosi. Sedangkan Mayra seakan-akan lupa dengan semua kesedihan dan rasa sakitnya. Keceriaannya kembali seperti sedia kala.

"Tara, ini Kak Tara. Kak Tara, kenalin ini teman aku namanya Tara juga. Hehe,” ucap Mayra sambil sumringah. Tara yang mendengar penuturan "teman" pun merasa kesal. Apa maksudnya teman? Bukankah dia adalah segala-galanya bagi Mayra? Apa tidak ada kata-kata yang lebih baik daripada "teman"?

1 detik.

2 detik.

“APAAA?” teriak kedua lelaki itu serempak dan membuat Mayra menutup kedua telinganya.

“Ih kalian tuh ya. Nama boleh sama, tapi jangan nyiksa gue sama-sama.”

“Jadi sebenarnya dia itu siapa, My Queen? Kok tadi gue liat kalian pegangan tangan?”

'Siapa? Ah gue juga bingung sebenarnya.' Batin Mayra.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh Kak. D-dia hanya sebatas ... teman,” jawab Mayra yang akhirnya terdengar seperti lirihan, tapi tetap terdengar oleh kedua lelaki itu. Mayra teringat kembali dengan kejadian hari ini dan sukses membuat Mayra kembali sedih hingga ia memilih menunduk.

Tara lagi-lagi kesal dengan jawaban Mayra. “Apa maksud lo dengan sebatas teman?” ujarnya dengan sedikit emosi.

Mayra yang menunduk pun mengangkat kepalanya kembali dan menatap dengan dalam manik mata Tara. “Status gue memang hanya sebatas teman bagi lo.” Perkataan Mayra tepat menusuk ulu hati Tara dan membuat sang empunya hati terdiam seribu bahasa.

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang